Pemerintahan komunis di cina sebelum perang dunia II
Pemerintahan komunis di cina sebelum perang dunia II
Ketika pada akhir tahun 1949, negara Amerika Serikat sebagai pemimpin Blok Barat dikejutkan degnan telah meluasnya pengaruh sosial komunis di wilayah Asia. Keterkejutan negara adidaya Amerika Serikat disebabkan oleh kemenangan komunis di daratan Cina.
Di kehidupan bangsa Cina telah dikatakan memasuki masa modern setelah pemerintahannya berubah dari kekaisaran menjadi republik untuk pertama kalinya. Pada bulan Desember 1911 Republik Rakyat Cina terbentuk dengan Dr. Sun Yat Sen sebagai presidennya.
Dinasti Manchu yang dipecundangi Dr. Sun Yat Sen berusaha menyusun kekuatan kembali dengan meminta bantuan Yuan Shih Kay, mantan petinggi militer. Namun Yuan Shih Kay bersimpati dengan perjuangan Dr. Sun Yat Sen dan berniat membantunya secara diam-diam.
Gambar Dr. Sun Yat Sen
Atas bantuan dan perjuangannya Dr. Sun Yat Sen meminta Yuan Shih Kay menjadi Pesiden Republik Cina. Secara diktator Yuan Shih Kay memerintah Cina. Ternyata hal tersebut telah mengecewakan kelompok revolusioner yang telah memberi kepercayaan Yuan Shih Kay memimpin negara Cina.
Oleh karena itu mereka kemudian membentuk Partai Nasional (Kuomintang) pada tahun 1913. Selanjutnya kaum revolusioner mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahan Yuan Shih Kay, tetapi revolusioner mengalami kegagalan sehingga pemimpinnya melarikan diri ke Jepang.
Yuan Shih Kay makin bertindak tidak simpatik terhadap para pendukungnya karena merasa paling kuat. Yuan Shih Kay berkeinginan menghidupkan kembali kekaisaran di Cina. Tentu saja keinginan itu ditentang para pengikutnya, terutama dari kalangan militer.
Menjelang tahun 1916 pemerintahan di Beijing mulai melemah, tetapi militer yang menjadi inti kekuatannya di Utara masih mampu mengontrol wilayahnya. Dengan demikian kaum militer sebenarnya yang berkuasa di Cina Utara. Sementara itu di negara Cina Selatan kaum militer meminta Dr. Sun Yat Sen untuk mendirikan pemerintahan baru dan terbentuk di Kanton pada tahun 1917. Pada tahun 1922 pemerintahan republik runtuh dan kaum militer yang berkuasa.
Oleh karena itu ada dua pemerintahan dalam satu wilayah Cina, terjadilah perang saudara. Pada tahun 1919 Dr. Sun Yat Sen mengadakan pembenahan terhadap Partai Nasional dengan merekrut para mahasiswa. Pada saat yang sama, ideologi komunis mulai menyusup di Cina dan banyak dianut mahasiswa yang berada di Beijing dan Shanghai.
Pada tahun 1923 Uni Soviet mulai menjalin hubungan dengan pemerintah Cina. Uni Soviet mengirimkan beberapa penasehatnya ke Cina untuk membantu kaum nasionalis. Uni Soviet menyarankan agar kaum komunis dan nasional bersatu untuk melancarkan revolusi melawan pemerintahan militer di Utara.
Pada tahun 1925 Dr. Sun Yat Sen meninggal dan kepemimpinannya digantikan oleh Chiang Kai-shek seorang militer. Pada tahun 1926 para pemimpin militer di Utara berhasil ditundukkan oleh orang-orang nasionalis dan komunis. Pada tahun 1928 seluruh Cina berhasil disatukan dalam pemerintahan kaum nasionalis.
Meskipun kaum nasionalis berkuasa di Cina sebenarnya mereka tidak mampu mengontrol seluruh wilayah Cina secara penuh. Gangguan yang dilakukan kaum komunis dan usaha agresi Jepang mewarnai masa pemerintahan kaum nasionalis. Kaum komunis berhasil mengonsolidasikan kekuasaannya di wilayah tengah dan selatan Cina.
Tetapi, pada tahun 1934 Chiang Kai-shek berhasil mematahkan perlawanan kaum komunis. Akibat pertempuran tersebut, kaum komunis Cina mulai mengonsolidasikan kekuatannya di bagian Utara Cina. Untuk maksud itu, Mao Zedong, pemimpin Partai Komunis Cina mengajak pengikutnya melakukan perjalanan panjang melalui darat untuk mencapai Provinsi Shensi di Cina Utara. Kegiatan itu kemudian dikenal sebagai peristiwa Long March.
Negara Jepang pada tahun 1931 mulai menguasai sebagian wilayah Cina. Sementara itu Chiang Kai-shek juga tidak mampu mengatasi agresi Jepang karena sedang bertempur melawan kaum komunis. Pada tahun 1937 Jepang hampir menguasai seluruh wilayah Cina.
Para kaum nasionalis mengundurkan diri dari Provinsi Szechwan dan menjadikan Chung-Ching sebagai ibu kota negara sementara. Ketika Perang Dunia II berkecamuk, Cina menggabungkan diri dalam kelompok Sekutu. Namun, peperangan yang lama dan menguras berbagai sumber daya menyebabkan dukungan rakyat Cina pada kelompok nasionalis mulai mengendur.
Kaum komunis pandai membaca situasi ini dan mengambil kesempatan memperluas pengaruhnya pada masyarakat. Akibatnya kaum komunis berhasil merebut beberapa wilayah Cina di Utara dari pemerintah pendudukan Jepang yang mulai melemah.
Kaum komunis kemudian memperkuat pasukannya dan mengajak rakyat untuk membantu menyediakan makanan dan tempat perlindungan. Atas kebaikan penduduk di daerah pedesaan ini kaum komunis kemudian melakukan revolusi sosial. Caranya dengan membagi-bagikan tanah kepada petani dan penduduk pedesaan.
Baca juga di bawah ini :
Baca juga di bawah ini :
- Pemerintahan cina setelah perang dunia II
- Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme Barat
- Akhir Perang Dunia II di Eropa dan Asia Pasifik.
- Faktor penyebab dan bentukanya perang dingin
- Revolusi kuba sebelum dan sesudah perang dunia II
- Efek kemenangan Vietkong dan terbentuk antikomunis
- Pemerintahan cina setelah perang dunia II
- Perang korea selatan dan korea utara (sebelum dan setelah PD II)
- Perang vietnam sebelum perang dunia II (2)
Post a Comment for "Pemerintahan komunis di cina sebelum perang dunia II "