Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peranan umat Islam di Indonesia

1. Masa Penjajahan 

Pada masa penjajahan, baik oleh Portugis maupun Belanda, terjadi beberapa peperangan yang melibatkan umat Muslim, di antaranya :

a. Perlawanan Kerajaan Demak terhadap Portugis yang dipimpin Pangeran Adipati Unus pada tahun 1512 dan 1513 M.

b. Perang Paderi (1821-1837 M) yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol melawan Belanda.

c. Perang Aceh (1873-1912 M) melawan Belanda di antaranya dipimpin oleh Tuanku Umar dan Cut Nyak Dien.

d. Perang Diponegoro antara Belanda dan Pangeran Diponegoro (1825-1830 M).

e. Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis dipimpin oleh Sultan Hairun.

2. Masa Perang Kemerdekaan

a. Syarikat Islam (SI)

Tahun 1911 di Solo, lahir organisasi baru yang diberi nama Syarikat Dagang Islam (SI) didirikan oleh Haji Omar Said Tjokro Aminoto (perubahan dari SDI). Tahun 1920-an tokoh komunis Samaun, Alimin, dan Darsono berhasil menyusup ke dalam SI.

Tahun 1916 M diubah namanya menjadi PSI oleh H. Agus Salim dan Abdul Muis. Tahun 1925 M PSI pecah menjadi dua, yaitu PSI kanan pimpinan H. Omar Said Tjokroaminoto dan PSI kiri pimpinan Samaun berideologis komunis dan marxis.

b. Jami'atul Khair

Organisasi ini didirikan tahun 1905 M di Jakarta oleh keturunan Sayyid (Arab). Misinya ialah berperan dalam pembaharuan dan pemurnian agama Islam di beberapa tempat di Indonesia. Tahun 1903 M, Jami'atul Khair mendirikan Sekolah Dasar. Organisasi ini bergerak di bidang pendidikan dengan mengirim pemuda ke Turki untuk belajar di sana.

c. Muhammadiyah 

Organisasi ini didirikan di Yogyakarta tanggal 18 November 1912 M. Pendirinya ialah K.H. Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis). Tujuan organisasi ini tidak untuk mendirikan partai politik namun pada sekitar pemurnian ajaran agama Islam, antara lain dalam penyimpangan akidah, ibadah makhdah, pembersihan dan pemurnian diri dari pengaruh bid'ah, khurafat, tahayul, dan amalan-amalan lain yang mengandung sinkretisme, sehingga dapat kembali kepada Al-Qur'an dan hadis. Organisasi ini tidak mengharuskan para pengikutnya mengikuti aliran empat imam mazhab dalam Islam. Mereka juga menolak bertaklid dan mendorong untuk berijtihad.

d. Perserikatan Ulama

Organisasi ini didirikan tahun 1911 M oleh Abdul Halim yang menitik beratkan adanya modernisasi Islam di Indonesia. Organisasi ini didirikan di Majalengka, Jawa Barat. Kegiatan yang dilakukannya menekan kepada bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan.

Perserikatan agama Islam

e. Al-Irsyad dan Partai Arab Indonesia

Organisasi ini didirikan tahun 1914 M oleh Syeh Ahmad Sorkati (Sudan). Organisasi ini menitik beratkan kepada pendidikan, persamaan umat manusia, keberadaan umat Islam di Indonesia masa kini dan masa mendatang.

f. Sumatera Tawalib

Ketika Perang Dunia I sedang berkecamuk, para jamaah haji Indonesia tidak pulang ke negaranya karena perang, namun mereka berdomisili di Mekah dan menuntut ilmu. Setelah mereka pulang ke Indonesia, kemudian mendirikan organisasi Sumatera Tawalib.

Organisasi ini menekankan kepada usaha memajukan ilmu pengetahuan dan pekerjaan yang berguna bagi kesejahteraan dan kemajuan dunia dan akhirat menurut syariat Islam. Gerakan ini dipelopori oleh Dr. H. Karim Amrullah, Dr. H. Abdullah Ahmad, Syekh Muhammad Jamil, dan H. Muhammad Talib Umar. Pada tahun 1928 M organisasi ini berubah menjadi partai politik (Permi).

g. Persatuan Islam (Persis)

Organisasi ini didirikan tahun 1920 M oleh sekelompok pedagang di Bandung. Tahun 1924 M organisasi ini dipimpin oleh Ahmad Hassan. Misi organisasi ini adalah pemurnian pengalaman syariat Islam, peningkatan kesadaran beragama, pemupukan semangat berijtihad melalui dakwah, pembentukan kader melalui madrasah dan sekolah, serta pemberantasan kemaksiatan.

h. Nahdlatul Ulama (NU)

Organisasi ini lahir pada tanggal 31 Januari 1926 M di kota Surabaya, Jawa Timur. Paham yang dianutnya adalah Ahlu Sunnah Waljamaah. Organisasi ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahid Hasyim, KH. Abdullah Wahad Hasbullah, KH. Bisri Syamsuri, KH. Mas Alwi, dan KH. Ridwan.

i. Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI)

Organisasi ini lahir di Surabaya, disebut juga dengan organisasi Islam atau Majelis Islam Luhur. Para pendiri organisasi ini terdiri dari berbagai macam organisasi di antaranya ialah : KH. Mas Mansyur dari Muhammadiyah, KH. M. Dahlan dari NU, KH. Abdul Wahab Chasbullah dari NU, dan W. Wondoamiseno dari SI. Tujuan yang akan dicapainya adalah mensinergikan potensi umat Islam di Indonesia yang selama ini hanya sibuk membedakan antara satu organisasi Islam dengan Islam lainnya yang bersifat furuiyah semata, sehingga akan merugikan perjuangan umat Islam secara universal.

3. Masa Pembangunan 

a. Bidang Politik

  • Sebelum Kemerdekaan (1908-1945). Pada tahun 1908-1945, umat Islam telah menyumbangkan aspirasi politiknya, melalui wadah organisasi, misalnya Syarikat Islam, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, MIAI, PII, Persis, dan lain sebagainya.
  • Masa Demokrasi Parlementer. Pada masa ini peranan umat Islam sangat penting dalam memperjuangkan aspirasinya melalui partai politik yang ada di parlemen.
  • Masa Transisi (1957-1966). Pada masa ini umat Islam dihadapkan kepada masa transisi, dari Demokrasi Parlementer kepada Demokrasi Terpimpin. Peranannya adalah memberikan dukungan demi tercapainya Indonesia yang aman dan damai, khususnya di daerah-daerah yang dilanda perang.
  • Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966). Pada masa ini pertentangan di parlemen semakin hangat, kaitannya dengan perumusan UUD dan lain sebagainya, termasuk di dalamnya adalah masalah nasib Partai Islam, penyusupan PKI ke dalam tubuh NU, gerakan G.30 S/PKI, dan lain sebagainya. Peranan umat Islam adalah memperjuangkannya melalui parlemen dan memberantas gerakan komunis di seluruh Indonesia khususnya Jawa.
  • Masa Orde Baru (1966-1999). Pada masa ini keadaan tidak banyak mengalami perubahan baik pada tubuh partai, keamanan, gaya kepemimpinan, dan lain sebagainya. Peran umat Islam pada masa ini sebenarnya sudah banyak dilakukan, hanya saja selalu mengalami kegagalan, disebabkan selalu berhadapan dengan kediktaktoran seorang pemimpin.
  • Masa Reformasi (1999-204). Peranan umat Islam pada pariode ini adalah dengan memperjuangkan masib bangsa melalui DPR khususnya, partai-partai politik, lembaga pendidikan, LSM, hukum, dan lain sebagainya.

b. Bidang organisasi massa

Peranan umat Islam dalam masa pembangunan, selain masuk ke dalam bidang politik, juga berjuang melalui wadah organisasi baik NU, Muhammadiyah, Persis, dan Organisasi Islam lainnya. Dalam pembangunan mental, umat Islam telah banyak mendirikan lembaga-lembaga pendidikan umum dan agama, pondok pesantren, pendirian media massa cetak dan elektronik, tempat-tempat ibadah, dan lain sebagainya.

Baca juga selanjutnya Materi kandungan Q.S. Yunus ayat 101 dan Q.S. Al-Baqarah ayat 164

4. Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
a. Dapat mengetahui sejarah masuknya Islam di Indonesia.
b. Membangun sikap positif dalam menghadapi persoalan dengan mengacu kepada sejarah masa silam.
c. Meningkatkan sikap nasionalisme terhadap negara dan sikap solidaritas terhadap sesama.
d. Dapat menimbulkan rasa cinta yang mendalam terhadap ajaran Islam.
e. Menjadikan Islam sebagai agama yang universal dan pedoman hidup dalam berbangsa, bernegara, dan beragama.

Post a Comment for "Peranan umat Islam di Indonesia"