Persiapan RI Merdeka 17-8-1945
Persiapan RI Merdeka 17-8-1945
Kemerdekaan adalah suatu ide, cita-cita, tujuan bagi setiap bangsa di muka bumi ini. Begitu juga Indonesia, bagi Indonesia paling tidak cita-cita sebagai negara merdeka sudah ada sejak Jaman Pergerakan tahun 1908. Tidak pernah terbayangkan kapan, siapa dan peristiwa apa yang akan mengawali sehingga mengantarkan Indonesia sebagai negara yang merdeka.
Kondisi Jepang sejak awal tahun 1944 dalam menghadapi Sekutu dalam perang Asia Timur Raya semakin lemah, nampaknya tidak terduga oleh Jepang mengingat sebelumnya pernah mengalahkan Rusia pada tahun 1905. Kemenangan ini ternyata dapat meningkatkan derajat bangsa kulit berwarna, termasuk Indonesia
Bahwa bangsa kulit putih dapat dikalahkan, bukan lagi sebagai bangsa yang superior, sebaliknya bangsa kulit yang berwarna bukanlah dianggap lebih rendah infeiur. Pada bulan Juli 1944 Pulau Saipan yang sangat strategis bagi Jepang jatuh ketangan Amerika.
Ini berarti tembuslah garis pertahanan Jepang dikepulauan Mariana. Pulau ini terletak di jalan perairan antara Jepang dan Indonesia, akibatnya Jepang tidak lagi dapat menyedot bahan-bahan yang vital dari Indonesia yang oleh Amerika dinamakan sebagai Harta Karun dari Asia .
Kondisi ini ternyata menjadi awal untuk mengantarkan Indonesia sebagai negara yang merdeka. Ini bukan berarti kemerdekaan yang kita peroleh adalah hadiah dari Jepang, tetapi pantas disyukuri karena kondisi tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pejuang Indonesia dalam rangka mencapai kemerdekaan.
Andaipun ada pejuang, kalau tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, tidak mungkin kemerdekaan tercapai pada saat itu. Nampaknya pengalaman berpolitik melalui organisasi yang pernah ada pada Jaman Pergerakan dan pada masa Pendudukan Jepang sangat membantu dalam memanfaatkan peluang yang baik itu.
Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jepang Kuniaki Kaiso dalam sidang Parlemen Jepang (Teikoku Gikei) ke-85 di Tokyo mengumumkan tentang pendirian pemerintahan Kerajaan Jepang, bahwa daerah Hindia Timur (To-Indo) diperkenankan merdeka kelak dikemudian hari .
Ini berarti janji kemerdekaan tersebut tidak mungkin ada kalau kondisi Jepang masih tetap berjaya dalam Perang Asia Timur Raya. Disinilah terlihat strategi politik dari kedua belah pihak (Indonesia -Jepang) bahwa akal dihadapi dengan akal. Sementara itu pihak angkatan laut Jepang masih tetap menentang sikap usaha untuk memajukan nasionalisme di wilayah kekuasaannya.
Seorang perwira angkatan laut yang luar biasa yang ditempatkan di Jawa melakukan peranan yang aktif. Laksamana Madya Maeda bertugas menangani kantor penghubung angkatan darat angkatan laut di Jakarta. Dia dianggap mempunyai pandangan yang maju mengenai nasionalisme Indonesia.
Dia mulai menggunakan dana angkatan laut untuk membiayai perjalanan pidato keliling Soekarno-Hatta, bahkan mengirim mereka ke Makasar pada bulan April 1945, ke Bali dan Banjarmasin pada bulan Juli 1945. Perilaku ini perlu dicermati sebagai langkah politik Jepang untuk menarik simpati golongan nasionalisme Indonesia, mengingat kondisinya dalam menghadapi pihak Sekutu sudah semakin lemah.
Menanamkan kesan baik terhadap Soekarno-Hatta suatu keharusan politik dalam rangka merendam kesan kelemahan Jepang di hadapan Sekutu. Atau paling tidak kemerdekaan yang akan diperoleh Indonesia tidak meninggalkan kesan jelek kemudian hari terhadap Jepang.
Sebagai realisasi dari janji Jepang dan bahkan dapat dikatakan sebagai langkah yang berani, maka pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang melalui Letnan Jenderal Harada Kumakichi mengumumkan akan didirikannya Dokuritsu Zyunbi Tyosakai.
Badan ini mempelajari, mempersiapkan dan melengkapi Indonesia akan menjadi negara yang merdeka, yang pada saat itu syarat minimal sudah dimiliki yaitu wilayah dan penduduk. Badan ini baru didirikan pada tanggal 29 April 1945 yang dikenal dengan nama Badan Penyidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Sebagai ketuanya adalah Dr. Radjiman Wediodiningrat, wakil ketua Ichibangase dan Suroso dengan anggota berjumlah enam puluh orang. Pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Letnan Jenderal Harada Kumakichi. Kekalahan Jepang dalam perang Asia Timur Raya ternyata memberikan dampak yang besar bagi Indonesia.
Kekalahan ini menyebabkan munculnya kebijakan-kebijakan terkait dengan akan dibentuknya Indonesia sebagai negara yang merdeka melalui langkah-langkah yang akan dilakukan oleh PBUPKI. Kekalahan Jepang menyebabkan semakin munculnya sifat ketidaksabaran bangsa Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan dengan memanfaatkan waktu yang dianggap tepat tersebut.
Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945 yang akhirnya bermuara pada Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Post a Comment for "Persiapan RI Merdeka 17-8-1945"