Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Karya Seni Rupa Terapan Wilayah Nusantara

Karya Seni Rupa Terapan Wilayah Nusantara

A. Merancang Karya Seni Rupa Terapan (Seni Kriya)

Merancang atau membuat desain adalah langkah awal dalam kita membuat sebuah karya seni rupa. Desain (rancangan) dan karya sem yang ai tidak boleh meninggalkan prinsip desain atau prinsip seni. 

1. Prinsip Desain Prinsip desain (prinsip seni) meliputi dua hal,.yaitu kompos… dan unsur seni/unsur desain. 

a. Komposisi (susunan) 

Komposisi adalah susunan unsur-unsur rupa dalam satu kesatuan menjadi sebuah karya. Karya seni yang indah karena komposisi (susunan) yang harmonis (serasi). 

Karya Seni Rupa Terapan Wilayah Nusantara

Adapun unsur-unsur rupa yang utama adalah: 

l) titik atau niktah (spot), 
2) garis. 

3) bentuk. 

4) arah, 

5) tekstur, 

6) warna, 

7) gelap terang (value). 

Apabila seseorang (perupa) menyusun unsur-unsur rupa tersebu, maka artinya dia menciptakan bentuk atau desain. Dalam membuat karya seni berpegang teguh pada prinsip-prinsip organisasi unsur atau prinsip-prinsip desain.

b. Unsur-unsur seni rupa 

1) Keseimbangan atau kesetimbangan, disebut juga balance. Terdiri dari keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris: 

2) Kesatuan (unity). 

3) Irama atau ritme juga disebut rhythm. 

4) Kontras atau berbeda jauh. 

5) Selaras/serasi atau disebut harmony. 

c. Unsur-unsur rupa Beberapa unsur rupa yang pokok. antara lain meliputi: 

1) Garis 

Garis merupakan unsur rupa yang terbuat dari rangkaian titik-titik yang terjalin mamanjang menjadi satu. Garis merupakan unsur sederhana yang mudah digunakan sebagai alat ekspresi. Garis memiliki kesan dan watak (karakter) Garis lurus berkesan tegas dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan luwes.

2 Bangun (shape)  

Bangun (shape) dapat diartikan: area, bidang, pola (bentuk). Bidang merupakan unsur yang terjadi karena pertemuan dan beberapa garis. Bidang dibedakan menjadi bidang geometris dan geometris. Contoh. benjolan, segitiga, lingkaran.

3)Arah 

Arah dapat berbentuk lurus. belok. vertikal, horisontal, condong. 

4) Gelap Terang (value) 

Gelap terang merupakan keadaan suatu bidang yang dibedakan dengan warna tua untuk gelap dan warna muda untuk terang. Bisa berasal dan' warna atau dari cahaya. Akibat cahaya yang jatuh pada benda akan terkesan gelap terang. 

5) Ukuran Ukuran dapat menimbulkan kesan pada orang yang melihat/manghayati. Contoh: besar-kecil. panjang-pendek. lebarsempit. 

6) Warna

Warna merupakan unsur yang banyak dipakai dalam berkarya seni rupa. Menurut Goethe (lennan) warna terdiri dari: 

a) warna primer (pokok): merah, kuning, biru. 

b) Warna sekunder (campuran dari warna primer). 
  • Hijau : campuran warna biru dan kuning. 
  • Oranye : campuran warna merah dan kuning. 
  • Ungu (violet) : campuran warna biru dan merah.

c. Warna tersier (campuran dari warna primer dan sekunder).

Contoh warna : cokelat, abu-abu, hijau muda, pink, merah hati, biru laut.

7. Titik 

Titik atau noktah disebut juga spot yang merupakan unsur rupa paling kecil dan banyak digunakan. Unsur titik akan tampak berarti pada karya seni rupa apabila jumlahnya cukup banyak atau ukurannya diperbesar hingga menjadi bintik. 

8. Tekstur 

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan (kasar atau halus). Tekstur terdiri dari dua macam, yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata maksudnya keadaan suatu benda bila dilihat dan diraba sama nilainya. Adapun tekstur semu terjadi bila keadaan suatu benda bila dilihat dan diraba berbeda nilainya.

2. Media (Bahan dan Alat) Seni kriya 

Merancang karya seni kriya termasuk di dalamnya media apa yang akan digunakan untuk bahannya. 

Dalam pembuatan seni kriya bahan yang digunakan sangat banyak dan mudah didapat, diambil dari bahan yang ada di daerahnya. antara lain: 

a. Media atau bahan dari tumbuh-tumbuhan. seperti kayu, bumbu, rotan, daun, kapas, sabut, ilalang, (rumput-rumputnn), biji hijian, dan akar. 

b. Media atau bahan dari binatang, seperti kulit, tunduk, tulung, kerang, koral, bulu, dan mutiara. 

c. Media atau bahan dari alam (bahan organik), seperti batu, cadas, semen, gips, tanah liat, logam (emas, perak, tembaga, timah dan besi), intan, dan berlian.  

d. Media atau bahan dari sintetis dan hasil industri. seperti serat nylon, plastik, plastisin, fiberglass, kertas, kain, kayu lapis, benang, manik-manik, dan lilin. 

Setiap kita membuat karya seni rupa selalu tidak lepas dari masalah penggunaan dan pemilihan bahan atau media (medium ). Setiap media memiliki sifat atau watak khusus yang berbeda satu dengan yang lain. Setiap media (medium) memiliki dua sifat, yaitu: 

1. Sifat fisik 

Sifat fisik adalah sifat bahan dari karya yang dibuat. Mudah retak atau tidak, cepat kering atau lama, mudah atau sukar melekat. dan sebagainya. 

2. Sifat estetis (sifat keindahan bahan) 

Setiap bahan (media) mempunyai nilai keindahan atau kekhususan tersendiri yang tak dapat diganti dengan yang lain. Misalnya. bahanbahan cat minyak. cat air. cat plakat. pensil. kapur. spidul (untuk karya dua demensi), tanah liat. semen. gips. kayu. batu. logam. kertas (untuk karya tiga-dimensi). Semuanya mempunyai ciri khas dan daya tarik tersendiri. Meski demikian. medium ( bahan ) tidak mutlak menentukan nilai artistik suatu karya. Baik tidaknya suatu karya seni tidak tergantung dari bahannya. Tapi tergantung dari isi.

3. Merancang Seni Batik (Karya Dua Dimensi) 

Seni batik termasuk dalam seni kriya (seni kerajinan ) atau seni rupa terapan dua dimensi. 

Batik hampir terdapat dan dikenal di seluruh daerah Nusantara. Oleh karena itu, seni'batik diangkat sebagai karyaseni Nusantara atau budaya Nasional. 

a. Corak 

Motif dan corak seni batik beraneka ragam yang memiliki keunikan dan karakteristik berbeda sesuai daerah penghasil. Corak atau motif batik tersebut, antara lain: Solo (Surakarta), Yogjakarta, Kedu, Laseman, Cirebon, Banyumasan, Palembang, Madura, Bali, Garut, Banyuwangi, Kalimantan, dan banyak yang lainnya.

Di samping itu, ada beberapa motif (corak) batik tradisi atau klasik dan corak modern (yang dicipta masa'kini).

Corak atau motif klasik atau tradisi tersebut, antara lain: batik sekar jagad, parang rusuk, cariri, parang kusumo, parang rusak, ukel, sido mukti, sido luhur, truntum, kawung, untu walang.

b. Media membatik.

Bahan dan alat yang digunakan untuk membatik, antara lain:


]) Kain mori halus (catun) warna putih.

2) Malam (lilin) yang panas cair

3) Bahan pewarna (catbatik)

4) Canting (alat tulis batik)

5) Wajan kecil tempat malam

6) Kompor

7) Bak air untuk nglorot.

c. Teknik (cara) untuk membatik.

Ada beberapa teknik/cara pembuatan batik, yaitu:

1) Teknik tulis (tradisional) Menggunakan canting sebagai alat untuk membuat motif dengan cara menulis atau menuangkan lilin panas atau cair sehingga motif yang kita harapkan dapat terwujud. Selanjutnya mencelupkan kain pada pewarna dan setelah kering warna yang kita kehendaki. lalu ditutup malam lagi. kemudian dicelupkan warna lain yang lebih tua. Proses terakhir adalah nglorot (melarutkan malam) dengan cara dicelup pada air panas.

2) Teknik cetak (cap atau sablon), disebut juga printing.

3) Menggunakan cetakan dengan motif tertentu untuk menutup dengan malam. Selanjutnya, memberi warna (pewarnaan). Setelah selesai dilarutkan (nglorot) dengan air panas. Teknik ini menghasilkan karya berulang-ulang (reproduksi).

4. Merancang Karya Seni Kerajinan Tiga Dimensi 

Benda-benda seni kerajinan (seni kriya) tiga dimensi yang dihasilkan daerahdaerah di wilayah Nusantara sangat banyak ragamnya. Di daerah obyek wisata umumnya banyak dijual barang barang kerajinan dengan corak dan model yang menarik dan mengagumkan.

Dengan melihat, mengamati dengan cermat. maka tidak sulit bila untuk membuatnya. Untuk membuat benda seni tersebut sebelumnya kita rencanakan (dibuat rancangan) terlebih dahulu tentang: model. corak. bentuk. teknik serta media yang akan digunakan.

a. Teknik

Teknik atau cara yang digunakan dalam proses pembuatan karya seni kriya (kerajinan) tiga dimensi, kita dapat memilih. antara lain:

1) Teknik butsir

Teknik butsir ialah teknik membentuk dengan cara mengurangi atau menambah bagian dengan menggunakan bahan lunak seperti tanah liat dan lilin mainan. Adapun bahan tanah liat menggunakan alat bantu yang dapat dibuat sendiri dengan kawat baja yang dibengkokkan, kemudian dikaitkan dengan tangkai dari kayu atau bambu (lihat gambar). Untuk keramik dapat menggunakan meja putar .
2) Teknik cetak atau cor

Teknik cetak ialah suatu cara berkarya dengan menggunakan model terlebih dahulu, kemudian membuat cetakan yang dapat digunakan berulang-ulang dalam jumlah banyak.

Langkah-langkah kerja rancangan berkarya dengan teknik cetak atau corak adalah sebagai berikut:

a) Pembuatan model

Pembuatan model dapat menggunakan tanah liat atau lilin model dan harus dibuat secara matang atau sempurna sehingga hasil akhir benarbenar sama dengan model aslinya.

b) Bahan yang digunakan dalam pembuatan cetakan dapat dipilih sesuai dengan bahan yang akan digunakan untuk hasil akhir. Bahan semen atau tepung gipsum dapat menggunakan media cetak semen dicampur pasir. Bahan fiberglass dapat menggunakan media cetak silikon. Perlu diperhatikan bila kita membuat karya yang lebih besar, cetakan harus dibagi-bagi menjadi lebih kecil.

c) Pencetakan dan pengecoran

Sebagai hasil akhir, agar sesuai dengan keinginan, penggunaan bahan harus diperhatikan sehingga kita dapat memilih bahan yang sesuai seperti bubur logam (besi, kuningan, tembaga, perunggu. dan sebagainya) atau dapat juga menggunakan semen maupun fiberglass.

3) Teknik plester

Teknik plester ialah teknik berkarya tiga dimensi dengan cara menempel. dan biasanya menggunakan bahan campuran semen dan pasir.

4) Teknik sambung

Teknik ini disebut juga dengan merakit, baik dengan menggunakan media bambu. kayu, logam, dan sebagainya. Contoh karya yang memiliki teknik ini banyak ditemui pada souvenir atau cendera mata.

5) Teknik pahat dan sungging

Teknik pahat ialah teknik dengan cara mengurangi, baik dengan menggunakan media kayu maupun kulit (sungging). Contoh karya ini dapat ditemui di daerah wisata Bali. Pabrik kerajinan kayu, kita dapat mengamati bahwa hampir tidak ada kayu yang terbuang. Yogjakarta terkenal dengan kerajinan kulitnya. Contoh: kerajinan wayang kulit untuk membuatnya dengan dipahat (diukir) tembus dan digambar dengan warna dekoratif (disungging).

5. Jenis dan Corak 

Jenis dan corak karya seni rupa terapan wilayah Nusantara sangat banyak atau beraneka ragam. Dapat berupa karya dua dimensi atau tiga dimensi. Selain rancangan tersebut, dapat kita rancang berbagai benda seni kriya (kerajinan) yang menarik, dengan teknik dan corak khas Nusantara, antara lain:

6. Rancangan Karya Seni Kerajinan 

a. Membuat hiasan dinding dari lempengan logam dengan teknik pahat atau tumbuk. Alat yang digunakan adalah paku dan martil.

b. Membuat mozaik (aplikasi) yaitu gambar yang dibuat dengan cara menempelkan bahan-bahan pada bidang gambar. Bahan tersebut dapat berupa potongan kain perca, pelepah daun pisang, bulu ayam, bijibijian. kertas bekas majalah atau kalender, dan daun kering.

c. Membuat rancangan benda kerajinan keramik dengan berbagai bentuk dan corak. Teknik yang digunakan dalam proses berkarya keramik terapan adalah dengan teknik putar, teknik pilin, dan teknik pijit.

d. Merancang replika (tiruan benda seni) dan maket (rancangan bangunan) dalam bentuk kecil disertai skala (perbandingan).

e. Merancang benda untuk mainan anak-anak dengan bahan dan teknik sederhana.

f. Merancang bayang-bayang dengan corak dan bentuk yang unik dan warna yang menarik.

B. Membuat Karya Seni Kriya (Terapan)


l. Membuat Kerajinan Batik 

Proses pembuatan batik sebagai bahan pakaian atau hiasan dapat dilakukan dengan dua cara. yaitu cara tradisional (batik tulis) dan cara dicetak.

a. Media (bahan dan alat)

Media yang diperlukan untuk membatik adalah:

1) Kain non” putih (catun) halus, kain blaco, doplin, gantung premisima, linen birkolin dan sutra.

2) Malam, terdiri dari malam terowong, cetak, dan malam putih.

3) (a) Pewarna

(b) Naptol terdiri atas naptol ASG (kuning), naptol ASGR (hijau). ASLB (cokelat), naptol AS (untuk membuat warna orange merah, biru, violet/ungu dan hitam), dan soga.

(c) Garam warna berfungsi pembangkit warna, seperti garam hijau B, kuning GC, orange, merah bordo GP, merah 3GL, merah R, hitam B,‘ violet B, biru B, biru BB.

(d) Rapidogin (Rapid), yaitu pewarna yang cara penggunaannya dengan cara dikuaskan. Berfungsi untuk membUat variasi. Biasanya untuk batik modern.

(e) Bahan pelengkap warna yang lain, seperti: Turkish Red Oil (TRO), Loog 38° BE (soda api) atau costik soda, soda abu (ASU) untuk pelorod malam dari kain.

4) Canting Alat untuk menulis batik diisi malam cair panas. Macam canting terdiri dari: canting tembok (lubang besar) untuk ngeblok, canting klowong (lubang sedang), canting cecek (lubang kecil) untuk membuat cecekan (titik-titik).

5) Peralatan lain berupa:

Kompor kecil, wajan kecil, panci, bak, ember, gelas, sendok, kuas berbagai ukuran;

b) Proses atau langkah kerja

1) Membuat sket pada kain yang telah dicuci bersih dan kering. Alat untuk sket (menggambar rancangan) adalah pensil jenis B (ZB, 38, 4B).

2) Penulisan/menggambar dengan canting.

Canting diisi malam' cair yang dipanaskan pada wajan kecil di atas kompor. Penulisan/gambar sesuai gambar sket.

3) Pewarnaan

(a) Kain yang telah selesai ditulis, celupkan dalam pewarna. Dimulai dari warna muda, karena sifat pewarna batik selalu menutup warna yang lebih muda.

(b) Warna yang dikehendaki ditutup dengan malam secara rata (blok) agar tidak tertutup warna berikutnya.

(c) Pewarnaan kedua dan seterusnya, pilih warna yang semakin tua.

d. Melorod

Melorod (nglorod) adalah cara melarutkan (membersihkan) malam pada kain dengan memasukkan (masuk-angkat) ke dalam air panas/mendidih. Pelorodan malam dapat dengan menggunakan cairan soda abu 3 sendok makan dengan air mendidih. Kain dimasukkan dalam larutan tersebut. Diangkat-angkat celup dengan jepitan hingga malamnya larut (bersih).

e. Dibilas

Setelah selesai nglorod, kain yang malamnya sudah bersih, dibilas (dicuci) sampai bersih dengan air bersih hingga airnya tidak berwarna. Setelah bersih, airnya diperas dan dijemur di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung atau di tempat teduh. Jadilah karya kain batik tulis (tradisional).

Di samping cara tradisional (batik tulis), membuat batik dapat dengan cara modern (kontemporer), seperti yang dilakukan Amri Yahya (Yogjakarta) atau teknik yang dikembangkan oleh para pengrajin batik Pekalongan. Caranya hampir sama, hanya setelah gambar dibuat contour-(garis) dengan canting, selanjutnya dapat ditambah dengan kuas yang disapukan pada kain.

Pewarnaan juga dengan menggunakan sapuan kuas sehingga dapat mewarnai sekali lebih dari satu warna. Setelah selesai juga dilorod dan dibilas (dibersihkan). Dapat pula membuat seni batik dengan menggunakan teknik cetak saring atau sablon. Hal ini umumnya dikembangkan dalam dunia usaha tekstil, dibuat dalam jumlah besar.

Ada pula cara membuat corak kain batik dengan mengikat dan mencakup. Sering dinamakan seni'ikat celup atau jumputan. Karya kerajinan ini lebih mudah pembuatannya karena hanya dengan cara mengikat, menjahit atau mengaitkan kain hingga membentuk motif hias. Media yang digunakan hampir sama dengan membatik, hanya tanpa 'malam dan cantin g. Alatnya cukup bahan pengikat (tali rapia, karet gelang, atau benang). Proses pembuatannya seperti membatik. Hasilnya dapat berupa: kain selendang, baju, taplak meja, sprei.

2. Membuat Seni Kriya/Kerajinan Tiga Dimensi 

Salah satu cara membuat karya seni kriya adalah dengan teknik membentuk (modeling). Cara membentuk ini dengan menggunakan bahan yang lunak atau elastis.

Membentuk terdiri dari beberapa teknik (cara) antara lain teknik sintetik, analitik, putar, kontruksi dan cetak.

Berikut ini diberikan contoh proses atau langkah-langkah membuat seni kriya dengan teknik membentuk.

a. Proses berkarya membentuk dengan teknik sintetik

Yaitu membentuk dengan cara manambahkan atau menempelkan bagianbagian bentuk sehingga menjadi kesatuan“ bentuk.

Langkah-langkah:

l) Siapkan bahan (tanah liat, plastisin)

2) Membuat bagian-bagian anggota badan.

3) Bagian-bagian tersebut disusun dengan ditempel atau digabungkan.

4) Setelah tergabung menjadi satu bentuk, dibuat teksturnya dengan alat yang ada.

5) Jadilah sebuah bentuk yang dikehendaki.

b. Proses berkarya membentuk dengan teknik analitik

Yaitu membentuk dari bentuk utuh (global), lalu ditarik dan ditekan, dikurangi/dipotong sehingga menjadi suatu bentuk yang menarik.

Langkah-langkah:

l) Sediakan media ungkap '(tanah liatatau plastisin), alat pengukir/sudip! lidi/paku! '

2) Menentukan objek, misalnya bebek atau ayam!

3) Buatlah badannya terlebih dahulu ditarik-tarik menjadi kepala, paruh, ekor, sayap, dan bagian-bagian lain!

4) Membuat bulu berupa tekstur dengan cara menggores-gores dengan alat sudip atau paku.

5) Jadilah bentuk bebek atau ayam.

c. Proses berkarya membentuk dengan teknik putar

Membentuk dengan teknik putar adalah cara pembuatan karya dengan menggunakan alat putar terutama yang berwujud bentuk silindris. Jenis alat putar ada yang diputar dengan kaki, tangan, atau mesin.

Langkah-langkah:

l) Menyiapkan media: tanah liat, alat goreng. karton, alat putar.

2) Letakkan bola tanah liat lunak di tengah meja putar! '

3) Sambil diputar, bola tanah liat ditekan ke pusat dan ke bawah sehingga tepat di pusat.

4) Melebarkan lubang dinding dengan jari.

5) Menarik dinding ke atas sehingga terbentuk benda.

6) Haluskan benda tersebut dengan karton atau kain yang dibasahi dan diberi hiasan!

d. Proses berkarya membentuk dengan teknik konstruksi

Membentuk dengan metode/teknik konstruksi macamnya, meliputi:

1) Teknik pijit

2) Teknik spiral

3) Teknik lempeng

Media yang digunakan dapat berupa: contoh bahan: tepung terigu, lilin! malam, plastisin, tanah liat.

Alat: sudip/alat pengukir dari kayu, paku atau lidi, papan alas. e. Proses berkarya membentuk dengan teknik cetak

Mencetak adalah berkarya seni rupa yang dapat menghasilkan beberapa karya untuk satu macam bentuk. Pembentukan dengan cetakan adalah dengan menggunakan cetakan sebagai alatnya.

Cetakan yang digunakan bisa dibuat dari gips atau semen putih berdasarkan model yang telah disiapkan sebelumnya. Teknik ini ada dua macam yaitu :

1) Cetak kental

Yaitu mencetak dengan cara menempel dan menekan bahan acu (tanah liat, plastisin, malam) pada permukaan cetakan dengan cara ditekan dan diratakan dengan tangan. Setelah selesai lalu dilepas. Bahan yang digunakan adalah kental/plastis

2) Corak tuang atau cor (casting)

Yaitu mencetak dengan cara menuangkan bahan acuencer (tanah liat encer, lilin/malam encer panas, plastik encer) ke dalam cetakan hingga penuh dan ditunggu hingga kering. Setelah kering cetakan dibuka.

Cetak tuang macamnya terdiri dari,
  • Cetak tuang berongga (hollow casting). 
  • Cetak tuang padat (solid casting). 
f. Media (bahan dan Alat)

Bahan yang digunakan untuk membentuk adalah bahan lunak dan pelastis, seperti tanah liat, plastisin, malam, lilin, sabun, gips, dan adonan tepung.

1) Cara pengolahan dan penggunaan bahan tanah liat untuk karya membentuk.

Langkah-langkah:
  •  Persiapkan tanah liat, papan tatakan, dan butsir! Pengolahan dan alat butsir telah diterangkan pada bagian sebelumnya.
  • Gunakan alat butsir untuk membentuk (mengurangi)! 
  • Bentuklah bagian-bagian yang lebih mudah. kemudian pada bagian yang lebih detail! 
  • Tutup dengan plastik bila pengerjaannya ditunda agar tidak mudah kering.
  • Supaya tidak mudah rusak, jangan diberi kerangka, jangan kena air, dan pengeringan tidak langsung kena sinar matahari. 

2) Cara pengolahan dan penggunaan bahan tepung gips (gibsun) untuk mencetak. 

Tepung gips (gipsum) yang digunakan berbentuk serbuk menyerupai semen putih yang dapat diperoleh di apotek atau toko-toko kimia. Cara kerjanya hampir sama dengan yang dipergunakan dokter untuk membalut patah tulang . atau tulang retak dalam dunia kesehatan, bedanya yang dipergunakan dokter sudah dikemas dengan kain pembalut. 

Dalam berolah seni kriya yang menggunakan media gipsum, langkahlangkah pengolahannya adalah sebagai berikut: 

a) Siapkan model yang dikehendaki, yang dapat dibuat dari tanah liat, lilin mainan, dan sebagainya! Buat cetakan dari semen! 

b) Setelah cetakan selesai, siapkan tempat atau ember kosong dan air! 

c) Proses pengolahan dengan cara menuang tepung gips sedikit demi sedikit lalu dituangi air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dan diremasremas hingga rata. Setelah kita merasa adonan telah pekat (pasta) tuangkan ke dalam cetakan yang tersedia, campur dengan serat fiber apabila modelnya tipis seperti penghias plafon interior. 

d) Untuk mengetahui apakah adonan kita sudah cukup baik, kita tunggu j; 10 menit. Apabila terjadi perubahan suhu (terasa hangat), bubur gipsum akan segera menjadi keras, namun apabila tidak terjadi perubahan suhu (tetap dingin), bubur gipsum tidak akan mengeras, kalau dipaksa dijemur maka hasilnya akan mudah rapuh dan mudah pecah.

3. Proses Berkarya Merakit dan Membangun 

a. Membuat maket atau replika 

Maket ialah rancangan bentuk bangunan dalam bentuk kecil disertai dengan skala atau perbandingan antarbenda yang sesungguhnya dengan maket tersebut.

Replika ialah meniru bentuk benda atau bangunan yang telah ada dengan cara diperkecil juga menggunakan skala. 

Langkah-langkah: 

l) Siapkan bahan (media) seperti kertas karton tebal atau triplek, cat, lem, gergaji, gunting. 

2) Buatlah desain beserta ukurannya dari benda/bangunan yang akan dibuat! 

3) Mengerjakan potongan-potongan bidang (dinding kiri, kanan, belakang, depan atap, atau atas). 

4) Menggabungkan bidang-bidang tersebut sehingga membentuk bangunan yang utuh. 

5) Fishing dengan mengecat dan membuat ornamen.

b. Membuat karya lain merakit dan membangun 

Misalnya. membuat benda-benda: 

  • Lampion (dari kertas kaca dan karton) 
  • Akuarium (dari kaca) 
  • Perhiasan kalung. gelang dari manik-manik/mote 
  • Layang-layang (dan kertas. bambu, dan benang) 
  • Tas dan tapi dari kain 
  • Mainan anak-anak. 

4. Membuat Seni Kriya Tiga Dimensl Berupa Benda Suvenir 

Benda-benda souvenir untuk kenang-kenangan umumnya dalam bentuk ukuran kecil (miniatur). Biasa berupa timun patung. bangunan. atau benda alam. Teknik dan proses berkarya yang digunakan antara lain: 

a. Teknik pahat 

Pengerjaannya dengan menggunakan alat pahat/tatah. Media yang digunakan umumnya dari bahan keras. seperti: batu granit, batu pualam. batu cadas. kayu (jati. mahoni. cendana. sawo keling) gips. tanah liat kering. dan tulang. 

Proses/tahapan pembuatannya. yaitu sebagai berikut : 

1) Pembuatan desain rencana 

2) Membuat pola global pada media ungkap 

3) Dipahat dan dikurangai menjadi bentuk kuat 

4) Dibuat detail dan dihaluskan _ 

5) Jadilah karya seni kriya tiga dimensi. 

b. Teknik sambung 

Membuat patung dengan teknik sambung yaitu, menyambung bagian-bagian menjadi satu kesatuan bentuk.

Bahan yang digunakan: 

1) Logam disambung dengan tas. 

2) Kayu disambung dengan lem. 

3) Keramik dengan semen atau lem alteco.

Teknik sambung ini obyeknya biasanya abstrak (nonfiguratif) atau bentuk-bentuk imajinatif (hasil ciptaan seniman). 

c. Teknik plester 

Teknik ini dengan cara menambah, memplester bagian demi bagian sehingga dapat berwujud seperti'yang dikehendaki. 

Langkah-langkah proses pembuatan: 

1) Menyediakan bahan (pasir campur semen), bubur kertas. 

2) Membuat kerangka bentuk (dari besi atau kau/at dan kasa). 

3) Menempelkan bagian-bagian secara detail hingga terwujud karya seni kriya.

C. Persiapan Pameran Seni Rupa


1. Definisi dan Tujuan Pameran 

a. Definisi pameran 

Pameran ialah kegiatan untuk menampilkan suatu karya dalam usaha memperkenalkan produk yang berupa barang, jasa, atau prestasi kepada masyarakat umum. Pameran secara umum artinya wujud akhir dari hasil berolah seni (rupa) yang disajikan/ditampilkan pada masyarakat umum. Kegiatan pameran melibatkan banyak orang dan kerjasama yang kompak untuk mencapai sukses. 

Pameran digunakan untuk menampilkan karya seni rupa, sedangkan untuk karya seni musik, tari, dan teater menggunakan istilah pergelaran. 

Pameran yang dilaksanakan di sekolah diselenggarakan dan diikuti oleh para siswa sekolah tersebut. Pameran yang dilaksanakan dalam satu kelas yang disebut pameran kelas, sifatnya sederhana. 

b. Tujuan pameran 

Tujuan diselenggarakan pameran seni rupa adalah: 
  • Sebagai sarana hiburan/rekreasi bagi pemerhati seni dan masyarakat. 
  • Memberi motivasi pengunjung untuk mengambil langkah konkret yang bermanfaat dalam mempelajari kesenian. 
  • Memupuk rasa cinta dan mengembangkan budaya nasional. 
  • Di sekolah sebagai perwujudan hasil praktik akhir dari mata pelajaran seni rupa. 
  • Sarana untuk menunjukkan dan mengembangkan talenta (bakat) seni pada siswa dan masyarakat dengan harapan mendapat pengakuan umum dan 
  • Meningkatkan apresiasi seni pada siswa. 

2. Fungsi Pameran Seni Rupa 

Pelaksanaan pameran seni rupa yang meliputi karya seni dua dimensi dan tiga dimensi memiliki fungsi sebagai berikut. 

a. Sarana edukatif 

Sarana edukatif ialah sarana pembelajaran untuk menanamkan kesadaran akan nilai-nilai keindahan (estetika) dalam lingkup luas, mendidik siswa dalam keseimbangan batin/rasa dengan akal/pikiran.

b. Sarana rekreasi 

Pameran dapat untuk sarana hiburan. Dengan melihat pameran, akan timbul rasa senang, segar, dan menghilangkan kejenuhan. 

c. Sarana prestasi 

Pameran seni rupa merupakan ajang berprestasi, kompetisi, timbul pemikiran untuk berbuat dan berkarya yang baik. 

d. Sarana apresiasi 

Dengan melihat pameran seni akan muncul berbagai tanggapan berupa kritik, penilaian, sarana, penghargaan, dan rangsangan seseorang untuk berbuat kreatif dalam berkarya dan berolah seni. 

Di dalam program sekolah atau program tahunan pembelajaran seni budaya pada akhir semester genap dilaksanakan pameran atau pergelaran seni. Guna ' menunjang pelaksanaan pameran seni rupa maka perlu didakan persiapan dan rancangan pameran. Persiapan tersebut di antaranya adalah menyiapkan karya seni yang akan dipamerkan. 

3. Menyiapkan Karya Seni Rupa untuk Pameran 

Karya seni rupa yang dipamerkan disebut materi pameran. Materi pameran kita persiapkan jauh-j auh hari sebelum pelaksanaan pameran. Materi pameran meliputi karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. Hasil karya tersebut dibuat oleh para siswa sendiri untuk mendapatkan karya seni yang baik/ berkualitas layak dipamerkan , perlu diadakan seleksi , dipilih yang terbaik lebih dahulu.

a. Menyiapkan karya seni rupa dua dimensi 

Karya seni rupa dua dimensi atau dwi natra ialah karya seni yang terdiri dari dua ukuran (panjang dan lebar) yang hanya dapat dipandang dari satu arah pandangan saja. 

Karya seni rupa yang akan dipamerkan harus melalui seleksi lebih dahulu. Setelah diseleksi benda-benda seni tersebut dikumpulkan sebagai barang koleksi yang siap dipamerkan. 

Jenis-jenis karya seni rupa dua dimensi sebagai berikut. 

1) Gambar dengan jenis-jenisnya antara lain: 

(a) Gambar bentuk (gambar manusia, binatang, tumbuhan, bendabenda alam), bisa terwujud realis atau imajinatif. 

(b) Gambar perspektif 

(c) Gambar ilustrasi (ilustrasi cerpen, cergam karikatur kartun, vignet, novel) 

(d) Gambar hiasan dengan berbagai motif ragam hias. 

(e) Gambar reklame (poster, pamflet, fulder, dll) 

(f) Gambar ekspresi, dengan unsur garis (sketsa), warna, tekstur 

2) Lukisan dengan berbagai corak dan aliran seperti ekspresionisme dadaisme. pointilisme, kubisme, abstrak. realisme, surealisme, dan romantisme.

Media yang digunakan bisa dengan pensil, konte, cat air pastel dan cat minyak. 

c. Menempel (mozaik dan kolase) 

Mozaik ialah gambar atau lukisan yang dibuat dengan cara menempelkan bahan dua dimensi (misalnya kertas, bat-batuan, bulu,pelepahpisang, rafia, kain benang, dan sebagainya) sehingga berwujud. 

Kolase ialah menempel dengan bahan jadi yang diubah bentuknya. Bahan yang diperlukan adalah bahan tiga dimensi, misalnya kaleng bekas, onderdil atau spare parts mesin (skrup, gir), dan potongan alat rumah tangga (keramik, pipa, logam, tutp botol) sebagainya sehingga mewujudkan karya seni dengan bentuk sesuai objeknya. 

d. Seni grafika 

Grafika. adalah mencetak, yaitu memindahkan suatu pola pada suatu bidang yang lain dengan cara ditekan atau dicetak. Kata grafika berasal dari bahasa Yunani, graphein yang artinya menulis. 

Berdasarkan pada keadaan klisenya serta letak pigmennya, seni grafika (cetak) dibagi menjadi empat kelompok yaitu: 

l) Cetak timbul (relief print) ' 

2) Cetak dalam (intaglio print) 

3) Cetak datar (planography print) 

4) Cetak tembus (stensil print)

e. Relief 

Relief ialah gambar yang bidangnya berbentuk tinggi rendah (timbul), contohnya lukisan yang terdapat pada dinding candi, monumen, dan rumah adat. Relief ini dapat dibuat dari bahan batu. semen, kayu, kertas, gips. 

Teknik pembuatan relief meliputi: 

1) teknik pahat 

2) Teknik cetak 

3) Campurarr antara teknik pahat dan teknik cetak. 

f. Membatik dengan berbagai ragam motif 

Membatik ialah menggambar pada kain dengan cara memakai bahan malam (lilin) dengan alat canting. Warna untuk membatik adalah bahan pewarna dari wenter atau soga (cat batik). Wujud gambar merupakan bekas malam yang telah dikelupas (cuci) dengan istilah dilorot. 

g. Media ( bahan dan alat ) seni rupa dua dimensi 

Media (bahan dan alat) seni rupa dua dimensi, antara lain: 
  • Pensil (H, HB, B, konte, berwarna) 
  • Pastel/crayon 
  • Tinta bak atau tinta cina atau 0l 
  • Catair (water colour/water verb/aquarel) 
  • Cat plakat/plakat verb.
Hasil karya seni rupa yang telah disiapkan melalui seleksi, baik itu karya seni murni atau terapan perlu diinventansu (dicatat) lebih dahulu, disimpan dalam tempat yang aman sebelum pelaksanaan pameran. 

Pada saat pameran barang-barang karya seni pilihan tersebut ditata dengan baik sesuai pedoman komposisi dan tata ruang. Penataan untuk karya seni rupa dua dimensi dapat dipasang pada dinding atau skutsel.

b. Menyiapkan karya seni rupa tiga dimensi

1) Karya seni rupa tiga dimensi adalah kary seni yang berwujud garis, warna, bentuk (shape), dan volume atau ruang. Karya seni tiga dimensi dimaksudkan pula sebagai karya seni rupa yang mempunyai volume atau ruang yang dapat dipandang dari segala arah. Bahan-bahan atau media yang digunakan untuk karya tiga dimensi, antara lain tanah liat, semen, gibs, kayu, bambu, batu, logam, malam atau lilin. Adapun alat-alat yang digunakan. antara lain pahat, gergaji, pisau, palu, kikir, dan sebagainya disesuaikan menurut kebutuhannya. 

2) Jenis dan contoh karya seni rupa tiga dimensi, antara lain: 

(a) Membentuk dan menyusun kotak-kotak bekas, menyusun balok box sehingga menjadi bentuk yang menarik dan artistik. 

(b) Relief/ukiran. 

(c) Merangkai janur, bunga dan buah. 

(d) Membuat hiasan dinding, vas bunga, asbak. 

(e) Membutsir, misalnya mengolah tanah liat, serbuk gergaji, serbuk kertas, lilin atau malam, mencetak bentuk dari tanah liat, dan sebagainya. Yang dimaksud dengan membutsir di sini adalah membuat bentuk tiga dimensi dengan bahan yang elastis atau mudah diubah bentuknya dengan menggunakan telapak tangan dan beberapa alat lain. 

(f) Melipat, menggunting, dan menempel. 

(g) Membuat diorama, maket, display, replika. 

(h) Membuat patung 

(i) Membangun dan merakit (membuat kolase).

D. Menata Karya Seni Rupa untuk Pameran

Melaksanakan pameran yang baik tidak bisa lepas dari penataan yang baik Penataan pameran meliputi penataan mangan dan penataan materi pameran (karya seni yang di pamerkan) 

1. Menata Ruang Pameran 

Dalam penyelenggaraan pameran seni rupa, salah satu faktor yang dapat menarik pengunjung adalah tata ruang dekorasi. Penataan ruang yang baik akan berpengaruh terhadap kecekatan pengunjung pameran dalam menikmati dan menghayati karya seni rupa yang dipamerkan. 

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang pameran, antara lain: 

a. Ruang/gedung untuk pameran luas, banyak ventilasi udara dan sinar matahari yang masuk sehingga udara didalam ruang segar (jika mang tidak ber-AC). 

b. Perlu perlengkapan penerangan lampu yang terang terutama pada malam hari.

c. Arus pengunjung teratur, tidak berjejal, dan bertumbukan, untuk itu perlu diberi tanda alur jalannya pengunjung. 

d. Pengaturan karya seni dikelompokkan menurut jenisnya (seni patung, seni kriya/kerajinan, seni lukis, dan sebagainya).

e. Penataan lukisan atau gambar sebaiknya disediakan papan panel (skutsel) atau dipasang pada dinding dengan memperhatikan komposisi yang harmonis. Adapun penataan barang kerajinan ditempatkan diatas meja. Untuk seni patung diletakkan pada sudut atau ruang yang kosong.

f. Letak penjaga stand diusahakan tidak mengganggu pendangan pengunjung terhadap karya seni yang dipamerkan. Pada pintu masuk dan keluar disediakan buku pengunjung serta kesan dan pesan. 

g. Untuk lebih menjadikan suasana segar dan tenang perlu dipasang potpot bunga atau tanaman hidup pada ruang kosong. 

h. Agar pengunjung lebih jelas letak karya-karya yang dipamerkan perlu . dibuatkan denah ruang pamer dan dipasang di dekat pintu masuk.

2. Menata Materi Pameran

Materi pameran adalah hasil karya seni yang dipamerkan. Meliputi karya dua dimensi dan tiga dimensi. Pengaturan karya seni rupa yang akan dipamerkan sebaiknya dikelompokkan sesuai jenis karya seni rupa.

a. Kelompok karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) Kelompok seni rupa dua dimensi (dwimatra) terdiri atas: 

1) Seni lukis 

Karya seni lukis dapat dikelompokkan menurut: 

a) Media (bahan dan alat) yang digunakan, misalnya dengan: 
  • Cat minyak dan kain kanvas.
  • Cat air dengan kertas gambar.
  • Cat plakat/cat poster dengan kertas.
  • Pastel, pensil, tinta cina dengan kertas gambar. 

b) Aliran atau gaya dalam seni lukis, antara lain : 
  • Realisme
  • Dadaisme 
  • Surealisme
  • Pririmitivisme
  • Ekspresionisme
  • Kubisme 
  • lmpresionisme
  • pointelisme 
  • Abstrak (nonfiguratif)
2) Menggambar dengan beberapa jenis, seperti gambar-gambarhiaaan, karikatur, ilustrasi, bentuk, sketsa, perpektif, dekoratif, reklame, vignet, lambang, dan sebagainya. 

3) Seni batik, menampilkan beberapa karya batik dari bahan dan kain (mori) dengan beberapa desain gambar yaitu: 

(a) Motif batik tradisional (daerah) seperti kawung, parang rusak, tumpal, laseman, motif Pekalongan, Bali, Cirebon. 

(b) Motif ragam hias dengan stilasi (penyederhanaan bentuk) dan repetetion (pengulangan bentuk). 

(c) Batik figuratif dengan gambar manusia, binatang, tumbuhan, atau alam. 

4) Relief atau Seni ukir rendah, dari berbagai bahan seperti kayu, tanah liat, lempengan logam, kertas, dan lain-lain. 

b. Kelompok karya seni rupatiga dimensi (trimatra) 

Kelompok karya seni rupa tiga dimensi yang terdiri dari: 

1) Seni patung 
  • Media (alat/bahan) yang digunakan, seperti bahan dari tanah liat, gips, batu, kayu, semen. 
  • Teknik pembuatan seperti dengan teknik pahat, butsir, cetak, sambung.
  • Aliran seni, seperti ekspresionisme, realisme, primitivisme, abstrak.
2) Kelompok seni kerajinan (seni kriya) 

Dikelompokkan menurut media (bahadalat) , funsi benda (mumiatau fungsi pakai) serta jenis uimatra atau dwimatra. Contoh seni kriya/seni kerajinan antara lam: Contoh seni kriya/seni kerajinan antara lain:
  • Anyaman dengan wujud hiasan atau, benda pakai.
  • Hiasan dinding atau hiasan meja.
  • Barang-barang keperluan rumah tangga atau pengisi ruang.
c. Dalam menata (mengatur) karya seni yang dipamerkan tidak bisa lepas dan komposisi harmonis dan nilai-nilai keindahan (estetis).

Bentuk-bentuk komposisi penataan adalah seperti contoh berikut: 

Cara meletakkan hasil karya seni: 

1) Untuk karya seni lukis dan menggambar dtempatkan pada skutsel, atau pada dinding. 

2) Untuk seni patung, tigadimensi, dan seni kerajinan (kriya) diletakkan di atas meja atau kotak (box). Cara meletakkannya dengan komposisi yang baik/harmonis.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :