Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Unsur estetis teater tradisional 3 macam

Unsur estetis teater tradisional 3 macam 

Unsur estetis teater tradisional 3 macam - Unsur estetis teater tradisional dapat dilihat dari unsur intrinsik, dekorasi, tata musik, tata rias, dan tata busana. Teater tradisional sebagian besar belum memakai tata lampu atau penerangan dan tata suara sebagai unsur-unsur artistiknya. 

Unsur instrinsik teater ialah sebagai berikut :

1. Unsur Latar (setting)

Setting di dalam teater memiliki tiga unsur, yaitu tempat, waktu dan ruang. Ketiga unsur ini harus saling mendukung. Setting tempat berkaitan dengan lokasi di mana cerita itu berlangsung, misalnya di Riau, Lombok Barat, atau di Bali.

Cerita-cerita teater Mamanda berada di Kalimantan Selatan, tentunya berkonsekuensi terhadap tata busana dan tata musik. Beda dengan cerita itu tentang ''Barong'', busana dan musiknya ternyata bernuansa Bali.

Setting ruang berkaitan dengan ruang di dalam, luar, balairung, pendopo atau alam terbuka. Tentunya berkonsekuensi terhadap tata dekorasi. Kalau setting di dalam balairung, perabotnya terdiri dari kursi singgasana raja dan permaisuri, kursi menteri, dan hiasan yang lain yang telah mendukung cerita tersebut.

Ketika di ruang pendopo harus diperhatikan juga interior dan perabotnya. Ruang alam terbuka lebih kompleks lagi karena alam terbuka pengertiannya lebih luas : di hutan, di jalan, di pantai, atau di tanah lapang.

Unsur perwatakan dan penokohan

2. Unsur Perwatakan dan Penokohan.

Perwatakan sering di samakan dengan penokohan, tetapi keduanya sebenarnya berbeda. Semua ini disebabkan karena penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Apalagi di dalam teater tradisional, penokohan berhubungan dengan nama pelaku, jenis kelamin, bentuk fisik, usia, dan kejiwaannya.

Perwatakan berkaitan dengan fisik pelaku, seperti penyabar, pemarah, keras kepala, lemah lembut, pemberani, pengecut atau penakut. Di dalam teater penokohan bisa dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu : tokoh antagonis, tokoh tritagonis, dan tokoh protagonis. 

  • Tokoh protagonis ialah tokoh yang pertama kali mengambil prakarsa dalam cerita, tokoh protagonis juga disebut tokoh yang mengalami benturan-benturan atau masalah musibah. Tokoh protagonis telah mempunyai sifat yang baik sehingga di dalam cerita ''Barong''. 
  • Tokoh antagonis ialah tokoh menentang tokoh protagonis, atau tokoh yang menentang cerita. Tokoh antagonis selalu menghalangi jalannya tokoh protagonis. Tokoh antagonis biasanya mempunyai sifat jahat, contohnya Rangda dalam cerita ''Barong''.
  • Tokoh tritagonis ialah tokoh yang membantu tokoh protagonis atau tokohantagonis, contoh Dewi Kunti dalam cerita ''Barong''.

Tokoh protagonis dan tokoh antagonis disebut juga tokoh sentral, artinya tokoh-tokoh tersebut ialah tokoh yang menggerakkan jalannya cerita. Tokoh tritagonis disebut juga tokoh penting utama. Tokoh sentral dan tokoh utama dapat dikelompokkan ke dalam tokoh penting. Tokoh pembantu ialah tokoh yang melengkapi tokoh mayor atau tokoh penting. Tokoh pembantu digolongkan ke dalam tokoh minor, contoh tokoh Patih dalam cerita ''Barong''.

Artikel yang saya tulis di atas menjelaskan tentang cerita unsur latar dan unsur perwatakan penokohan di dalam teater. Semoga artikel di atas bisa menambah pengalaman bagi teman-teman tentang seni teater yang berkembang di saat ini.

Baca juga di bawah ini :

Post a Comment for "Unsur estetis teater tradisional 3 macam"