Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Daerah-daerah untuk dijadikan markas menyusun perang gerilya di Jawa

Daerah-daerah untuk dijadikan markas menyusun perang gerilya di Jawa - Tempat untuk menjalankan misi gerilya Pangeran Diponegoro pada waktu perang di Jawa :

a. Kalisoko.

Kalisoko yang terletak kira-kira lima kilometer dari Yogyakarta. Dari pusat ini diadakan serangan atas Yogyakarta dan Diponegoro berhasil menguasainya, kecuali istana sultan dan Paku Alam. Kemenangan tersebut diperoleh karena bergeloranya semangat perjuangan dan saat itu pasukan Belanda banyak yang ditugaskan ke luar Jawa, yaitu di Bone dan Sumatera Barat. Banyak penduduk maupun keluarga bangsawan pindah ke Kalisoko.

Daerah-daerah untuk dijadikan markas menyusun perang gerilya di Jawa

b. Selarong.

Selarong merupakan markas kedua setelah Kalisoko yang ditinggalkan. Letaknya di selatan Yogyakarta dan strategis untuk pertahanan. Kedudukan yang baru ini beberapa kali diserang oleh Belanda. Untuk menghindarkan perang terbuka, Selarong ditinggalkan pada waktu diserang Belanda tetapi ditempati kembali setelah ditinggalkan Belanda.

c. Dekso.

Dekso yang merupakan markas baru letaknya sebelah barat laut Yogyakarta. Di sini Pangeran Diponegoro diangkat menjadi kepala negara dengan gelar Sultan Abdulhamid Erucokro Amirulmukminin Sayidin Panotogomo Kalifatullah Tanah Jawa. Dari gelar itu nyata bahwa Pangeran Diponegoro juga menjadi kepala agama Islam untuk Pulau Jawa. Pemerintahan diselenggarakan dengan mengangkat pegawai-pegawai sedangkan untuk pertahannya diangkat para komandan pasukan seperti Sentot dan Prawirokusumo. Dari Dekso inilah serangan atau sergapan terhadap Belanda banyak dilakukan.

d. Plered.

Plered dijadikan pusat pemerintahan. Untuk mempertahankan ibu kota tersebut diangkat Karto Pangalasan sebagai komandan. Pada bulan Juni 1826 tentara Belanda menyerang Plered yang mendapat perlawanan sengit.

Tetapi akhirnya dengan korban yang besar Belanda dapat merebut kota itu. Pasukan Belanda yang kembali meninggalkan Dekso disergap serta berhasil dibinasakan. Sementara pasukan Belanda dikerahkan di daerah sebelah barat Yogyakarta pasukan Diponegoro masuk ke Yogyakarta dan berhasil membinasakan Legioen Paku Alam. Kemudian pasukan dialihkan di sebelah timur Yogyakarta.

e. Gawok.

Gawok yang terletak di sebelah barat daya Solo merupakan pusat kekuatan yang baru. Kedudukan baru itu diserang oleh pasukan gabungan Sunan, Mangkunegoro, dan Belanda. Pertempuran sengit terjadi dan Pangeran Diponegoro memperoleh luka-luka di medan perang.

f. Pengasih.

Pengasih yang terletak di sebelah barat Yogyakarta merupakan markas baru, tetapi tempat baru ini terus mendapat serangan Belanda. Pasukan ulama di bawah Kyai Mojo yang bermaksud kembali ke daerah Pajang sebagai tempat asalnya dapat disergap oleh Belanda. Penasehat Pangeran Diponegoro itu ditawan oleh Belanda dan dibuang ke Manado. Beberapa lamanya pasukan berkuda di bawah Sentot menyerah kepada Belanda kekuasaan di pihak Pangeran Diponegoro makin berkurang.

g. Kedu.

Kedu merupakan daerah yang bergunung-gunung. Daerah ini dijadikan daerah baru untuk melanjutkan perang gerilya. Oleh karena itu korban telah banyak jatuh dan pembantu-pembantu yang penting tidak ada lagi, maka di daerah ini Pangeran Diponegoro menerima tawaran untuk berunding. Ternyata bahwa perundingan itu merupakan siasat untuk menangkap Pangeran Diponegoro agar peperangan dapat cepat diselesaikan.

Baca selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Daerah-daerah untuk dijadikan markas menyusun perang gerilya di Jawa"