Politik Macht (sosial & sejarah)
Politik Macht (sosial & sejarah)
Welnu, buat sesuatu rakyat jajahan, buat sesuatu rakyat yang dibawah imperialisme bangsa lain, hakekatnya perkara sepanjang keyakinan kami tidaklah lain. Buat sesuatu rakyat yang dibencanai oleh imperialisme buat usahanya rakyat itu melawan bencananya imperialisme itu, perlu sekali pula ''politik macht'' dicapainya. Buat rakyat yang demikian itu maka kalimat tadi itu mendapatlah variatie :
Rakyat jajahan hanyalah bisa mengalahkan perlawanannya kaum imperialisme terhadap kepada usaha memperbaiki lagi semua susunan pergaulan hidupnya, dengan mengambil kekuasaan pemerintahan yakni dengan mengambil politik macht.
Dan apakah artinya ''politik macht'' bagi sesuatu rakyat jajahan ? Apakah artinya ''kekuasaan pemerintahan'' apakah artinya ''mencapai kekuasaan-pemerintahan'' bagi sesuatu rakyat kolonial? Mencapai politik macht bagi sesuatu rakyat kolonial adalah berarti mencapai nationale-regeering, mencapai kemerdekaan nasional, mencapai hak untuk mengadakan wet-wet sendiri, mengadakan aturan-aturan sendiri, mengadakan pemerintahan sendiri.
Nah, Partai Nasional Indonesia ingin melihat rakyat Indonesia bisa mencapai politik macht itu, Partai Nasional Indonesia tidak tedeng aling-aling mengambil kemerdekaan nasional itu sebagai maksudnya yang tertentu. Partai Nasional Indonesia mengerti atau lebih benar : kami mengerti, bahwa mengejar politik macht en dus mengejar kemerdekaan nasional itu, adalah consequentie dan voorwaarde, buntut dan syarat, bagi perjuangan kontra imperialisme itu adanya.
Sebagai di negeri Barat kaum kapitalis mengusahakan politik machtnya mempengaruhi rumah tangganya staat menurut mereka punya kepentingan, sebagaimana kaum kapitalis itu mengusahakan politik machtnya untuk mengadakan aturan-aturan rumah tangga staat yang menguntungkan mereka punya kepentingan dan meniadakan aturan-aturan yang merugikan mereka punya belang, sebagaimana kaum kapitalis itu mengusahakan mereka punya politik macht untuk menjaga dan memeliharakan kapitalisme.
Maka di sesuatu negeri jajahan kaum imperialis adalah mengusahakan politik machtnya pula untuk mempengaruhi rumah-tangganya staat menurut mereka punya kepentingan yakni menurut kepentingan stelsel imperialisme.
Oleh karena pengaruh itu, maka hampir tiap-tiap aturan yang penting didalam sesuatu negeri jajahan lantas adalah bersifat menguntungkan kepentingannya kaum imperialisme itu, sesuai dengan belangnya kaum imperialisme itu.
Hampir tiap-tiap aturan yang penting didalam sesuatu negeri jajahan adalah lantas bersifat untuk penjajahan itu, untuk imperialisme itu. Oleh sebab itu, maka selama sesuatu negeri masih bersifat koloni, ia lebih jauh lagi : selama sesuatu negeri masih bersifat ''protectoraat'' ataupun ''mandaatgebied'', pendek kata selama sesuatu negeri masih belum sama sekali leluasa mengadakan aturan-aturan rumah tangga sendiri.
Maka sebagian atau segenap aturan-aturan rumah tangganya adalah mempunyai ''cap'' yang imperialismtis adanya. Artinya : selama rakyat belum mencapai politik macht atas negeri sendiri maka sebagian atau segenap dari ia punya syarat-syarat hidup baik yang ekonomi maupun yang sosial maupun yang politik adalah diperuntukkan bagi kepentingan-kepentingan yang bukan kepentingannya, bahkan bertentangan dengan kepentingannya.
Ia adalah seolah-olah terikat kaki dan tangannya tak bisa leluasa berjuang memusuhi daya-dayanya imperialisme yang membencanai kepadanya tak bisa leluasa berjuang menghalang-halangi yang syarat-syarat hidupnya adalah diperuntukkan bagi kepentingan pihak lain bisa leluasa berusaha memperuntukkan syarat-syarat hidupnya itu bagi perikehidupan ekonominya sendiri, perikehidupan sosialnya sendiri, perikehidupan politiknya sendiri, perikehidupan kultuurnya.
Rakyat kolonial adalah rakyat yang tak bisa ''menemukan diri sendiri'' suatu rakyat yang tak bisa berada ''zichzelf'', suatu rakyat yang hampir semua apa-apanya kena ''cap'' yang imperialistik itu, ''cap'' yang terjadinya ialah oleh pengaruh besar daripada kaum imperialisme adanya.
Tidak adalah persamaan kepentingan antara kaum imperialisme dan kaum yang dibawah imperialisme; tidak adalah belangengemeenschap antara dua pihak itu. Antara dua pihak itu adalah pertentangan kepentingan, adalah pertentangan kebutuhan, adalah tegenstelling van belangen, adalah conflict van behoeften.
Semua kepentingannya kaum imperialisme baik yang ekonomi maupun yang sosial, baik yang politik maupun yang kultureel umumnya, semua kepentingannya kaum imperialisme itu adalah bertentangan, tegengesteld pada kepentingannya Bumiputera.
Kaum Imperialisme sebisa-bisa mau meneruskan adaya kolonisasi Bumiputera sebisa-bisa mau memberhentikan kolonisasi itu. Aturan-aturan yang diadakan dibawah pengaruh kaum imperialisme adalah dus bertentangan dengan kepentingannya Bumiputera itu adanya.
En toch, Bumiputera menerima saja aturan-aturan itu? toch Bumiputera menghormati aturan-aturan itu ? O memang, Bumiputera menerima saja aturan-aturan itu, Bumiputera menghormati aturan-aturan itu. Tetapi mereka menerimanya dan menghormatinya itu, ialah hanya oleh karena Bumiputera kalah, hanya oleh karena Bumiputera terpaksa menerimanya dan terpaksa menghormatinya.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
- Kata-kata Karl Kautsky
- Pemimpin Irland, Michael Davit
- Domination et Colonisation menulis dengan terang-terangan
- Kata-kata Prof. Snouk Hurgronje
- Dalam buku Okakura
- Tulisan Jules Harmand tentang penjajahan
- Perkataan De Stuw
- Mr. Sartono dalam Bintang-Timur Hollandsche
- Politik Gouverneur-generaal Fock
- Sifat P.N.I dan P.E.B.
Post a Comment for "Politik Macht (sosial & sejarah)"