Misterius Candi Kethek/monyet di karanganyar pinggir gunung lawu
Misterius Candi Kethek/monyet di karanganyar pinggir gunung lawu
Candi Kethek merupakan situs purbakala yang ditemukan di dekat kawasan Candi Cetho Karanganyar. Letaknya sedikit tersembunyi karena berada di pinggir hutan pinus lereng Gunung Lawu. Bentuk Candi Kethek menyerupai piramida berundak dan memiliki kemiripan dengan bangunan utama Candi Cetho. Belum banyak informasi mengenai asal-usul dan fungsi situs candi ini.
Candi Kethek yang terletak desa Gumeng, kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini masih satu lokasi wisata dengan Candi Cetho.
Lokasi Candi Kethek Karanganyar berada di area tepi hutan pinus lereng Gunung Lawu yang berdekatan dengan kawasan wisata Candi Cetho. Satu-satunya cara menuju candi ini dengan melewati jalan setapak yang ada di samping Candi Cetho. Selanjutnya akan menemui pertigaan dimana ke arah kiri menuju Candi Kethek dan ke arah kanan menuju Puri Saraswati.
Pilihlah jalan ke arah kiri dan selanjutnya akan melewati jalan setapak tanah yang sempit dan melewati pinggir hutan pinus. Di beberapa titik, jalan setapak yang dilalui berada di tepi tebing jurang. Pengunjung diharapkan berhati-hati dalam melangkah. Perlahan-jalan jalan setapak yang dilalui menurun dan harus menyebrang sungai kecil. Pada musim kemarau arus sungai ini tidak begitu deras sehingga pengunjung tidak kesulitan untuk menyebrangi sungai.
Perjalanan menuju Candi Kethek belum berakhir setelah menyebrangi sungai kecil. Pengunjung harus kembali melewati jalan setapak menaiki bukit yang disebut Bukit Gumeng. Posisi Candi Kethek sendiri berada di atas puncak bukit tersebut dan dikelilingi oleh pohon pinus dan cemara. Tidak lama kemudian akhirnya pengunjung tiba di kawasan Candi Kethek.
Hal yang pertama kali ditangkap ketika melihat Candi Kethek adalah sebuah bangunan candi berbentuk seperti piramida dengan beberapa tingkatan atau berundak. Pada bagian ujung atas tidak lancip atau datar sehingga sering disebut piramida terpenggal. Tidak ada batuan candi yang membentuk sebuah pagar atau bangunan candi pendamping disekitarnya. Bisa dikatakan bentuk Candi Kethek menyerupai Candi Sukuh untuk struktur bangunan utamanya.
Candi Kethek ditemukan pada tahun 1842 oleh arkeolog dari Belanda yaitu Verbeek, Van Der Vlis dan Hoepermans ketika melakukan penelitian dan penggalian di kawasan punggung Gunung Lawu. Candi Kethek dipugar kembali pada tahun 1982 oleh asisten khusus Presiden Soeharto, Soedjono Hoemardani.
Batuan penyusun Candi Kethek terlihat berbeda bentuk dan ukuran namun tersusun secara rapi. Guratan yang membentuk ukiran atau relief tidak tampak pada batuan candi tersebut. Ada kemungkinan bahwa batuan telah mengalami pelapukan dan pecah menjadi lebih kecil. Pada bagian tengah bangunan candi terdapat tangga naik menuju ke atas candi.
Gambar Candi Kethek/Monyet
Sebuah bangunan persembahan milik umat Hindu ditemukan di atas candi yang berbalut kain sarung bermotif kotak hitam putih. Sepertinya bangunan persembahan tersebut bukan merupakan bangunan asli dari Candi Kethek. Adanya bekas sesaji yang masih baru menunjukkan bahwa candi ini masih digunakan sebagai tempat ibadah.
Informasi mengenai Candi Kethek masih sangat minim, belum diketahui kapan candi ini dibangun dan apa fungsi dibangunnya pada zaman dahulu. Ketiadaan relief pada bangunan candi memberikan kesimpulan sementara bahwa mungkin candi ini dibangun pada zaman klasik dan kemudian masih dimanfaatkan hingga zaman kerajaan Hindu-Buddha. Keanehan bentuk candi juga dipertanyaan dan masih diperdebatkan hingga saat ini.
Pengunjung yang penasaran dengan Candi Kethek rata-rata tidak berlama-lama berada di kawasan candi tersebut. Setelah para penasaran mereka hilang, mereka segera kembali menuju kawasan Candi Cetho. Hawa mistis di kawasan Candi Kethek masih cukup terasa dan beberapa pengunjung sempat merasakan hal tersebut. Selain itu kabut tebal sering turun hingga area ini hingga menutupi bangunan candi dan mengganggu penglihatan.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :