Socialist Cramer 10 Juni 1925.
Socialist Cramer 10 Juni 1925.
Pada tanggal 10 Juni 1925 Socialist Cramer berkata dalam Tweede-Kamer : ''Walaupun diselimuti oleh kata-kata manis yang bagaimana juga maka ternyatalah disini dengan senyata-nyatanya bahwa kepentingan-kepentingan Belanda atau lebih benar : kepentingan-kepentingan modal besar, senantiasa lebih dulu diperhatikan kepentingan rakyat Hindia barulah datang ditempatyang kedua, ketiga atau keempat.
Tuan Voorzitter!
Rakyat Hindia tentu tak seorang telah mengambil pengajaran yang satu-satunya dari pada hal ini yakni bahwa mereka tak bisa dan tak haruslah mengharap suatu apa daripada Kamer yang demikian ini susunannya dan bahwa mereka bilamana mereka mencapai suatu apa haruslah menghadapkan kekuasaan kepada kekuasaan.
Sebab tidakkah soal matang atau belum matang buat ikut memerintah itu, terutama sekali ialah soal kekuasaan. Kekuasaan dihadapkan kepada kekuasaan macht tegenover macht, begitulah nasehatnya Cramer.
En toch........Cramer bukan bolsheviek, Cramer bukan socialist-kiri! Cramer bukan orang yang mau main bedil-bedilan atau bom-boman, bukan orang yang mau membahayai keamanan umum bukan orang yang mau menyerang atau merubuhkan gezag.
Cramer adalah socialist yang kutuk seorang rehtschapen burger, anggota opposisi-partij S.D.A.P. yang aman itu! Bahwasanya; machtsvormingnya sesuatu partai perlawanan tidaklah selamanya harus machtsvorming yang melintasi lingkungan hukum.
Sebagaimana S.D.A.P. dengan jalan machtsvorming yang halal itu dari suatu grup kecil yang dihina-hina dan dimaki-maki bisa menjadi suatu macht yang ditakuti orang karena sekarang mempengaruhi orang ratusan ribu; sebagai S.D.A.P. itu dengan menggerakkan puluhan ribu kaum rakyat dengan mendirikan serikat-serikat kaum buruh dengan mengadakan cooperatie-cooperatie, dengan mengeluarkan berpuluh-puluh surat kabar.
Bisa mendesak dan memaksa kepada musuhnya mengadakan concessie-concessie yang berharga : sebagai S.D.A.P. atau kaum buruh di Eropa-Barat dengan machtsvorming yang maha hebat tetapi halal itu mau mencapai politik macht dan lantas memberhentikan kapitalisme, P.N.I. dengan jalan machtsvorming pula ingin menjadi macht yang ditakuti yang akhirnya bisa menuntun rakyat Indonesia keatas politik macht juga, politik macht, kemerdekaan, yang menurut penglihatan kami adalah syarat yang terpenting untuk memberhentikan imperialisme sama sekali.
Mencapai politik macht mendatangkan Indonesia Merdeka! ya, mendatangkan Indonesia Merdeka! dus P.N.I. mau berontak kalau kemerdekaan itu tidak dikasihkan! begitulah orang bisa berkata. Aneh benar ''logika'' yang demikian ini.
Kalau memang benar logika yang demikian itu orang lantas boleh melogikakan pula dus P.S.I. yang bercita-cita pemerintahan Islam itu, juga mau berontak atau orang boleh me-logika-kan pula dus Budi Utomo, dus Pasundan, dus Kaum Betawi, dus Sarekat Madura, dus semua anggota P.P.P.K.I. yang juga mau mendatangkan kemerdekaan itu juga mau membikin huru-hara yang orang boleh me-logika-kan pula : dus S.D.A.P., dus I.S.D.P., dus Albarda c.s. dan Stokvis c.s. yang bersemboyan ''naar de politieke macht!, weg met het kapitalisme!'' itu juga mau mengamuk dengan bom dan dinamit.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
- Tahap-tahapan peristiwa G 30 S/PKI
- Tindak lanjut pelaksanaan dekret Presiden 5 Juli 1959.
- Kabinet Ali Sastroamijoyo II dilantik 24 Maret 1955
- Latar belakang terbentuknya NKRI (17-8-1950).
- Dewan Keamanan PBB dan Konferensi Asia.
- Peran PBB dalam konflik Indonesia-Belanda.
- Keputusan perundingan renville (17-1-1948).
- Akibat serangan umum Belanda (1 Maret 1949).
- Akhir Perang Dunia II di Eropa dan Asia Pasifik.
Post a Comment for "Socialist Cramer 10 Juni 1925."