Faktor-faktor pertumbuhan penduduk Indonesia abad ke-19
Faktor-faktor pertumbuhan penduduk Indonesia abad ke-19
Pertumbuhan penduduk Indonesia menjadi masalah yang mulai dirasakan serius, karena mempunyai dampak yang sangat luas dalam kehidupan masyarakat. Sebelum diadakan sensus penduduk tahun 1930, jumlah penduduk diperoleh berdasarkan laporan pegawai tingkat rendah dan diteruskan ke atasan.Laporan yang sering dilakukan secara kurang teliti oleh perangkat desa disebabkan kurang memahami tentang pentingnya masalah kependudukan. Sensus penduduk tahun 1930 telah dijadikan sumber penting untuk mengetahui jumlah dan keadaan penduduk dan merupakan standar sebelum Perang Dunia II.
Dari angka perkiraan awal abad ke-19 dibandingkan dengan hasil sensus tahun 1930 menunjukkan adanya peningkatan sepuluh kali lipat dalam waktu 130 - 140 tahun. Sedangkan di Pulau Jawa menjadi 40 juta orang, sedangkan di luar Jawa 20,7 juta orang.
Faktor-faktor pertumbuhan penduduk.
Beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk yang pesat di Pulau Jawa adalah sebagai berikut ini :
1. Lingkungan Alam.
Pulau Jawa sebagai daerah tempat tinggal pada umumnya telah teratur. Daerah pedesaan, pertanian, peternakan, dan hutan telah teratur sehingga para penghuninya tidak lagi harus berjuang melawan alam. Berbeda dengan daerah luar Jawa yang penduduknya harus sering menghadapi tantangan alam seperti banjir, gangguan binatang buas, maupun permusuhan antarsuku. Lingkungan alam di Jawa memberikan suasana yang telah teratur, sehingga memudahkan terjadinya pertumbuhan penduduk.
2. Perkembangan ekonomi.
Sebagian besar penduduk yang tinggal di Jawa sudah dapat hidup sebagai penghasil makanan (food producing) seperti pertanian, peternakan, maupun perdagangan. Di daerah-daerah pertanian yang penduduknya makin tercukupi kebutuhan hidupnya perkembangannya terasa pesat. Hal ini karena orang-tua tidak merasa kekurangan pangan dalam menghidupi anak-anaknya.
3. Kesehatan.
Pemerintahan Belanda secara berangsur-angsur berhasil memberantas penyakit menular yang banyak menimbulkan korban warga masyarakat, seperti cacar dan disentri. Sementara itu penyuluhan kesehatan makin memberikan hasil dengan membaiknya kondisi rumah untuk dihuni, dibangunnya jembatan-jembatan, dipilihnya makanan yang bergizi, sehingga angka kematian (mortalitas) dapat makin ditekan, sedangkan angka kelahiran (natalitas) terus meningkat.
4. Gangguan keamanan.
Setelah Perang Jawa, Perang Padri, dan Perang Maluku dapat dikatakan bahwa keamanan mulai dipulihkan. Suasana aman memungkinkan orang dapat hidup lebih damai. Sehingga kalau pun orang-tua memiliki banyak anak tidak terasa benar sebagai bebannya, hal itu sejalan dengan perkembangan ekonomi.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :