Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dewan Keamanan PBB dan Konferensi Asia.

Dewan Keamanan PBB dan Konferensi Asia.

a. Resolusi Dewan Keamanan PBB.

Belanda banyak menerima kecaman di PBB atas tindakannya melancarkan agresi militer II yang sekaligus juga merupakan pelanggaran terhadap isi Perundingan Renville. Dalam menanggapi kecaman itu, Belanda tetap berpegang teguh pada alasan bahwa masalah di Indonesia merupakan masalah dalam negeri Belanda.

Namun pernyataan ini dibantah oleh wakil Indonesia di DK PBB, bahwa masalah Indonesia merupakan masalah dua negara berdaulat, yaitu Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda. Pada tanggal 28 Januari 1948, DK PBB kembali mengeluarkan resolusi yang isinya sebagai berikut :

a. Penghentian semua operasi militer oleh Belanda dan penghentian aktivitas gerilya oleh Republik, kedua pihak harus bekerja sama untuk mengadakan perdamaian kembali.
b. Pembebasan dengan segera dengan tidak bersyarat semua tahanan politik di dalam daerah Republik oleh Belanda semenjak tanggal 19 Desember 1949.
c. Belanda harus memberi kesempatan kepada pemimpin-pemimpin RI untuk kembali ke Yogyakarta.
d. Perundingan-perundingan akan dilaksanakan dalam waktu secepat-cepatnya.
e. Komisi Tiga Negara diganti namanya menjadi Komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI (United Nations Commission for Indonesia.

Tugas UNCI adalah sebagai berikut :
a. Melancarkan perundingan-perundingan untuk mengurus pengembalian kekuasaan kepada pemerintah Republik.
b. Mengajukan usul-usul yang dapat mempercepat terjadinya penyelesaian.

Dewan Keamanan PBB dan Konferensi Asia.

b. Konferensi Asia di New Delhi.

Tindakan Belanda melancarkan agresi mengundang reaksi keras dari bangsa-bangsa Asia-Afrika. Reaksi keras itu diwujudkan dalam penyelenggaraan Konferensi Asia di New Delhi. Konferensi ini diprakarsai oleh PM India Pandit Jawaharlal Nehru dan PM Burma U Aung San.

Delegasi yang ikut dalam konferensi ini antara lain datang dari Afghanistan, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Lebanon, Syria, dan Irak. Sedangkan delegasi Afrika, antara lain datang dari Mesir dan Ethiopia. Konferensi Asia juga dihadiri oleh utusan Australia sedang utusan Indonesia yang hadir ialah Dr. Sudarsono.

Konferensi Asia di New Delhi berlangsung antara tanggal 20-25 Januari 1949. Keputusan penting tentang Indonesia yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
a. Pengambilan pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta.
b. Pembentukan pemerintah ad interim yang memiliki kemerdekaan masalah politik luar negeri sebelum tanggal 15 Maret 1950.
c. Penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia.
d. Penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Indonesia Serikat paling lambat tanggal 1 Januari 1950. 

Keputusan ini kemudian disampaikan kepada DK PBB melalui wakil India di PBB, Vijaya Laksmi Pandit. Konferensi New Delhi sangat berarti bagi perjuangan diplomasi Indonesia di dunia internasional. 

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Dewan Keamanan PBB dan Konferensi Asia."