Tiga keindahan alur cerita dalam teater
Tiga keindahan alur cerita dalam teater
Tiga keindahan alur cerita dalam teater - Di dalam alur cerita disebut juga plot, yaitu rangkaian cerita yang saling berhubungan satu sama yang lainnya dengan memakai hubungan sebab dan akibat. Keindahan alur cerita bisa dilihat dari tiga unsur, yaitu ironi dramatiknya (dramatic rony), dadakannya (surprise), dan ketegangannya (suspen).
Alur cerita yang bagus bisa menimbulkan ketegangan (suspen) pada pemirsa atau penonton. Pemirsa selalu penasaran dan ingin mengetahui cerita selanjutnya yang merupakan akibat dari sebab sebelumnya. Alur cerita yang bagus tidak mudah ditebak oleh pemirsa sehingga pemirsa ingin menyaksikan pertunjukan selanjutnya sampai selesai.
Susupen semacam ini tentu tidak dimiliki teater tradisional yang ceritanya monoton karena diambilkan dari cerita rakyat yang sudah diketahui sebelumnya. Teater tradisional akan menarik kalau ceritanya sudah dikreasi oleh penulis naskah atau teks drama.
Dadakan (surprise) ialah unsur cerita yang mengagetkan pemirsa karena dugaan pemirsa tidak tepat apa yang ada di dalam pikiran pemirsa. Hal ini terjadi karena pengarang membelokkan alur cerita. Walaupun demikian, alur cerita harus tetap merupakan akibat dengan cerita sebelumnya.
Surprise juga tiada ada di dalam teater tradisional. Unsur artistik alur cerita yang terakhir ialah ironi dramatik (dramatic irony). Ironi dramatik harus mendukung ketegangan dan dadakan melewati pernyataan-pernyataan dan tindakan-tindakan tokoh yang seolah-olah menamatkan apa yang akan terjadi kemudian. Ironi dramatik tidak boleh mengganggu unsur ketegangan dan mengaburkan unsur dadakan.
Unsur-unsur artistik di dalam teater berikut ini :
a. Tata busana.
Tata busana teater atau bisa disebut penataan pakaian bagi para pemain teater tradisional tidak berbeda dengan tata musik teater tradisional. Kalau tata musik teater tradisional memakai alat musik tradisional, tata busana teater tradisional juga memakai busana tradisional sebagai unsur estetisnya.
Pertunjukan Makyong memakai busana tradisional Riau, Pertunjukan Randai memakai busana tradisional Sumatera Barat, atau pertunjukan Barong yang memakai busana tradisional Bali. Semua ini telah dirancang atau dibentuk oleh penata busana.
b. Dekorasi.
Dekorasi atau penata ruangan dan tempat ialah penata pertunjukan yang disesuaikan dengan tempat kejadian dalam cerita. Dekorasi ini juga bisa berupa gambar, meja, kursi, hiasan atau perlengkapan lain di tempat pertunjukan. Teater tradisional menggunakan dekorasi sebagai unsur estetis.
Masing-masing daerah atau tempat telah mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda. Ciri-ciri tersebut berkaitan dengan kekhasan cerita di dalam teater tradisional tersebut, contohnya : dekorasi di dalam pertunjukan ''Barong'' juga dikompliti dengan penjor sebagai ciri khas daerah Bali.
c. Tata rias.
Tata rias yang berkaitan erat dengan watak tokoh. Selain untuk menggambarkan watak tokoh, teater tradisional telah memakai tata rias juga untuk melengkapi keindahan di dalam pentas atau pertunjukan. Tetapi tata rias teater tradisional kurang bervariasi karena cerita teater tradisional juga kurang bervariasi.
Tokoh hitam-putih sangat jelas, tokoh baik berwajah putih dan tokoh jahat berwajah merah, untuk melengkapi tata rias ini beberapa pementasan teater tradisional menggunakan topeng sebagai pelengkapnya, contoh pementasan Makyong teater tradisional dari wilayah Kepulauan Bintan, Riau, baik pemain laki-laki atau wanita semuanya menggunakan topeng.
d. Tata musik.
Teater juga memerlukan musik, musik di dalam teater tradisional ternyata juga sangat dibutuhkan karena sebagian besar teater tradisional memakai seni tari sebagai unsur dominan gerak. Seni tari tidak bisa lepas dari tata musik oleh karena itu teater tradisional juga tidak bisa lepas dari unsur musik.
Tata musik teater tradisional berkaitan dengan alat musik tradisional daerah setempat, contohnya pementasan ''Randai'' selalu memakai gendang melayu, bisa juga pementasan ''Barong'' selalu memakai cengceng. Gendang melayu ialah alat musik tradisional Sumatera dan cengceng ialah alat musik tradisional daerah Bali.
Artikel di atas telah menjelaskan tentang unsur alur cerita supaya para teman-teman yang belum juga memahami tentang unsur alur cerita dalam teater bisa mengerti berkat membaca artikel yang saya tulis di atas ini dan semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung di artikel saya.
Baca juga di bawah ini :
Post a Comment for "Tiga keindahan alur cerita dalam teater"