Domination et Colonisation menulis dengan terang-terangan
Domination et Colonisation menulis dengan terang-terangan
Kepentingan kaum Bumiputera tentu saja bisa jatuh sama dengan kepentingan kaum yang menjajahkan, tetapi ini adalah pertemuan yang jarang sekali terjadi. Biasanya kepentingan-kepentingan itu adalah tabrakan satu sama lain.
Faham ''penjajahan'' dan ''perkosaan'' atau setidak-tidaknya ''paksaan'' adalah bergandengan satu sama lain. Perkosaan ini, menurut tempat, keadaan, dan tingkah-laku, bisalah menjadi lebih atau kurang keras atau lunak, terang-terangan, atau tertutup, tetapi perkosaan itu tak pernahlah bisa dihilangkan samasekali. Pada hari perkosaan itu hilang maka hilanglah juga segala penjajahan adanya.
Adakah pengakuan yang lebih terang-terangan, adakah ketulusan hati yang lebih tulus? Bahwa sesungguhnya kita tidaklah berdiri sendiri kalau kita mengatakan bahwa oleh adanya pertentangan kepentingan itu, tiap-tiap sistim atau aturan kolonial adanya diterima dan dihormati rakyat jajahan itu ialah hanya karena mereka terpaksa yakni tidak dengan puas hati tidak dengan rendah hati, tidak dengan kemufakatan yang sebenar-benarnya, tidak dengan persetujuan yang sepenuh-penuhnya.
Oleh karena itulah, Tuan-tuan Hakim, maka tidak ada satu rakyat negeri jajahan yang tidak ingin merdeka, tidak ada satu rakyat jajahan yang tak mengharap-harapkan datangnya hari kebebasan. Jika kalau Partai Nasional Indonesia mendengung-dengungkan semboyan ''naar de politik mach'' itu, jika kalau Partai Nasional Indonesia mengkobar-kobarkan nafsu ingin merdeka itu maka ia hanyalah mengemukakan cita-cita umum belaka.
Kemerdekaan adalah syarat yang amat penting baginya untuk bisa memusuhi dan memberhentikan imperialisme itu dengan seleluas-leluasnya. Kemerdekaan adalah pula syarat yang amat penting bagi pembaikan kembali segala susunan pergaulan hidup sesuatu negeri bekas jajahan, sesuatu syarat yang amat penting bagi nationale reconstructienya.
Ia, kemerdekaan adalah syarat yang amat penting bagi kesempurnaan rumah tangganya tiap-tiap negeri, tiap-tiap bangsa, baik bangsa Timur maupun bangsa Barat, baik bangsa kulit berwarna maupun bangsa kulit putih. Tiada satu bangsa bisa mencapai kebesaran zonder kemerdekaan nasional, tidak ada satu negeri bisa menjadi teguh dan kuasa umpama ia tidak merdeka.
Sebaliknya tiada satu negeri jajahan yang bisa mencapai keluhuran, tiada satu negeri koloni yang bisa mencapai kebesaran itu. Oleh karena itu, maka tiap-tiap bangsa jajahan adalah ingin kemerdekaan itu, ingin supaya lantas bisa mencapai kebesaran itu.
Tiap-tiap rakyat yang tak merdeka, tiap-tiap rakyat dus tak bisa dan tak boleh mengatur rumah tangga sendiri secara kepentingan dan kebahagiaan sendiri, adalah hidup didalam hawa yang tak kejam, yakni hidup didalam hawa yang kami sebutkan tadi, hidup didalam suatu ''permanente onrust'' yang tersebutkan oleh tabrakannya daya-daya yang aan elkaar-tegengesteld itu, suatu keadaan yang tidak boleh tidak lantas menimbulkanlah pula keinginan keras akan hilangnya pertentangan-pertentangan itu, yakni keinginan keras akan berhentinya ketidak merdekaan itu tadi adanya.
Dari Maroko sampai Philipina, dari Korea sampai Indonesia, melancar-lancar kemana-mana melalui gunung dan samudra, terdengarlah suara yang memanggil-manggil kemerdekaan itu, bukan saja dari meulutnya rakyat-rakyat yang baru saja merasakan pengaruhnya imperialisme, tetapi juga, ia malahan terutama, dari mulutnya bangsa-bangsa yang sudah berabad-abadan tak menerima cahanya matahari kebesaran.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Post a Comment for "Domination et Colonisation menulis dengan terang-terangan"