Kronologis perang dunia II (1939-1945)
Kronologis perang dunia II (1939-1945)
1. Munculnya negara-negara fasis.
Pembahasan tentang Perang Dunia II perlu diawali dari pembahasan tentang munculnya negara-negara fasis. Negara fasis artinya negara yang menganut fasisme, yaitu paham yang mendudukkan kepentingan negara di atas segalanya. Oleh karena sangat mengutamakan kepentingan negara, maka fasisme bersifat antidemokrasi, mengabaikan hak pribadi, dan cenderung melahirkan pemimpin yang otoriter.
Negara-negara fasis juga mengembangkan nasionalisme yang sempit (chauvinist), yaitu perasaan kebangsaan yang diikuti dengan sikap merendahkan bangsa lain. Setelah Perang Dunia I, Itali, Jerman, dan Jepang tumbuh sebagai negara fasis.
Itali di bawah Benito Mussolini, Jerman di bawah Adolf Hitler, dan Jepang di bawah Perdana Menteri Hideki Tojo. Apa kaitan antara munculnya negara-negara fasis dengan terjadinya Perang Dunia II? Tampilnya Itali, Jerman, dan Jepang sebagai negara fasis sangat berpengaruh terhadap terjadinya Perang Dunia II. Mengapa demikian ?
a. Fasisme Itali di bawah Mussolini.
Mengapa Italia menjadi negara fasis ? Dalam Perang Dunia I, Itali sebenarnya termasuk negara pemenang. Akan tetapi, keadaan ekonomi Itali setelah perang sangat buruk. Kemelaratan meraja lela dimana-mana. Dalam kondisi demikian meletus pemberontakan komunis, sehingga makin memburuk keadaan.
Di tengah-tengah kesulitan tersebut, tampillah tokoh berpaham fasis, Benito Mussolini. Ia bercita-cita memperbaiki kehidupan bangsa Italia dengan perbuatan nyata. Pada tahun 1919 Mussolini mendirikan Partai Fasci Italiani yang kemudian disebut Partai Fasis.
Untuk mengatasi pemberontakan komunis, Mussolini menghimpun fasci (pasukan sukarela). Pada tahun 1921 dengan dibantu orang-orang bermodal, Mussolini berhasil memadamkan gerakan buruh di Italia Utara. Pada pemilu tahun 1923, Partai Fasis memperoleh kemenangan. Berawal dari kemenangan tersebut, maka Mussolini berkesempatan tampil sebagai penguasa tunggal di Italia dan menerapkan fasisme dalam pemerintahan.
Mengapa paham fasis berkembang di Italia ?
1). Kenangan kejayaan masa lalu, yaitu zaman Romanum Imperium (Romawi). Kala itu bangsa Romawi memiliki kerajaan dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas.
2). Kehidupan sosial ekonomi yang sangat buruk sehingga menimbulkan ketidakpuasan masyarakat.
3). Sistem pemerintahan yang dianggap tidak sesuai, kaum fasis menghendaki sistem terpimpin.
Pada tahun 1925, setelah merasa kuat, Mussolini menyerbu Kota Roma dan berhasil membunuh Raja Vector Emanuel. Pada tahun itu pula Mussolini membubarkan Partai Komunis dan Partai Sosialis. Dengan demikian Mussolini dapat berkuasa penuh di Italia.
Sebagai seorang diktator, Mussolini sangat membenci ajaran liberalisme yang berciri khas demokrasi. Ia juga sangat membenci ajaran komunis dan sosialis. Ia berpendapat bahwa liberalisme dan komunisme merupakan penghambat bagi kemajuan Italia untuk kembali ke masa kejayaannya. Untuk mewujudkan cita-citanya Mussolini segera mengambil tindakan-tindakan penting, antara lain, sebagai berikut :
1). Menghapus kebebasan bersuara, berpendapat, berpikir, dan berpolitik.
2). Menetapkan bahwa hak dan kewajiban warga negara ditentukan oleh pemerintah, bukan rakyat seperti dalam demokrasi.
3). Mengembangkan keyakinan bahwa cita-cita kebesaran Italia hanya dapat dicapai dengan kekuasaan yang besar dan tidak terbatas.
4). Mengadakan perjanjian politik dengan Bapa Suci di Lateran pada tahun 1929. Isinya bahwa Bapa Suci berdaulat atas kota suci Vatikan, dan sebaliknya Bapa Suci mengakui kedaulatan negeri Italia yang berpusat di Kota Roma.
5). Bercita-cita untuk mewujudkan Italia Irredenta, yaitu menguasai daerah-daerah Italia, seperti Savoya, Nizza, dan Corsic, serta membebaskan Tunisia dari kekuasaan Prancis.
6). Merebut Abessinia pada tahun 1934.
7). Berupaya menguasai Laut Tengah dalam rangka mewujudkan Italia Irredenta.
Untuk memperkuat kedudukannya Mussolini menjalin hubungan dengan Jerman sebagai teman sepaham. Hal ini dilakukan dalam usaha memperkuat kekuasaannya dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan.
b. Naziisme Jerman di bawah Adolf Hitler.
Fasisme Jerman bersumber dari keberadaan Partai NAZI. Oleh karena itu, fasisme Jerman juga disebut Naziisme. Naziisme juga mendudukkan kepentingan negara di atas segalanya. Di samping itu, NAZI sangat membanggakan ras Nordic sebagai ras yang paling unggul.
Dengan demikian paham NAZI mengembangkan nasionalisme yang sempit (chauvinis), dengan membanggakan ras bangsa sendiri dan memandang rendah ras bangsa lain. Munculnya Partai NAZI diawali dengan pembentukan Partai Buruh Jerman (Deutsche Arbeiter Partij) oleh Adolf Hitler pada tahun 1919. Partai Buruh Jerman kemudian berubah menjadi National Sozialische Deutsche Arbeiter Partij (NSDAP) atau yang lebih dikenal sebagai Partai NAZI.
Faktor-faktor apa sajakah yang mendorong lahirnya NAZI Jerman :
1). Kenangan kejayaan masa lalu.
2). Kesulitan ekonomi yang melanda Jerman menimbulkan ketidakpuasan terhadap pemerintah.
3). Sistem pemerintahan yang dianggap lemah, sehingga tidak mampu membangkitkan kembali harga diri bangsa Jerman.
Paham NAZI Jerman didasarkan pada buku karya Hitler yang berjudul Mein Kampf (Perjuangan Saya). Buku karya Hitler tersebut memuat ajaran-ajaran sebagai berikut :
1). Nasionalisme yang bersumber pada kebangsaan.
2). Kepentingan umum berada di atas kepentingan pribadi dan kepentingan negara berada di atas segala-galanya.
3). Bangsa Jerman merupakan bangsa terhormat, tertinggi derajatnya dan harus memerintah semua bangsa.
Dalam buku Mein Kampf juga disebutkan bahwa Hitler bermaksud menghancurkan republik, melenyapkan demokrasi, dan menyapu bersih serikat-serikat kerja komunis dengan menempatkan diri sebagai fuhrer (diktator tertinggi di Jerman).
Dalam Perang Dunia I, Jerman mengalami kekalahan total. Kekalahannya dalam Perang Dunia I ini membuat kondisi sosial ekonomi Jerman sangat buruk. Hal ini diperparah dengan terjadinya Perang Dunia I. Hitler juga memiliki keinginan yang kuat untuk membalas dendam terhadap negara-negara yang menghina Jerman melalui Perjanjian Versailles.
Untuk mewujudkan ambisi tersebut Hitler menempuh upaya sebagai berikut :
1. Menghapus sistem negara bagian.
2. Tampil sebagai diktator dan meletakkan kekuasaan secara mutlak di tangannya.
3. Mengorbankan semangat anti Yahudi.
4. Membangun angkatan perang yang kuat.
5. Tidak mengakui Perjanjian Versailles dan keluar dari LBB.
6. Memperkuat dukungan rakyat terhadap Partai NAZI.
7. Menghapus semua hak berbicara, menulis, berpikir, berpendapat, dan digantikan dengan sistem komando yang berada di tangan fuhrer.
8. Mencabut hak-hak sipil rakyat sebagai hak perorangan dan diganti dengan hak kemasyarakatan untuk kepentingan negara.
9. Mengadakan pembersihan terhadap orang-orang Yahudi.
10. Membunuh siapa saja yang dianggap lawan termasuk orang-orang komunis.
Untuk melebarkan kekuasaannya sebagai fuhrer, Hitler segera melaksanakan politik ekspansi perluasan wilayah sebagai berikut :
1. Pada tahun 1934, ia mengirimkan pasukannya ke Austria dan berhasil membunuh Raja Austria. Akan tetapi, usaha untuk menguasai Austria menemui kegagalan karena Austria mendapat bantuan Mussolini dari Italia.
2. Pada tahun 1936, ia mengirim tentara ke Spanyol dan berhasil menduduki Lembah Rhein.
3. Pada tahun 1938, ia berhasil menaklukkan Austria setelah mengadakan perjanjian damai dengan Mussolini.
4. Pada tahun 1938, ia berhasil menduduki Cekoslowakia.
Dengan serangkaian keberhasilan itu, maka cita-cita Hitler untuk menjadi orang kuat di dunia ini menjadi kenyataan. Ini sedikit informasi yang saya sampaikan tentang sejarah Perang Dunia yang sampai sekarang menjadi misteri di sejarah kita yang selalu kita ingin mengetahui bagaimana kehidupan masa lampau.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Post a Comment for "Kronologis perang dunia II (1939-1945)"