Isi Pengertian Tari Tunggal Daerah Setempat Kreasi Seni Budaya
Isi Pengertian Tari Tunggal Daerah Setempat Kreasi Seni Budaya
A. Tari Kreasi Daerah Setempat Bentuk Tari Tunggal
l. Gerak Dasar Tari Tradisi/Daerah Setempat
Gerak mempakan unsur utama dalam seni tari. Pada dasarnya seni tari merupakan gerak-gerak anggota badan yang disederhanakan (stilasi) dengan ritmis (birama). Jadi, media dasar tari adalah gerak.
Untuk menjadikan gerak menjadi rangkaian gerak tari, penari harus menguasai gerak dasar anggota tubuh sebagai sarana pengekspresian tari.
Macam gerak dasar suatu tari terdiri dari beberapa kelompok. yaitu:
a. Gerak kaki
Telapak kaki berperan penting dalam pelaksanaan sikap dan gerak kaki yang bisa menambah keindahan sikap gerak seluruh tubuh.
Dasar sikap kaki yang utama adalah sebagai berikut:
l) Sikap telapak kaki rapat kembar
2) Sikap telapak kaki rapat silang
3) Sikap telapak kaki renggang silang
4) Sikap tuiapuk kaki rapat siku
5) Sikap telapak kaki renggang.
Selain hal di atas, ada juga sikap telapak kaki yang tidak penuh dan banyak menghiasi gerak tari tradisional.
Sikap telapak kaki yang tidak penuh itu adalah sebagai berikut:
(a) Tumit terangkat kembar, kedua tumit terangkat semua (jinjit)
(b) Menapak pada ujung kaki kembar
(c) Takukan kaki ada tiga golongan. yaitu:
Tekukan kaki pada:
- pergelangan
- lutut
- pangkal paha.
b. Gerak tangan
Gerak tangan merupakan ciri yang menonjol dari seni tari dunia Timur. Pada dunia Barat gerak tari lebih menonjolkan gerak kaki sebagai ekspresi ide-tari. Di India, gerak tangan memiliki makna tertentu yang disebut mudm. Budaya Hindu menunjukkan perbendaharaan gerak tangan dan lengan yang cukup kompleks dan berpengaruh pada perkembangan tari bangsa lain. termasuk Indonesia.
c. Gerak leher dan kepala
Gerak kepala dan bahu sangat berperan pada tarian tradisi ketimuran di samping menjadi pelengkap pada gerak yang dapat memperkuat suatu sikap atau gerak.
d. Gerak mata
Gerak mata juga menjadi pelengkap dari sikap dan gerak kepala dalam mewujudkan keterpanaan pengungkapan bersama anggota badan lain. Gerak sikap mata dapat kita saksikan pada tarian tradisi, seperti Tari Ngremo (Remo) Jawa Timur, Tari Bali (ekspresi mata lebih jelas dan bermakna).
e. Gerak lambung
Sikap dan gerak lambung mengesankan bentuk badan membesar Gerak lambung yang kuat akan menampakkan bahasa dada juga bergerak.
Dalam merespon dan menyusun gerak ini berdasar gerak gerak dasar perlu diperhatikan tentang unsur-unsur tari yang meliputi: ide. irama. dan harmoni.
2. Menyusun Gerak Tari
Seorang koreografi atau pencipta tari, dalam menyusun gerak tari tidak bisa lepas dari ide (gagasan) dan komposisi tari. Dalam penyusunan sebuah karya tari perlu penguasaan sebuah karya tari perlu penguasaan gerak dan penataannya
Komposisi tari ialah susunan unsur-unsur tertentu yang menghasilkan karya baru yang lebih bermakna. Komposisi suatu tan' meliputi semua unsur tari seperti gerak dan sikap penari, ruang gerak, susunan pelaku, keseluruhan penyelenggaraan, dan penampilannya.
Menurut Sudarsono, perbedaan antara komposisi tunggal dan komposisi ganda dalam seni tari. yaitu bahwa komposisi ganda bukan merupakan kelipatan dari komposisi tunggal.
a. Gerak dan sikap
Gerak dan sikap sebuah tan“ adalah segala gerak dan sikap yang berhubungan erat dengan tema tari. Gerak sebagai isi dalam tari harus merupakan komposisi yang menarik, tidak membosankan., berbobot, dan mengesankan.
Komposisi ganda memerlukan penataan kelompok. Penataan kelompok tersebut, antara lain adalah:
1) Serempak (Unison).
2) Seimbang (Balance).
3) Terpecah (Broken).
4) Selang seling (Altemate).
5) Bergantian (Canon).
b. Ruang gerak
Komposisi tari yang berhubungan dengan ruang gerak adalah tentang penguasaan tempat atau ruang tari dengan bermacam-macam tipe penggung.
Dalam merangkai gerak dasar tari tidak sekedar menggabungkan antara gerak kaki, gerak tangan, gerak kepala, atau gerak anggota tubuh lain.
Namun yang lebih penting adalah komposisi keseluruhan sehingga diharapkan dapat melahirkan karya seni tari baru.
c. Berkreasi gerak tari berdasarkan seni tari daerah
Seni tari daerah Nusantara memiliki karakter dan keunikan tersendiri dalam hal iringan musik dan gerak tari.
1) Seni tari daerah Sumatra mendapat pengaruh kuat dari agama Islam sehingga gerakan tari lincah dan gesit, tetapi kurang ekspresif. Tata busana menutup anggota badan (aurat).
2) Seni tari daerah Sunda (Jawa Barat)
Umumnya bertema tari pergaulan, dengan gerak putus-putus yang kontras. Tarian Sunda merupakan perpaduan antara tari Jawa dan Bali.
3) Seni tari daerah Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
Seni tari Jawa umumnya menggunakan susunan gerak yang mengalir dan tenang (Tari Serimpi dan Gambyong) iringan gamelan sesuai dengan gerak tari. Untuk gerak tari Jawa Timur agak keras dengan iringan musik gamelan yang keras.
4) Seni tari Bali
Sifat tarian Bali menunjukkan dinamika gerak dan iringan tarian yang mempesona dan mengesankan. Gerak tari tegas dan ekspresif. semua anggota tubuh digunakan untuk mengekspresikan makna dan misi tari sehingga terkesan sakral. lringan gamelan dengan irama keras menghentak-hetak. '
Umumnya didominasi oleh penari wanita, yang memiliki perwatakan lembut, iringan kontras menggebu-nggebu terutama instrumen gendang yang dimainkan oleh dua orang penari.
5) Seni tari Kalimantan
Tarian Kalimantan (Suku bangsa Dayak) memiliki sifat magis karena banyak digunakan dalam upacara adat
6) Seni tari Sulawesi.
3. Menggali (Eksplorasi) Bentuk Tari Daerah Setempat
Bentuk tari tradisi atau tari daerah dipengaruhi oleh bentuk tradisi, adat, dan budaya daerah setempat.
Landasan kreatiftas seni tari tradisi ada 4 golongan,“ antara lain:
a. Kehidupan sehari-hari
Gerak tariyang berasal dari gerak sehari-hari yang distilir dan diberibemuk ekspresif yang berirama.
Contoh tari yang bersumber dari kehidupan sehari-hari:
l) Tari Kebyar dari Bali
2) Tari Kipran dari Solo, tari yang mengungkapkan rasa jatuh cinta.
3) Tari Koncaran dari Sunda
4) Tari Lilin dari Sumatra Barat.
b. Dongeng dan cerita
Tari yang disusundari cerita, dongeng atau legenda daerah. Tari ini akan lebih mengarah pada tari yang bersifat lakon dengan bentuk tari berpasangan atau tari kolosal (massal).
Contoh tari cerita/dongeng, antara lain:
1) Tari Sri Tanjung dari Jawa Timur
2) Tari Jayaprana-Layon Sari dan Tari Calon Arang dari Bali
3) Tari Roro Mendut-Prono Cito, tari Lutung Kasarung dari Jawa Tengah
c. Permainan tradisi
Permainan tradisi yaitu suatu permainan daerah yang hidup turun menurun dari berbagai generasi. Kostum, iringan dan gerak pada tari ini sangat sederhana, mudah dimainkan dan dipentaskan,
Contoh tari peniruan alam/binatang:
l) Tari Tokecang, Gatrik, Perepet, dari Jawa Barat
2) Tari Jamurana-Layon Sari dan Tari Calon Arang dari Bali
3) Tari Lenso dan tari Saputangan dari Jawa Tengah
4) Tari Tor-Tor Boru dari Batak
d. Peniruan alam dan binatang
Tarian yang meniru (imitasi) alam dan binatang. Jenis tari tradisi ini sudah ada sejak zaman primitif. Tarian ini digunakan untuk upacara-upacara ritual/bersifat ritual magis atau kepercayaan pada kekuatan alam.
Contoh tari peniruan alam/binatang:
!) Tari Reog dari Ponorogo Jawa Timur
2) Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur
3) Tari Barong dari Bali
4) Tari Merak, Tari Kupu-kupu dari Jawa Barat.
e. Materi gerak tari
Gerak tari tradisi cenderung memiliki ciri-ciri tradisi daerah setempat sehingga perlu kepekaan dan perhatian khusus terhadap gerak, sikap, pakaian, dan iringan agar dapat ditampilkan secara optimal.
4. Jenis Tari Berdasarkan Jumlah Pelaku dan Pola Garap
Sebelum kita mencetuskan gagaaan (ide) tari tunggal kreasi Nusanmdaetah setempat, perlu mengenal jenis tari terlebih dahulu.
a. Jenis tari berdasarkan jumlah pelaku (penari)
Dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
1) Tari tunggal
2) Tari pasangan
3) Tari masal
4) Tari kelompok
b. Jenis tari Berdasarkan pola garapan (koreografl)
Dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
1) Tari rakyat
Tari yang ada dan berkembang di kalangan pedesaan. Belum mempunyai norma-norma dan aturan tertentu, bersifat sederhana dan menyatu dengan kehidupan masyuarakat. Bersifat sederhana untuk mencukupi keperluan dalam upacara adat, yang terkadang bersifat sakral.
2) Tari klasik
Yaitu tari yang telah mengalami perkembangan penggarapan mencapai kristalisasi dan norma-norma tertentu. Tari klasik lahir tumbuh dan berkembang di lingkungan bangsawan atau keraton dan memiliki nilai artistik (seni) yang tinggi.
(a) Kebebasan gerak yang bertanggung jawab, bukan simbolik atau abstrak.
(b) Bersifat universal.
(c) Progresif atau maju.
3) Tari kreasi baru
Tari kreasi baru adalah tari dengan penggarapan baru. Bersumber dari elemen-elemen gerak tari tradisi yang susunannya benapaskan baru.
Ciri-ciri tari kreasi, antara lain:
- Gagasan (ide) dan sikap gerak dominan/ekspresif.
- Mengarah pada inti masalah.
4) Tari daerah setempat (tradisional)
Tari yang bersumber dari tradisi dan karakteristik daerah setempat.
Contoh:
- Tari Bali, antara lain: Tari Pendet, Legong keraton, Margapati, Panji Semirang.
- Tari Surakarta, antara lain: Retno Pamudya, Gambyong, Bedoyo, Srimpi. Golek Sukorena.
- Tari Jawa Timuran, seperti: Tari Ngremo, Seblang, Gandrung, Kiprah. Glipang.
- Tari Mataram (Jogjakarta), antara lain: Tari Lawung, Topeng, Menak, Srimpi.
- Tari Sunda (Jawa Barat), antara lain: Tari Anjasmara, Jaipongan, Kethuk Tilu, Gulintang, Munggawa, Koncaran.
- Tari Sulawesi, contohnya: Tari Pakarena, Maengket, Jepin.
- Tari Sumatra, antara lain: Tari piring, Patah Sembilan, Saman, Payung, kendati, Serampang dua belas.
5. Kreasi Gerak Tari Tunggal Daerah Setempat
Untuk menyusun sebuah karya tari tunggal daerah setempat. senang koreografer (penata tari) sebelumnya terlebih dahulu telah mengadakan eksperimen. Eksperimen tersebut berupa pencarian gerak dasar yang selanjutnya dibuat menjadi untuk tari.
Dalam menyusun sebuah tari baru seorang koreografer (penata tari) harus berangkat dari gagasan (ide)" yang di imajinasi (bayangan, angan-angan) tersebut ke dalam suatu bentuk tari tunggal.
Sebelum menjadi tarian, langkah awal adalah mencoba membuat gerakan-gerakan yang dapat mewakili gagasan/idenya yang dalam istilah tari disebut eksplorasi (mencari ide-ide dan mengurai). Eksplorasi gerak timbul karena dorongan dari dalam atau dari luar diri penata tari. Hasil eksplorasi dan tema tari disusun menjadi bentuk kreasi tari baru. Penata tari yang baik selalu mengadakan pencarian gerak baru. Gerak gerak baru yang telah ditemukan tersebut disusun sesuai dengan tema yang ada menjadi sebuah tari.
Berikut ini diberikan contoh simponis dan susunan ragam tari tunggal daerah setempat wilayah Nusantara. Untuk dipelajari dan dapat dikembangkan menurut kreasi sendiri. Di samping itu, dapat untuk latihan dan ditampilkan kelas atau di sekolahan.
6. Tari Ngremo
a. Tari Ngremo berasal dari Jawa Timur
Merupakan bentuk tari tunggal tradisional yang bisa ditarikan tunggal putra atau bisa putri. Tari ini bisa pula dicarikan secara masal. Tari Ngremo digunakan sebagai penyajian awal untuk menyambut tamu undangan., Tema tari ini adalah kepahlawanan. yang sebagai ciri khas dan kebanggaan masyarakat daerah Jawa Timur. Ragam gerak penuh dinamis dengan menggunakan gong seng (krincing) yang dilekatkan pada kaki kanan,
Fungsi gong seng (krincing) untuk mengatur imam: atau pemberi kode perubahan irama lambat atau cepat. yang dilakukan eleh penarinya. hingar: tan dengan menggunakan musik tradisi gamelan.
b. Susunan ragam gerak Tari Ngremo
Gending iringan : Jula-Juli Surabayan.
Sumber Gerak : Hasil rangkuman dari berbagai versi Ngremo yang ada di Jawa Timur, seperti Jombangan, Madura. Jabung/Malang, dan Surabaya.
Namun, yang kuat mendasari gerak adalah Jembangan (gaya Balet dan Jabung/Malang, kesenian tradisi Tengger).
Adapun urutan/susunan ragam geraknya adalah sebagai berikut:
1) Gong buko pertama, terus keluar dengan jalan/tindak diselingi gejugan kaki kanan (bunyi gong seng). Singgetan iket (Solo=besut)
2) Gedruk-gedruk lamba kaki kana-menjadi rangkap.
Singgetan iket.
3) Lawungan-Keter
Singgetan iket sabetan iket
4) Tindak lamba rimong sampur tangan kanan lenggang, menjadi pecak miring, tangan kanan ulap taweng.
Singgetan iket sabetan iket.
5) Kebyok kebyakan sampur-selutan atau labasan
6) Gedruk rangkap kaseling mandegan, gedrugan kaki kanan, dan singgetan iket.
7) Nggendewa lamba-rangkap (gong seng memberi kode irama menjadi seseg), singgetan iket.
8) Lawungan-keter gula. singgetan iket, menjadi gedrug lamba sesaat, singgetan iket.
9) Sekar sinuhun.
10) Tatasan-cekelan.
11) Ukel lawungan lamba menjadi rangkap.
12) Gedruk-singgetan iket
13) Tindak rimong sampur, terus menjadi pecak miring tangan kanan ulap ' tawing, dan singgetan iket.
14) Ngayam alas, singgetan iket sabetan iket
15) Bodholan atau ngawe kadang: kanan, kiri, dan belakang, terus jalan kedepan.
16) Lawungan lamba-lawungan rangkap kaseling landasan.
17) Bumi langit kanan-keter gulu, singgetan iket
18) Ngayam alas singgetan iket sabetan iket.
19) Nglandak telesik. singgetan iket.
20) Ceklekan lamba, jalan ke depan lenggang atau jalan mundur sambil lenggang, singgetan iket jadi ceklekan rangkep-gedrug, dan singgetan iket.
21) Irama menjadi seseg:
a. Ngayam alas, singgetan iket.
b. Bumi langit kanan lamba terus rangkap, kaseling keter gulu, singgetan iket, sabetan iket.
c. Bumi langit kiri lamba terus rangkap, kaseling keter gulu, singgetan iket, sabetan iket.
d. Bumi langit tengah atau neba tengah dengan kedua tangan (dobel), singgetan iket-menjadi sigeg. (sigeg=tanjak tancep Solo)
22) Tindak rimong sampur kanan sambil gejugan kaki kanan untuk mengatur irama sesuai dengan bunyi gong seng. Terus sambil lengang tangan kanan masuk. Habis/selesai.
7. Tari Gambir Anom (dari Jawa Tengah)
Tari Gambir Anom merupakan tari petikan diambil dari cerita wayang. Menggambarkan seorang raja muda tampak yang sedang jatuh cinta (terkena panah asmara) seorang putri. Kostum (tata busana) yang digunakan adalah seperti yang digunakan wayang orang, mewah dan glamor. Iringan musik menggunakan musik tradisi gamelan Jawa. Sebagai tari tunggal bisa ditarikan putra atau putri sebagai satria. Susunan gerak tari Gambir Anom adalah sebagai berikut:
TARI GAMBIR ANOM
Gending iringan Lane. Reno-reno Sl. Manyura.
lrama lancar:
1) Nikelwarti-mangenjali (3 gongan)
2) Berdiri, sabetan kanan, sabetan kiri, mbesut, tanjak 3 gongan.
3) Kengser ke kiri mentang kekiri (1 gongan tawing kiri) (1 gongan)
4) Kengser ke kiri mentang kanan (l gongan) tawing kanan (1 gongan)
5) Sabetan kanan. sabetan kiri, mbesut tanjak kiri (3 gongan).
6) Lumaksana 3 (tiga) kali, ombak banyu, mbesut tanjak kiri (4 gongan).
7) Srisig, mbesut tancep (3 sengan) kembali gawang tengah.
Irama II:
8) Lumaksana 5 (lima) kali, mbcsut tanjak kanan (2 gongan).
9) Ulap-ulap kiri, lilingan kanan trecet kekiri, hadap kiri memang sampir sampur (1 gongan).
10) Ogek lambung, mbesut tanjak kanan (2 gongan)
11) Laku talu mbesut tancep hadap kawuri
12) Ulap-ulap kiri, lilingan kanan trecet kekiri, hadap kiri (1 gongan). Sekaran kruno, mbesut (2 gongan).
Irama seseg:
13) Lumaksana 5 (lima) kali, ombak banyu, mbesut tancep (4 gongan) srisig, Mbcsut tanjak kanan (3 gongan).
Irama lancar ngclik:
14) Ogek lambung.
15) ngigel gulu, entragan.
16) Trap jamang cntragan
17) Trap rikma kiri kanan-entragan.
18) Nimbang sampur-entragan.
19) Tumpang tali-entragan.
20) Racutan (kebyok kebyak sampur) kanan, kiri dan kanan kiri tengah.
(a) Hadap kanan ulap ulap tawing kiri.
(b) Mbalik kiri ulap ulap _tawing kanan.
(c) Hadap kanan pondongan maju.
(d) Trecet mundur, mbalik nikelwarti.
Ketawang Kinanti Sandung Sl. Manyura.
Irama II:
21) Ukel kembar tumpang tali indraya (1 gongan). tawing kiri, trap jamang, mbesut tanjak kanan berdiri pas gong.
22) Embat ngancap nogo wangsul, ngancap, hadap kanan songgo nompo sampai kenong satu.
23) Ulap-ulap kiri seblak srisig maju satu kenong.
24) Pondongan mande sampur, lumaksana mundur 3 (tiga) kali, Mbesut satu gongan.
25) Srisig kembali ke gawang tengah.
Srepegan slendro nem.
(a) Hadap kanan ulap-ulap tawing kiri.
(b) Mbalik ulap-ulap tawing kanan.
(c) Sabetan kanan hadap kanan sabetan kiri, mbesut tanjak srisig. (d) Srisig kembali kegawang tengah.
(e) Mbesut nikelwarti (habis).
B. Menampilkan Seni Tari Tunggal
Untuk menampilkan (menyajikan) seni tari kreasi Nusantara daerah setempat dalam bentuk tari tunggal, sebelumnya perlu mengenal dan latihan beam bentuk tari daerah setempat di wilayah Nusantara.
Pada setiap tan’ daerah setempat (tari tradisional) terdapat keserasian/kesesuaian antara rasa dan karakter dengan iringan yang digunakan.
Meskipun iringan tari dengan instrumen sederhana (terbang, jidor, terompet, bonang, kendang, saron gong) tapi unsur melodi dan garap dinamikanya sesuai dengan gerak tariannya yang indah.
Dalam penampilan/penyajian tari daerah (tradisi) harus memperhatikan iringan, tata rias, tata busana, dan pola lantai.
1. Pola lantai adalah garis-garis di lantai tari yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis di lantai tari yang dibuat sebagai garis acuan kelompok penari. Pada dasarnya dalam pola lantai ada dua garis pokok, yaitu garis lurus dan garis lengkung.
2. Kesan jurusan/garis dengan penari menghadap penonton pada panggung/arena.
a. Diagonal ke bawah, berkesan menyerang/mendadak.
b. Horisontal ke kanan/ke kiri, kesannya tidak pasti, ragu-ragu, lemah.
c. Diagonal ke atas, berkesan takut atau mendesak.
d. Vertikal ke bawah, terkesan kuat, berani, dan agung.
e. Vertikal ke atas, kesannya menguatkan rasa takut.
3. Bentuk-bentuk komposisi/jenis gawang pada tari.
4. Menampilkan tari kreasi Nusantara daerah setempat.
a. Tari Golek Sukoreno
Tari Golek adalah bentuk tari tunggal putri. Berasal dari daerah Jawa Tengah. Menggambarkan seorang wanita yang sedang berhias diri atau bersolek. golek Sukoreno sebagai tema yang menggambarkan wanita cantik sedang dalam kegembiraan, hati berbunga-bunga, ceria.
Gerakannya luwes, lembut namun penuh gairah sebagai ciri gerak tari Jawa Tengah yang halus lembut mempesona. Tata busana dan tata rias yang digunakan adalah seperti tari klasik atau busana wayang orang wanita pada umumnya. Menggunakan jamang (mahkota) dan sampur, memakai kain batik. Tata rias seperti tata rias pada tari klasik atau wayang orang. Iringan tari menggunakan musik tradisi Jawa yaitu gamelan dengan laras slendro.
Bisa secara langsung atau dengan caset atau CD. Berikut ini disampaikan susunan ragam gerak tari tunggal Golek Sukoreno.
GOLEK SUKORENO
Gending iringan: Ldr. Pangkm S1. Manyura.
Penyusun: Nora Kustantina Dewi dan Rosini
Perincian gerak:
1) Kipat srisig kanan ngiwir sampur maju gawang.
2) Lumaksana kapang-kapang ke gawang tengah 7 langkah, Sindhet kiri.
3) Nikelwarti mangenjali laras.
4) Berdiri sindhet kiri, laras sawit A
5) Lumaksana keputren, kaseling kengser mentang tangan kiri.
6) Sekaran lampah kalih (rimong-mentang miwir sampur kanan kiri).
Kipat srisig kanan, sindhet kiri.
7) Laras lembehan kanan-mentang tangan kanan.
8) Lumaksana lembehan kanan pacak miring.
Mentang tangan kiri, kengser ke kanan, kedua tangan ukelan bersama, seblak kanan.
9) Lumaksana nacah nayung/indraya pecak miring. Kipat srisig kanan ngiwu sampur.
10) Kebyok kebyak kedua tangan kibar I ulap kiri. Ukel seblak kibar II pidikan.
ll) Ukel seblak, lumaksana mandi smpur-pecak miring kengser-seblak.
12) Kibar III trap jamang.
13) Ukel seblak , kibar IV nyunggar sinom. Mundur kaki kanan, panggel sindhet kiri.
14) Lumaksan ridong sampur kanan kiri - pecak miring kipat srisig jimpit sampur kanan.
'15) Sindhet kiri-engkyek sindhet kiri .
16) Nikelwarti wasana laras mengenjali.
17) Berdiri laku kapang-kapang-srisig kanan masuk.
b. Tari Anjasmara
Tari anjasmara adalah bentuk tari tunggal yang berasal dari daerah jawa Barat yang telah di buat dengan kreasi Nusantara. Tari ini ditarikan oleh seorang wanita. Tema diambil dari cerita rakyat Damarwulan pada masa kerajaan Majapahit. Anjasmara adalah kekasih/istri Damarwulan yang sedang ditinggal pergi tugas sebagai senopati prajurit Majapahit untuk menaklukkan Minak Jinggo adipati Blambangan. Anjasmara rindu kasmaran, ingin menjumpai/mencari Damarwulan suami tercinta. Sebelum pergi Anjasmara berhias diri/bersolek.
Inilah yang digambarkan atau sebagai tema dalam tari tersebut. Tema tari ini hampir sama dengan tema tari golek pada umumnya, yaitu berhias diri dari menyisir rambut, memakai bedak, mengatur alis (bidikan), memakai subang, bercermin, berjalan.
Berbagai macam gerak/sekatan tari golek secara umum adalah :
- ulap-ulap (taweng) agar wajah yang akan dirias jangan terkena terik sinar matahari atau debu/kotoran.
- Pidikan (membuat alis)
- Membenahi gelung (sanggul) dengan ngilo (bercermin),terap gelung atau jamang (mahkota).
- Lalaran atau luluran agar kulit jadi halus.
- Menyisir rambut, ngore rikma (mengukar rambut)
- Setelah selesai semua, baru ada gerak (sekaran) yang menggambarkan rasa gembira.
- Busana seperti tari klasik. Iringan musik gamelan Sunda atau dapat menggunakan kaset Surya Medal produksi Asmara Record Volume 1.
- Susunan Urutan Ragam gerak Tari Anjasmara.
1) Srisig kebyok sander, atau dapat langsung jalan inch dengan kedua tangan kebyok sondher.
2) Buang sondher, kedua tangan menjulur/njijit ke depan terus lenggah (duduk)
3) Posisi lenggah
a. Jangga (leher) lenga lengo, seling seblakan sondher.
b. Kedua tangan mentang ke depan serong kanan kiri, lontang terus sembah.
4) Berdiri kedua tangan kebyok sondher, jalan incit ke depan, sendi/singgetan, mengencangkan sabuk dengan posisi badan ngglebak ke kanan/hadap kanan.
5) Sendi/singgetan-terap alis/pidikan.
6) Sendi/singgetan-terap ulap-ulap/terap simon.
7) Sendi/singgetan-napak maju cincin.
8) Sendi/singgetan-jangkung ilo.
9) Sendi/singgetan-jalan mijid lamba, serong depan.
10) Sendi/singgetan-jalan engkek gigir kaseling tanjakan.
11) Sendi/singgetan-laku tilu.
12) Sendi/singgetan-jalan berputar mijid ngalayer.
13) Sendi/singgetan-lembehan nafsir.
14) Sendi/singgetan-jangkung ilo mboto rubuh.
15) Sendi/singgetan-jalan incit nacah kebyokan sondher.
16) Mundur, terus lenggah, sembah.
17) Berdiri, jalan incit nacah rangkap kebyok sondher, terus masuk.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Baca juga selanjutnya di bawah ini :