INDONESIA KELUAR DAN KEMBALI KE PBB
INDONESIA KELUAR DAN KEMBALI KE PBB
Setelah Irian Barat berhasil direbut Indonesia melalui politik konfrontasi maka Presiden Soekarno bertindak lebih berani lagi menantang Blok Barat dan merangkul negara sosialis dan komunis terutama RRC sebagai contoh dari Nefos. Hal itu dilakukan untuk melawan tindakan Inggris yang mensponsori pembentukan Federasi Malaysia.
Soekarno menuduh tindakan Inggris tersebut sebagai bentuk dari neokolom (neo-kolonialisme) dan bertujuan untuk mengepung Indonesia sehingga tindakan Inggris membahayakan revolusi Indonesia yang masih belum selesai.
Tindakan Indonesia keluar dari PBB berlangsung dalam suasana konfrontasi dengan Malaysia. Ketika itu Malaysia menjadi calon kuat anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Pada akhir Desember 1964 Presiden Soekarno menegaskan ketidak setujuan Indonesia terhadap pencalonan Malaysia itu.
Penegasan itu disertai ancaman : apabila Malaysia diterima sebagai anggota Dewan Keamanan Indonesia akan keluar dari PBB. Ancaman itu ternyata terjadi kenyataan. Keluarnya Indonesia dari PBB diberitahukan secara resmi kepada Sekjen PBB U Thant melalui surat Menlu Dr. Soebandrio pada tanggal 7 Januari 1965.
Indonesia juga menulis surat kepada beberapa negara sahabat untuk menjelaskan sikap dan alasan tindakan yang telah diambil. Selanjutnya Indonesia ingin membentuk organisasi dunia tandingan yang menyatukan kekuatan Nefos yang anti kolonialisme dan imperialisme dan Indonesia menjadi penggagas Nefos merasa berkewajiban menggagalkan pembentukan Federasi Malaysia.
Usaha itu ingin dicapai melalui Conference of the New Emerging Forces (Conefo). Pada peringatan Hari Buruh tanggal 1 Mei 1965, Presiden Soekarno mengatakan bahwa Conefo perlu digalang sebagai ''Nasakom Internasional'' dan sebagai wadah dari semua kekuatan revolusioner.
Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 yang gagal telah menampilkan Jenderal Soeharto, pengemban Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), sebagai pendiri Orde Baru. Soeharto mengganti prioritas pembangunan yang menekankan ''politik'' dari Soekarno (Orde Lama) dengan ''ekonomi'' dalam rangka mengemban amanat penderitaan rakyat.
Politik luar negeri tidak lagi bersifat konfrontatif, dan Indonesia kembali menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1966. Indonesia juga melakukan normalisasi hubungan dengan Malaysia.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
- Perundingan Sjahrir - Van Mook Perjuangan Diplomasi
- Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB (28-9-1966)
- Konferensi tingkat tinggi gerakan non blok diselenggarakan di 13 negara
Post a Comment for "INDONESIA KELUAR DAN KEMBALI KE PBB"