Pidato penutup menteri penerangan maladi
Sesudah penutupan sidang pertama MPRS pada tanggal 7 Desember 1960 di Bandung.
Saudara-saudara pendengar sekalian,
Saudara-saudara sebangsa, setanah air,
Saudara-saudara sekawan, senasib, seperjuangan,
Hari ini yaitu tanggal 7 Desember 1960 adalah hari yang amat bersejarah bagi bangsa dan negara Indonesia. Hari yang akan memberikan garis-garis yang terang, jelas dan tegas kepada seluruh rakyat Indonesia didalam melanjutkan perjuangan mencapai pintu gerbang Masyarakat Sosial Indonesia.
Amanat Penderitaan Rakyat, yang telah dikorbani beratus-ratus tahun dengan segala kesabaran dan segala keikhlasan. Itulah arti daripada hari ini, hari yang sangat bersejarah. MPRS, sebagai lembaga demokrasi yang tertinggi dinegara Republik Indonesia, MPRS sebagai potensi yang memberikan ketentuan-ketentuan azasi bagi perjuangan selanjutnya bagi rakyat Indonesia, hari ini telah menutup sidangnya yang pertama atau sidang pleno yang ke-9 dalam rangkaian rapat-rapat selama 27 hari dan menghasilkan dua ketetapan yang sangat bersejarah.
Ketetapan ke-I yang telah saudara-saudara ketahui, telah dihasilkan dalam waktu yang sangat singkat. Amat dan terlalu singkat bagi sesuatu Majelis yang beranggotakan lebih dari 600 orang itu, untuk bisa menyelesaikan satu Amanat daripada Presiden/Pemimpin Besar Revolusi, toh MPRS telah berhasil dengan secara gesit dan secara tangkas, tidak saja itu, tetapi yang terutama, secara revolusioner, dengan irama dan gaya Revolusi Indonesia, dapat memenuhi harapan Presiden Republik Indonesia/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia dan seluruh Rakyat Indonesia, yaitu pada tanggal 19 November yang baru lalu.
Kemudian prestasi yang amat gemilang itu, terlalu mengagumkan bagi kita sekalian yang selama ini memang belum pernah menggambarkan bisanya tercapai suatu prestasi yang sedemikian itu, disusul pula dengan satu prestasi yang dalam perimbangannya atau keseimbangan proporsi daripada tugas yang diserahkan kepada MPRS, lebih cepat dan lebih besar, yaitu menyelesaikan tugas menggariskan Pola Pembangunan Semesta.
Saya katakan adalah lebih hebat prestasi itu, karena waktunya sekalipun mungkin dihitung lebih lama daripada prestasi yang pertama, tetapi dalam keseluruhannya, luasnya pekerjaan, pandangan dan terutama jiwa daripada apa yang hendak dirumuskan itu, jauh lebih sulit untuk bisa dinilai secara cepat, tapi akhirnya pada tanggal 3 Desember 1960 MPRS telah berhasil pula menunaikan tugasnya yang begitu berat itu dengan secara gemilang pula.
Kalau Saudara telah mengikuti pengumuman-pengumuman dari Sekretariat MPRS dan dari penerangan-penerangan yang kemudian secara garis besarnya kita berikan maka dapat Saudara menilai sendiri bahwa apa yang tercantum dalam Ketetapan No. I maupun No. II sesungguhnya satu dokumen yang memberikan gambaran satu prestasi yang gemilang.
Ringkas, padat, tetapi juga berisi azasi-zasi, azasi-azasi revolusi. Manakala masih ada beberapa kekurangan dalam garis-garis besar Pola Pembangunan Semesta oleh Depernas disini dikemukakan pengisiannya, penyempurnaannya, sehingga Pola Pembangunan Semesta Depernas dengan Ketetapan ke-II dari MPRS beserta rumusan yang telah dihasilkan oleh MPRS mengenai beberapa hal itu menjadi satu hasil yang sangat harmonis, sangat sempurna dan sesuai dengan tuntutan revolusi.
Pidato Maladi
Saudara-saudara sebangsa, setanah air.
Tadi Saudara-saudara sudah mendengar pidato pembukaan daripada Ketua MPRS, Saudara Chaerul Saleh, yang menegaskan bahwa kita sekalian harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa dalam waktu 27 hari semua anggota MPRS telah diberkahi kekuatan, kecerdasan, pandangan yang revolusioner, jika yang benar-benar penuh kekeluargaan dan musyawarah, mufakat.
Ini semuanya adalah kepribadian Indonesia yang telah dicerminkan dalam jiwa para anggota MPRS. Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa dengan segala kesabaran, dan segala ikhlas, jiwa persatuan jiwa musyawarah, jiwa pembangunan, jiwa merdeka yang hebat sekali dan jiwa revolusioner itu, kita sekarang telah mempunyai garis konsepsionil perjuangan Republik Indonesia yang sangat jelas dan tegas, yang telah disambut oleh Presiden Soekarno dengan satu salut yang sangat menggembirakan kita sekalian.
Kita wajib bangga tapi kita wajib gembira ikut memberi salut pada segala pekerjaan MPRS dibawah pimpinan Ketua Saudara Chaerul Saleh dan Wakil-wakil Ketuanya, pula tidak lupa ke Sekretariat dari MPRS, anggota-anggota Stafnya, Mr. Munajat in persoon pribadi yang saya kenal sebagai orang revolusioner, yang tidak kenal waktu untuk bekerja, tidak kenal waktu asal untuk kepentingan penyelesaian tugas Negara.
Beliau pula memegang peranan yang sangat penting disamping Ketua dan para Wakil Ketua dan para anggota-anggota MPRS seluruhnya. Inilah yang perlu saya sampaikan kepada Saudara-saudara. Kita semua merasa bangga dan memberikan salut setinggi-tingginya kepada beliau-beliau itu dan kepada MPRS seluruhnya.
Saudara-saudara sekalian, Presiden Soekarno telah mengatakan bahwa pada tanggal 1 Januari itu, 1 Januari 1961, ayunan cangkul yang pertama untuk membangun semesta akan dilakukan di Pegangsaan Timur 56 di Jakarta. Di situ akan didirikan satu bangunan dimana setiap hari nantinya rakyat akan bisa ikut melihat tiap gerak daripada pembangunan semesta nanti.
Artinya Gedung Pola yang dimaksudkan oleh Presiden untuk dibangun adalah suatu tempat dimana rakyat sesungguhnya bisa mengikuti tiap dentuman daripada palu godam pembangunan, dimana kita dengan segala keriuhan, kegembiraan, kegemuruhan membangun Masyarakat Sosialis Indonesia.
Memang sekarang baru tahapan pertama, 8 tahun tetapi godam palu pertama, ayunan cangkul pertama, kemudian gemuruh dari seluruh rakyat Indonesia itu akan bisa dilihat secara gamblang apa yang akan dicapai oleh dentuman palu godam itu di Gedung Pola ini yang menjadi gedung bersejarah pula.
Memang satu pilihan daripada Pemimpin Besar Revolusi kita adalah sangat tepat untuk membangun satu Gedung Pola yang mempunyai arti simbolis pula. Kalau diwaktu 15 tahun yang lampau ditempat itu pula Proklamasi Kemerdekaan kita dinyatakan, dimana kita mencapai jembatan emas seperti Presiden Soekarno dua puluh tujuh tahun yang lalu mengatakan dan memimpikan dan memperjuangkan maka sekarang 15 tahun kemudian disitu pula akan didirikan satu tanda-tanda kepada Bangsa kita dan peninggalan pula untuk angkatan yang akan datang satu pembangunan yang hebat, raksasa, yaitu pembangunan Masyarakat Sosialis Indonesia, dimana setiap hari rakyat akan bisa datang melihat, mengikuti kemajuan, mengikuti segala gerak-gerik daripada pembangunan itu dan mati bersama dengan pembangunan itu pula.
Saudara-saudara sekalian, terutama ini pula kepada rakyat. Marilah kita segera menyingsingkan lengan baju kita, mengikuti jejak Presiden Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi, yang baliau menuntut dan meminta sebagai Pemimpin Besar Revolusi, sebagai penyambung lidah daripada Rakyat Indonesia, sebagai penyambung lidah berjuta-juta Rakyat yang telah berkorban dan menderita selama beberapa abad, ingin sekali beliau diikut jejaknya. Manakala komando diberikan hendaknya pula rakyat dengan segala keikhlasan dan segala jiwa revolusioner pula mengikut jejak daripada Pemimpin Besar Revolusinya.
Inilah Saudara-saudara yang saya tandaskan, saya mintakan kepada Saudara-saudara sekalian seluruh Rakyat Indonesia, marilah kita mulai saat ini dan selanjutnya meninggalkan alam pikiran yang lama, meninggalkan cara-cara kita menilai hal-hal secara yang lama, dan mengarahkan pandangan kita disinari dan dituntun oleh Pola yang telah diputuskan oleh MPRS sekarang ini untuk bisa bersama-sama membangun satu Bangunan Republik, satu Bangunan Masyarakat, satu Bangunan dunia baru bagi Indonesia, Rakyat Indonesia dan juga bagi seluruh Dunia.
Sekian Saudara-saudara sambutan saya pada hari yang sangat bersejarah ini. Kita sekarang telah mempunyai dokumen-dokumen bersejarah, saat-saat bersejarah dan saat ini pula amatlah bersejarah bagi kita sekalian.
Camkanlah pula apa yang telah saya katakan pada tanggal pembukaan MPRS, 10 Nopember, satu ujar dari Bangsa Indonesia telah dipenuhi dengan dibukanya MPRS dan dengan ujar dipenuhi itu yang dituntut oleh UUD kita, oleh Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 itu, maka kita akan mengalami saat-saat yang lebih bergembira, saat-saat yang lebih memberikan harapan-harapan yang lebih konkrit bagi perjuangan kita sekalian.
Marilah kita meneruskan perjuangan dengan segala jiwa dan segenap pengorbanan yang perlu kita berikan kepada Bangsa dan Negara.
Sekian. Sekali merdeka tetap merdeka !
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
- Pembangunan rakyat oleh rakyat amanat penderitaan rakyat
- 7 Desember 1960 Chaerul Shaleh berpidato
- Perkembangan Gerakan Non Blok (GNB) dan Peranan Indonesia
- Perjuangan Diplomasi Pertemuan Soekarno - Van Mook
- Makna proklamasi RI dan mengandung beberapa aspek
- Sidang Konstituante Sampai Dekrit Presiden 5 Juli 1959
- Hakekat Pergerakan Nasional
- Sutan Syahrir bertemu Van Mook (17-11-1945).
- Latar belakang terbentuknya NKRI (17-8-1950).
- Proses setelah peralihan politik g 30 s/pki
- Terjadinya janji November Belofte (1918)
- Ciri-ciri pemerintahan orde baru (Soeharto)
Post a Comment for "Pidato penutup menteri penerangan maladi"