Tulisan Jules Harmand tentang penjajahan
Tulisan Jules Harmand tentang penjajahan
Selamat datang Saudara-saudara masih berjumpa lagi dengan saya ..........Saya akan meneruskan cerita lagi tentang tragedi sosial & sejarah ini membahas tentang penulis-penulis penjajahan di negara-negara seorang penulis itu dari berbagai negara untuk mengulas sejarah penjajahan.
Sekalipun sudah berabad-abadan mereka menjajah, maka piciklah kaum pertuanan itu kalau mereka adalah dicintai butalah mereka kalau mereka menyangka, bahwa pergaulan hidup yang mereka jajahkan itu suka memikul penjajahannya dengan rasa yang senang hati.
Bagaimanapun juga lemahnya atau merosotnya kaum yang dijajahkan itu, bagaimanapun juga biadabnya, bagaimanapun juga lalimnya mereka punya kepala-kepala sendiri, atau sebaliknya, bagaimanapun juga sopannya mereka punya adat-istiadat dan bagaimanapun juga tigginya mereka punya kepandaian, mereka selamanya akan memandanglah perginya hapusnya pemerintahan asing itu sebagai suatu pelepasan belenggu.
Mengertilah orang sekarang apa sebabnya Prabu Jayabaya yang menujukan kemerdekaan itu, terus hidup saja berabad-abadan didalam hati rakyat? Mengertilah orang sekarang, apa sebabnya didalam tiap-tiap surat kabar Indonesia, didalam tiap-tiap vergadering bangsa Indonesia juga kalau kami disebutkan ''penghasut'' tidak menghadirinya.
Sebentar-sebentar terbaca atau terdengar perkataan ''merdeka'' ? Mengertilah orang sekarang apa sebabnya sampai partai-partai politik yang paling sabar atau gematikpun, misalnya Budi Utomo dan Pasundan yang toch terang sekali bukan perkumpulan kaum ''penghasut'' juga sama mengambil cita-cita Indonesia Merdeka, sebagaimana disyaratkan bagi diterimanya menjadi anggota P.P.P.K.I.
Partai Nasional Indonesia hanyalah lebih terang mengemukakan cita-cita itu; Partai Nasional Indonesia hanyalah lebih tentu mengutamakan kemerdekaan nasional itu, menjunjung kemerdekaan nasional itu dari gevolg dijadikan voorwaarde yang amat penting bagi pembaikan kembali semua susunan pergaulan hidup Indonesia yang sekarang kocar-kacir ini, dan bagi bisa berhasilnya perjuangan memberhentikan imperialisme itu.
Sebab, sebagai yang kami terangkan tadi, Partai Nasional Indonesia adalah
Mengambil soal kolonial itu didalam hakekat yang sedalam-dalamnya mengambil soal kolonial itu terus kedalam pokok-pokoknya mengambil soal kolonial itu didalam filsafatnya yang sebenar-benarnya, yakni filsafat, kami ulangkan lagi, bahwa didalam tiap-tiap kolonial sistem adalah pertentangan kepentingan antara kaum imperialisme dan kaum Bumiputera ; bahwa didalam tiap-tiap kolonial sistem umumnya keadaan-keadaan adalah dipengaruhi di ''capkan'' diperuntukkan bagi kepentingan-kepentingan imperialistis; bahwa dus didalam koloial sistem mana juga kepentingan Bumiputera tak bisa dapat terpelihara sesempurna-sempurnanya.
Juga didalam keyakinan ini maka Partai Nasional Indonesia tidak berdiri sendiri. Juga didalam keyakinan ini maka Partai Nasional Indonesia adalah mendapat pembenaran didalam ujar-ujarannya pemimpin-pemimpin besar di negeri-negeri lain.
Jika kalau Mustapha Kamil dari Mesir menulis bahwa ''sesuatu bangsa yang tak merdeka sebenarnya adalah suatu bangsa yang tak hidup''. Jika kalau Manuel Quezon dari Philipina berkata bahwa ''lebih baik zonder Amerika ke Neraka daripada dengan Amerika ke Surga''.
Jika kalau Patrick Henry dari Amerika dulu berteriak ''Kasihkanlah padaku kemerdekaan, atau kasihkanlah padaku maut samasekali'', maka itu bukanlah jeritnya budi pekerti yang ''panas'' belaka, tetapi didalam hakekatnya mereka tidak lain daripada mengutamakan kemerdekaan nasional itu.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Post a Comment for "Tulisan Jules Harmand tentang penjajahan"