Republik china (Jenderal Chiang Kai-shek)
Republik china (Jenderal Chiang Kai-shek)
Jenderal Chiang Kai-Shek yang juga ipar Dr. Sun Yat Sen berusaha menyatukan China Utara dengan Selatan. Kerjasama antara kaum nasionalis dengan komunis sejak tahun 1924 diteruskan untuk menghadapi war lords di utara. Setelah Hankow dan Nanking dapat dikuasai terjadi perbedaan paham.
Kaum komunis menghendaki agar pembagian tanah untuk petani di daerah-daerah yang telah dikuasai dijalankan terus, sedangkan kaum nasionalis yang mendapat dukungan tuan tanah menolaknya (1927). Kaum nasionalis mendirikan pusat pemerintahan di Nanking, sedangkan kaum komunis di Kiangshi.
Chiang Kai-shek menyerang Utara untuk menundukkan war lords. Chang Tso-lin dari Manchuria terbunuh dan digantikan anaknya bernama Chang Hue-liang yang menggabungkan daerahnya mencakup Utara dan Selatan (1928) dengan ibu kotanya Nanking, artinya ibu kota selatan.
Gambar Jenderal Chiang Kai-Shek
Sedangkan nama Peking yang berarti ibu kota utara diubah menjadi Peiping, artinya kota perdamaian, yang sekarang bernama Beijing. Karena kaum komunis belum mau tunduk pada pemerintahan di Nanking, Chiang Kai-shek memeranginya.
Tentara komunis dipimpin oleh Chu-Teh mengadakan perang gerilya, sehingga sulit dikalahkan. Sementara itu pimpinan partai komunis pindah ke tangan Mao Zedong yang mempergunakan kaum tani sebagai basis kekuatannya (1931). Perang saudara di China merupakan peluang bagi Jepang untuk menguasai Manchuria.
Kung Chang Tang mengadakan perjalanan jauh (Long March) dimulai dari Kiangshi (bagian selatan) tanggal 1 Oktober 1934 dengan diikuti 100.000 orang. Di dalam perjalanan mereka mengalami penderitaan yang disebabkan oleh kekurangan pangan dan serangan-serangan oleh kaki tangan Chiang Kai-shek. Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1935, dengan sisa pengikutnya yang berjumlah 20.000 orang, mereka tiba di Yenan (bagian utara). Jarak antara Kiangshi dan Yenan ialah 1000 km.
Sebab-sebab diadakan Long March ialah
- Pertama, untuk menjauhkan diri dari pusat Kuo Min Tang yang berkedudukan di Nanking.
- Kedua, untuk mendekatkan diri ke Rusia sebagai negara komunis sehingga mudah memperoleh bantuan.
- Ketiga, untuk mendekati Jepang sebagai musuh bersama China dan Rusia.
- Keempat, China Selatan sudah dihinggapi liberalisme sehingga mustahil untuk dapat menerima komunisme.
- Kelima, penduduk China Utara yang masih murni dan belum mendapat pengaruh luar lebih mudah menerima komunisme.
Diperoleh persetujuan bahwa Kuo Min Tang dan Kung Chang Tang akan bekerja sama kembali untuk menghadapi Jepang. Jepang segera menimbulkan suatu insiden (China Incident) sehingga terjadi perang Jepang-China (1937 - 1945). Kuo Min Tang memperoleh bantuan Sekutu melawan Jepang di bagian selatan dengan pusatnya Chungking, sedangkan Kung Chang Tang mendapat bantuan Rusia melawan di bagian utara dengan pusatnya Yenan.
Setelah Perang Dunia II, pertikaian antara Kuo Min Tang dengan Kung Chang Tang timbul kembali, masing-masing mau menjadi penguasa di China. Kuo Min Tang yang tidak memperoleh dukungan rakyat dan pemimpinnya banyak yang korup, terdesak dari daratan China akhirnya mundur ke Taiwan (1950).
Republik China ini hanya berwilayah di Pulau Taiwan sehingga dikenal juga sebagai Republik Taiwan ibu kotanya Taipei. Sampai akhir hayatnya Chiang Kai-shek memimpin negara tersebut. Setelah meninggal ia digantikan oleh anaknya bernama Chiang-kuo (1975).
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Post a Comment for "Republik china (Jenderal Chiang Kai-shek)"