Modernisasi Jepang (Tenno Meiji)
Modernisasi Jepang (Tenno Meiji)
Tenno Meiji yang masih muda dan berpandangan jauh ke depan memodernisasi negaranya agar kuat. Ia mendapat bantuan antara lain dari Ito Hirabumi, orang muda yang berhasil menyelundup ke London dan memperoleh pendidikan Barat. Modernisasi dilakukan terutama dalam empat bidang yaitu pemerintahan, pendidikan, ekonomi dan militer.
Dalam bidang pemerintahan langkah-langkah yang diambil ialah memindahkan ibu kota negara dari Kyoto ke Yokyo. Kyoto yang berarti ibu kota barat melambangkan pembekuan kekuasaan Tenno, sedangkan Tokyo yang berarti ibu kota timur melambangkan kekuasaan dan kemajuan.
Sesuai dengan ajaran Shinto, Tenno ialah kepala negara. Pemerintahan diatur secara sentral dengan menghapuskan kekuasaan para daimyo dan membubarkan samurainya. Para daimyo diangkat menjadi pegawai negeri dan samurai dijadikan tentara nasional.
Pada tahun 1890 berkat bantuan Ito Hirabumi dapatlah diselesaikan UUD yang menjadikan Jepang negara monarki konstitusional. Paham trias politika dianut dengan adanya badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Parlemen Jepang disebut Diet yang terdiri atas Majelis Rendah (House of Representative) dan Majelis Tinggi (House of Councollors).
Kabinet Jepang bersifat parlementer, dipimpin oleh seorang perdana menteri yang memimpin sejumlah menteri menurut keperluan dan badan-badan penting lain yang nondepartemen. Dalam badan yudikatif terdapat pengadilan.
Dalam pendidikan dijalankan sistem Barat, sekolah merupakan tempat pendidikan yang klasik. Kewajiban belajar dijalankan untuk anak yang berumur enam tahun, dengan mengadakan sekolah-sekolah dasar yang cukup. Di setiap daerah diadakan sejumlah sekolah menengah dan sebuah universitas.
Untuk pendidikan yang lebih tinggi, dikirimkan mahasiswa ke luar negeri. Jepang ialah murid negara Barat yang cepat maju yang kemudian mengalahkan gurunya. Dalam ekonomi terjadi perkembangan yang sangat pesat. Pertanian yang masih merupakan dasar utama perekonomian dikembangkan secara intensif sehingga dalam tempo tiga puluh tahun produksi dapat meningkatkan dua kali lipat.
Sedangkan hasil sutra pada waktu yang sama dapat ditingkatkan sampai delapan kali lipat (1873 - 1913). Perkembangan yang mencolok ialah perkembangan industri. Industri tekstil yang memerlukan impor kapas sebagai bahan mentalnya, dengan peralatan yang modern hasilnya meningkat terus.
Misalnya dari 17 juta yard tahun 1896 menjadi 187 juta yard dalam tahun 1913. Industri besi baja juga meningkat pesat dalam tahun 1896 produksinya baru 1 metrik ton, pada tahun 1913 telah meningkat menjadi 155 metrik ton. Beberapa perusahaan yang terkenal misalnya Osaka Iron Works (1881).
Perusahaan perkapalan memperoleh bantuan dan perlindungan dari pemerintah (1896). Sehingga pada tahun 1913 ada enam perusahaan kapal yang sudah mampu membuat kapal berukuran seribu ton atau lebih. Di samping itu berkembang pula perusahaan kereta api, alat-alat listrik.
Perusahaan yang terkenal antara lain ialah Mitsubishi Shipbuilding and Engineering Company yang semula bergerak dalam industri kapal kemudian dikembangkan dalam industri listrik - tambang, dan Ono Shipbuilding Company. Perusahaan pelayaran samudra yang terkenal ialah Nisshin Kisen Kaisha yang menghubungkan Jepang dengan China, Chosen Kisen Kaisha yang menghubungkan Jepang dengan Korea.
Pada tahun 1873 Jepang baru memiliki 26 gros ton untuk kapal api, tetapi pada tahun 1913 telah meningkat menjadi 1.514 gros ton. Perdagangan dengan luar negeri menunjukkan adanya neraca yang makin aktif. Tahun 1872 masih menunjukkan perbandingan 23 dengan 16, pada tahun 1893 sudah menjadi 73 dengan 77 dan tahun 1920 menjadi 1.300 dengan 1.434 juta yen.
Perkembangan yang demikian pesat dalam perekonomian menyebabkan warga kota (chonin) meningkat jumlahnya dan makin besar peranannya dalam perekonomian. Timbullah kaum kapitalis (zaibatsu) yang berasal dari kaum chonin ataupun bangsawan istana (kuge) sebagai golongan yang memiliki kekuasaan ekonomi dan ikut serta dalam politik.
Dalam bidang militer juga terjadi kemajuan pesat. Modermisasi untuk angkatan darat dijalankan dengan mencontoh Jerman, sedangkan untuk angkatan lautnya mencontoh Inggris. Keluarga bangsawan yang mendukung Tenno dalam mengadakan restorasi memperoleh kedudukan pimpinan dalam angkatan perang : keluarga Coshu memegang angkatan darat, sedangkan keluarga Satsuma memegang angkatan laut.
Timbullah kembali paham militer dengan semangat bushido yang melahirkan golongan militer (gunbatsu). Kementrian pertahanan Jepang tidak bertanggung jawab kepada Parlemen seperti kementrian lainnya, tetapi langsung kepada Kaisar Jepang. Yamagata dianggap sebagai pembaharu militer Jepang.
Modernisasi yang dijalankan oleh Tenno Meiji mempunyai arti besar. Negara Jepang yang pada tahun 1854 dipaksa menandatangani perjanjian Shimoda, pada permulaan abad ke-20 telah menjadi bangsa yang kuat yang dapat memaksa negara seperti China dan Rusia agar mengikuti kehendaknya. Bangsa-bangsa lain mulai merasakan Jepang sebagai bahaya kuning yang dapat mengancam kedudukannya. Jepang merupakan negara Asia pertama yang berkembang industrinya.
Baca juga di bawah ini :
Post a Comment for "Modernisasi Jepang (Tenno Meiji)"