Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kronologi reformasi jatuhnya presiden suharto

Kronologi reformasi jatuhnya presiden suharto 

Pada tanggal 29 Mei 1997 telah dilakukan pemilu yang ketujuh (keenam selama orde baru) dengan pemenang partai Golkar. Dilanjutkan dengan Sidang Umum MPR lima tahun sekali sebagai puncak pelaksanaan pemilu hasil sidang pemilu tahun 1997 yang dilaksanakan pada tanggal 1-11 Maret 1998 dengan hasil menetapkan Suharto dan B.J Habibi sebagai presiden dan wakil presiden.

Pada masa jabatan Suharto banyak mengalami masalah. Demontrasi diikuti kalangan mahasiswa, dosen dan sebagian rakyat Indonesia. Kerusuhan besar terjadi pada bulan Mei 1998 mahasiswa mengadakan unjuk rasa menuntut penurunan harga sembako (sembilan bahan pokok) dihapuskan KKN serta turunnya Suharto dari kursi kepresidenan.

Lengsernya suharto

Pemerintahan Orde Baru di bawah kekuasaan Presiden Suharto dijatuhkan oleh mahasiswa dan diganti pemerintah Orde Reformasi. Sejak Mei 1998 timbul Orde Reformasi ialah suatu orde yang timbul menjelang abad ke-20, Orde Reformasi telah dipelopori oleh mahasiswa dan reformis.

Presiden Habibi sebagai pemimpin pemerintahan transisi menggantikan Presiden Suharto, menjabat selama 512 hari yaitu dari tanggal 26 Mei 1998 sampai 20 Oktober 1999. Pemilu pada tanggal 7 Juni 1999 diikuti 48 partai, terbentuklah DPR beranggotakan 500 orang dan terbentuk MPR yang anggotanya 700 orang.

Pemilu I pada masa reformasi berlangsung tanggal 1 Oktober sampai 21 Oktober 1999. Pada tanggal 20-21 Oktober 1999 secara bergantian memilih Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara voting, hasilnya : Presiden Kyai Haji Abdulrrachman Wahid (Gusdur) dan Wakil Presidennya Megawati Sukarno Putri.

Namun akhirnya melalui sidang istimewa MPR tahun 2001, Abdulrrachman Wahid (Gusdur) diberhentikan dari jabatan Presiden. MPR mengangkat Megawati sebagai Presiden dan Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden.

Hambatan Reformasi Politik.

Beberapa keadaan yang mejadi sebagai hambatan reformasi politik sebagai berikut ini :
  • Hambatan Kultural : mengingat pergantian kepemimpinan nasional Suharto ke Habibi tidak diiringi pergantian rezim (sebagian besar anggota kabinet, gubernur, birokrasi sipil komposisi anggota DPR/MPR masih peninggalan rezim Orde Baru).
  • Hambatan pada legitimasi pemerintah Habibi karena bukan hasil Pemilu.
  • Hambatan struktural berkaitan dengan krisis ekonomi yang berlarut-larut yang berdampak bertambah banyaknya orang yang hidup dalam kemiskinan.
  • Hambatan terkotak-kotak elite politik dalam berbagai kelompok dan partai politik, maka diperlukan kesamaan pandangan elite, tanpa melihat perbedaan latar belakang mereka untuk bersama-sama menciptakan kondisi politik yang mantap agar transformasi politik berjalan dengan tertib.
  • Munculnya berbagai tuntutan Otonomi Daerah yang jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan disintegrasi bangsa.
  • Adanya kesan kurang kuat dalam menegakkan hukum terhadap praktek penyimpangan politik dan ekonomi rezim lama seperti praktek KKN.

Baca juga di bawah ini :
Semoga sedikitnya artikel yang saya tulis di atas bisa untuk menambah sedikit wawasan bagi teman-teman yang sudah membacanya karena yang saya tulis ini membahas tentang sejarah kronologi reformasi pada tanggal 29 Mei 1997 dan hambatan reformasi.

Post a Comment for "Kronologi reformasi jatuhnya presiden suharto"