Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perkembangan teater tradisional (Kasim Ahmad)

Perkembangan teater tradisional (Kasim Ahmad) 

Perkembangan teater tradisional (Kasim Ahmad) - Teater tradisional ialah teater yang telah berkembang di kalangan masyarakat, yaitu suatu bentuk seni yang berakar dan bersumber dari tradisi masyarakat lingkungan daerah masing-masing. Teater ini telah dihasilkan oleh kreatifitas suatu suku bangsa di beberapa wilayah di Indonesia sehingga teater tradisional lebih condong bersifat daerah. Teater tradisional bertolak dari sastra lama atau sastra lisan daerah yang berupa dongeng, hikayat atau cerita-cerita lainnya yang masih terlalu kuno.

Teater tradisional di Indonesia bermula dari kegiatan upacara tradisional dan upacara keagamaan. Ketika saat pemujaan dimulai, masyarakat memerlukan kegiatan yang sifatnya didukung lahiriah pada upacara yang bersifat rohaniah itu. 

Teater tradisional wayang orang

Upacara itu biasanya diadakan ketika saat perkawinan, melahirkan atau kematian. Selain itu upacara telah diadakan sebagai kegiatan bercocok tanam, meminta hujan, meminta kesuburan, pengusiran hama dan penyakit, ketika padi sudah dipanen kalau orang jawa disebut rasulan.

Semua kegiatan itu biasanya telah didukung oleh kegiatan berupa peristiwa teater, kejadian teater, dan perilaku teater dengan jalan mengadakan tari-tarian atau musik. Oleh karena itu teater tradisional di daerah Indonesia tidak bisa lepas dari unsur tari dan musik tradisional.

Gerakan yang telah dilakukan di dalam peristiwa teater tersebut merupakan tari-tarian yang telah dilakukan untuk kepentingan upacara. Teater untuk kepentingan upacara biasanya tidak ditemukan cerita, alur cerita, atau unsur-unsur sastra lainnya tidak ada penontonnya dan pelakunya ialah peserta upacara itu.

Di dalam masyarakat memerlukan teater yang bisa dijadikan untuk sarana hiburan. Maka dari itu lahirlah teater yang khusus diperlukan untuk kepentingan hiburan masyarakat. Teater ini juga bukan untuk kepentingan upacara lalu gerakan-gerakan tari dan musik sudah di renofasi atau dirubah disesuaikan dengan kepentingan hiburan.

Penataan busana, dekorasi dan unsur-unsur sastra lainnya, serta alur cerita sudah ada dan dipersiapkan dengan baik. Dari sinilah di daerah-daerah wilayah Indonesia telah muncul teater-teater daerah yang disebut teater tradisional.

Teater di bagi menjadi tiga macam, menurut Kasim Ahmad dalam Waluyo, yaitu :

1. Teater klasik.

Kalau dibandingkan dengan teater rakyat, pengolahan teater klasik lebih bagus dan lebih mapan karena segala sesuatunya sudah direncanakan dengan matang. Cerita telah diambil bukan dari cerita rakyat dan pelakunya sudah terlatih. Panggungnya tidak lagi menyatu dengan pemirsa atau penonton, contohnya wayang orang, ketoprak.

2. Teater transisi.

Teater ini sebenarnya telah bersumber dari teater daerah, tetapi cara penyajiannya sudah dipengaruhi dari daerah gaya Barat. Contohnya teater transisi ialah Komedi Istambul dan Sandiwara Dardanela. Semua teater ini telah bernuansa dari Barat atau India.

3. Teater rakyat.

Teater rakyat telah berkembang di setiap daerah, hampir di seluruh daerah Indonesia memiliki teater rakyat. Teater rakyat disebut juga teater daerah atau teater tradisional. Cerita teater rakyat biasanya telah diambil dari kehidupan masyarakat lingkungan setempat. Pengolahan teater rakyat itu sangat sederhana sehingga sekarang banyak grup teater rakyat yang bangkrut gulung tikar.

Selamat membaca semoga menjadi bermanfaat bagi teman-teman, karena artikel yang saya tulis ini membahas tentang teater tradisional yang telah dibagi menjadi tiga macam dan telah saya jelaskan dengan rinci ringkas dan jelas.

Baca juga di bawah ini :

Post a Comment for "Perkembangan teater tradisional (Kasim Ahmad)"