Partai komunis Indonesia dan munculnya pengaruh Marxis
Partai komunis Indonesia dan munculnya pengaruh Marxis
Partai Komunis Indonesia yang secara resmi didirikan pada tanggal 23 Mei 1920 tidak dapat dipisahkan dengan munculnya pengaruh Marxis yang dibawa oleh H.J.F.M Sneevliet. Dia adalah seorang anggota SDAP (Sociaal Democratische Arbiderspartij) atau Partai Buruh Sosial Demokrat.
Sneevliet adalah seorang dari beberapa pegawai Belanda yang dikirim ke Indonesia. Pada mulanya dia tinggal di Surabaya sebagai staf direksi pada Soerabajaasch Handelsblad. Dalam perkembangan karirnya dia dipindahkan ke Semarang.
Kepindahannya ke Semarang sangat menguntungkan dirinya karena sebagai seorang tokoh sosialis banyak dapat berkiprah, mengingat di daerah ini sebagai pusat dari VSTP (Vereniging Van Spoor en Trameveg Personeel) yang merupaka serikat buruh yang sudah memiliki sistem organisasi yang mapan pada saat itu.
Dalam upaya untuk lebih mengkonkritkan ide-idenya, bersama beberapa sahabat seperti J.A Brans teder, H.W Dekker dan P.Bergsma pada tanggal 4 Mei 1914 berhasil mendirikan Indische Social Democratische Vereniging (ISDV). Organisasi ini tidak mendapatkan simpati sehingga tidak lama (1917) organisasi ini bubar.
Pada saat yang bersamaan dalam tubuh Sarekat Islam terjadi kemelut dimana pemerintah Hindia Belanda tidak memberikan Sarekat Islam badan hukum, akan tetapi justru memberikan pengakuan pada cabang-cabang Sarekat Islam.
Di samping itu adanya disiplin partai pada Sarekat Islam rupanya dimanfaatkan untuk mempengaruhi sebagian anggota Sarekat Islam ( SI Merah ) seperti Semaun. ISDV yang pada tanggal 20 Mei 1920 mengubah nama menjadi Partai Komunis Hindia yang pada bulan Desember 1920 diubah menjadi Partai Komunis Indonesia dengan pengurus terdiri dari Semaun (ketua), Darsono (wakil ketua) Bersgma (sekertaris) dan anggota pengurus yang terdiri dari Baars, Sugono serta Deeker sebagai bendahara.
Setelah partai Komunis Indonesia mengadakan kongres tahun 1924, ada usaha untuk membangun Sarekat Rakyat dengan membentuk Organisasi Pemuda dan Barisan Pemuda. Karena jumlah anggota intinya kecil akibatnya partai tidak mampu mengadakan kontrol dan tidak ada disiplin pada para anggotanya, hal ini terlihat adanya usaha teror yang dilakukan para anggotanya yang mengambil keputusan sendiri-sendiri terhadap instruksi dari Partai Komunis Indonesia.
Akibatnya timbul gerakan-gerakan ''ANTI KOMUNIS'' dikalangan masyarakat Islam yang fanatik (Marwati Djoenet Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, 1984, jilid V:207). Pada tanggal 13 Nopember 1926 Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di Jakarta disusul dengan tindakan kekerasan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pemberontakan ini sebenarnya suatu tindakan yang sangat sia-sia karena massa sama sekali tidak siap disamping organisasinya masih kacau. Dengan jalan pemberontakan ini Partai Komunis Indonesia telah mengorbankan ribuan orang yang telah dihasut untuk ikut serta dalam pemberontakan itu, sehingga terjadi penangkapan dan pengasingan ke Tanah Merah, Digul Atas Irian Jaya.
Bahkan akibat buruk lainnya yang menimpa perjuangan bangsa kita sebagai akibat petualangan Partai Komunis Indonesia ini adalah berupa penindasan yang luar biasa terhadap kaum pergerakan sehingga sama sekali tidak dapat bergerak.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Post a Comment for "Partai komunis Indonesia dan munculnya pengaruh Marxis"