Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pemerintahan minoritas, nasionalisme dan persatuan afrika

Pemerintahan minoritas, nasionalisme dan persatuan afrika 

Sebelum Perang Dunia II sebagian besar Benua Afrika merupakan jajahan Barat. Perancis menguasai Afrika Barat dan Barat Laut. Inggris menguasai pantai Afrika Timur dari selatan sampai utara (from Cape to Cairo). Sedangkan Jerman memiliki beberapa jajahan di Afrika yang kemudian jatuh ke tangan Inggris dan Perancis karena kalah dalam Perang Dunia I.

Selanjutnya Portugis memiliki beberapa jajahan di Afrika Selatan. Hanya empat negara yang menjadi negara merdeka sebelum Perang Dunia II, yaitu Ethiopia atau Abessinia (sampai 1935), Liberia (merdeka dari Inggris tahun 1847), Mesir (merdeka tahun 1922 dari Inggris) dan Afrika Selatan (merdeka tahun 1910 dengan bangsa kulit putih sebagai penguasanya).


a. Pemerintahan Minoritas.

Keadaan yang sangat mencolok di Afrika ialah pemerintahan negara ''merdeka'' dengan bangsa kulit putih sebagai penguasanya. Bangsa kulit hitam merupakan mayoritas tetapi sebagai penduduk asli Afrika mereka tetap sebagai bangsa terjajah.

Negara yang terkenal adalah Zimbabwe (Rodhesia) yang semula merupakan jajahan Inggris tetapi tahun 1965 wilayah itu menyatakan dirinya lepas dari Inggris di bawah Ian Smith (1965 - 1979). Kemudian, Uni Afrika Selatan menjadi dominion Inggris sejak 1910.

Karena penguasanya kaum kulit putih, di negara-negara itu tetap dijalankan politik pembedaan warna kulit (ras diskriminasi, apartheid) sehingga banyak negara yang tidak mengakuinya sebagai negara merdeka.

b. Faktor-faktor Timbulnya Nasionalisme Afrika.

Nasionalisme Afrika timbul karena faktor-faktor yang sama dengan timbulnya Nasionalisme Asia. Faktor-faktor tersebut ialah adanya kenangan kejayaan masa lampau akibat penjajahan, terjadinya Kebangunan Asia sejak 1905, dan timbulnya golongan cerdik pandai.

Masih ada faktor lain, yaitu timbulnya negara-negara Asia sesudah Perang Dunia II yang dipelopori Indonesia dan adanya Konferensi Asia - Afrika I di Bandung (1955). Keadaan sosial-budaya negara-negara Afrika umumnya masih lebih rendah daripada negara-negara Asia, sehingga perkembangan nasionalismenya berbeda.

Kemerdekaan yang diperoleh lebih cepat tanpa pembinaan yang matang, menyebabkan negara-negara yang masih didasari kesukuan yang kuat itu mengarah pada sistem pembentukan partai tunggal dan tidak memberikan tempat bagi partai oposisi.

Pemerintahan yang masih muda sering menimbulkan kekecewaan rakyat yang baru memperoleh kemerdekaan. Oleh karena itu pemimpin-pemimpinnya gagal memenuhi janji-janji yang diberikan sebelumnya, keadaan ekonomi yang lebih parah bila dibandingkan dengan masa penjajahan, dan pemerintahan nasional yang bersifat diktatorial.

Keadaan-keadaan tersebut mengundang golongan militer untuk mengadakan perebutan kekuasaan yang semula bertujuan mengakhiri keadaan buruk tetapi kemudian merupakan penguasa baru yang juga mengecewakan rakyat. Hal itu mengandung kembali perebutan kekuasaan baru yang menyebabkan kehidupan politik selalu labil.

c. Persatuan Afrika.

Afrika ialah benua yang memiliki keanekaragaman yang disebabkan oleh banyaknya suku bangsa (sekarang menjadi bangsa), kebudayaan, dan penjajahan. Sehingga timbul banyak negara Afrika yang lahir setelah Perang Dunia II.

Walaupun demikian, di Afrika timbul gerakan persatuan Afrika yang disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut ini :
  • Pertimbangan-pertimbangan praktis dan kultural.
  • Demi keamanan dan pertahanan bersama khususnya dalam menghormati batas-batas negara.
  • Demi kepentingan memajukan ekonomi sebagai aspek lanjutan setelah diperolehnya kemerdekaan politik.
  • Karena adanya solidaritas sebagai bangsa yang sama-sama mengalami penjajahan Barat.

Banyak timbul organisasi tetapi yang terkenal ialah Organization of African Unity (OAU) yang dibentuk di Addis Abeda (1963). Tujuannya OAU ialah :
  • Memajukan persatuan dan solidaritas negara-negara Afrika.
  • Kerja sama untuk meningkatkan taraf hidup rakyat.
  • Membela kedaulatan dan keutuhan wilayah negara-negara Afrika.
  • Mengikis habis kolonialisme di Afrika.
  • Memajukan kerja sama internasional khususnya memperhatikan Piagam PBB dan Piagam Hak-hak Asasi. Hasil perjuangan OAU telah banyak wujudnya, di antaranya lahir lebih dari lima puluh negara Afrika (1990), dan menyelesaikan pertikaian antara anggota khususnya soal perbatasan.
Nasionalisme Afrika mengalami keadaan makin buruk bila pemimpin-pemimpinnya korup dan pihak luar mulai campur tangan. Amerika Serikat dan Rusia yang berusaha memperoleh pengaruh besar di Afrika menyebabkan nasionalisme Afrika makin tidak menentu. Afrika dibedakan atas tiga wilayah, yaitu Afrika Utara, Afrika Tengah, dan Afrika Selatan, untuk mudah memahami perkembangannya.

Baca juga di bawah ini :

Post a Comment for "Pemerintahan minoritas, nasionalisme dan persatuan afrika"