Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jenis tari berdasarkan jumlah pelaku dan pola garap

Jenis tari berdasarkan jumlah pelaku dan pola garap 

Jenis tari berdasarkan jumlah pelaku dan pola garap - Cara untuk membuat sebuah karya seni tari tunggal daerah setempat, seorang penata tari atau koreografi sebelumnya sudah terlebih dahulu telah mengadakan eksperimen. Eksperimen tersebut berupa pencarian gerak dasar yang selanjutnya dibuat untuk tari.

Di dalam sebuah penyusunan seni tari baru seorang penata tari atau koreografi harus berangkat dari gagasan atau pikiran suatu ide yang di imajinasikan (angan-angan, banyangan) tersebut ke dalam suatu bentuk tari tunggal. Sebelum menjadi sebuah tarian, langkah-langkah awalnya ialah mencoba untuk membuat gerakan-gerakan yang telah dapat mewakili gagasan atau suatu ide yang di dalam istilah tari disebut eksplorasi.

Eksplorasi gerak timbul karena telah didorong dari dalam atau dari luar diri penata tari atau seorang koreografi. Hasil eksplorasi dan tema tari disusun menjadi bentuk kreasi tari baru. Penata tari atau koreografi yang baik selalu mengadakan pencarian gerak baru. Gerak baru yang telah ditemukan tersebut telah disusun sesuai dengan tema yang telah ada menjadi sebuah tari baru.

Tari Tunggal

Sebelum kita memunculkan gagasan atau ide dari tari tunggal kreasi Nusantara daerah setempat, perlu kita mengenal jenis-jenis suatu tari terlebih dahulu agar bisa menguasainya, karena seorang koreografi telah dituntut untuk bisa menguasai semua jenis tari di Nusantara ini :

a. Jenis tari berdasarkan jumlah penari.

Dibedakan menjadi empat golongan yaitu sebagai berikut ini :
  • Tari pasangan.
  • Tari tunggal.
  • Tari massal.
  • Tari kelompok.

b. Jenis tari berdasarkan pola koreografi.

Dibedakan menjadi empat bagian, yaitu :

1. Tari klasik.

Tari klasik ialah tari yang telah mengalami perubahan perkembangan penataan tari mencapai kristalisasi dan norma-norma tertentu. Tari klasik lahir, tumbuh, dan berkembang di lingkungan bangsawan atau keraton dan telah memiliki nilai ukur artistik seni yang sangat tinggi.
  • Progresif atau maju.
  • Bersifat universal.
  • Kebebasan untuk gerak yang bertanggung jawab, tetapi bukanlah simbolik atau abstrak.

2. Tari kreasi baru.

Tari kreasi baru ialah tari dengan penataan tari yang baru. Bersumber dari elemen-elemen gerak tari tradisi yang susunannya bernuansa baru.

Ciri-ciri tari kreasi baru sebagai berikut ini :
  • Mengarah pada inti masalah.
  • Suatu gagasan atau ide dan sikap geraknya dominan atau ekspresif.

3. Tari daerah setempat tradisional.

Tari yang bersumber dari tradisi dan karakteristik daerah setempat yang menjadi salah satu tari peninggalan pada jaman dahulu atau peninggalan nenek moyang kita warisan budaya tari tradisional yang perlu kita jaga jangan sampai punah.

Contohnya sebagai berikut :
  • Tari Surakarta : Gambyong, Retno Pamudya, Srimpi, Bedoyo, Golek Sukorena.
  • Tari Bali : Tari Pendet, Margapati, Panji Semirang, Legong Keraton.
  • Tari Mataram : Tari Lawung, Menak, Topeng, Srimpi.
  • Tari Sulawesi : Tari Maengket, Jepin, Pakarena.
  • Tari Sumatera : Tari Piring, Saman, Payung, Rendati, Serampang dua belas, Patah Sembilan.
  • Tari Jawa Timur : Tari Seblang, Ngremo, Gandrung, Glipang, Kiprah.
  • Tari Sunda : Tari Jaipong, Anjasmara, Kethuk Tilu, Munggawa, Koncaran, Gulintang.

4. Tari rakyat.

Tari yang telah ada dan berkembang sejak dikalangan pedesaan atau perkampungan. Belum mempunyai norma-norma dan aturan tertentu, masih mempunyai sifat sederhana dan menyatu dengan kehidupan masyarakat setempat. Bersifat sederhana untuk mencukupi keperluan dalam upacara adat yang terkadang mempunyai sifat sakral.

Artikel di atas telah menerangkan tentang jenis tari berdasarkan jumlah pelaku dan kreasi tari tunggal daerah setempat yang telah saya tulis secara jelas. Semoga sedikitnya artikel saya ini menjadi bermanfaat bagi teman-teman yang telah membacanya.

Baca juga di bawah ini :

Post a Comment for "Jenis tari berdasarkan jumlah pelaku dan pola garap"