Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perencanaan Gelar Teater Tradisional

Perencanaan Gelar Teater Tradisional 

A. Teknik Bermain Teater Tradisional

Teknik bermain teater tradisional pada umumnya terletak pada permainan tari, nyanyian, dan musik tradisional daerah setempat. Namun, permainan tersebut tidak akan bisa berhasil tanpa ada teknik dasar permaian teater, yaitu olahtubuh, olahsuara, dan olahsukma. Semua teknik tersebut harus dilatihkan lebih dahulu. 

Perencanaan Gelar Teater Tradisional

l. Olah tubuh 

Olah tubuh bermain teater tradisional adalah latihan-latihan dasar tari. Ikutilah latihan-latihan berikut ini! 

a. Gerakan leher dan kepala 

Gerakan leher dan kepala dimulai dari gerakan kepala miring ke kiri dan ke kanan. menoleh ke kiri dan ke kanan, dimajukan, sampai pada gerakan memutar.

b. Gerakan tangan 

Gerakan tangan dimulai dari gerakan ayunan ke depan, ke belakang, gerakan tangan yang membuat garis diagonal, rentangan tangan dibuka dan diletakkan di atas bahu, sampai pada gerakan membentuk garis lengkung.

c. Gerakan pinggang, perut, dada, dan bahu 

Gerakan pinggang diawali dengan gerakan pinggang ke samping kanan. ke kiri, dan memutar. Kemudian, dilanjutkan gerakan perut dengan mebungkukkan badan dan menegakkan badan. Gerakan dada dan bahu yaitu dengan cara menaikkan dan menurunkan bahu, mengembangkan dada.

d. Gerakan kaki 

Gerakan kaki dimuhi dari menekuk lutut. tumit diangkat. sampai mengangkat kaki, lalu disilangkan. Selanjutnya, jongkok terus berdiri, telentang kemudian duduk, berjalan pelan-pelan, berjalan cepat, dan berlari.

e. Gerakan keseluruhan tubuh

Setelah gerakan-gerakan di atas dilatihkan, gerakan tubuh selanjutnya adalah menggabungkan gerakan-gerakan tersebut menjadi gerakan menyeluruh. Latihlah gerakan kepala menoleh ke kanan ke kiri, tangan kanan diulurkan ke depan pelan-pelan dan tangan kiri menggapai ke atas. Majulah pelan-pelan sambil menggerakkan kelenturan tubuh. Kemudian, jongkok dan berdiri dengan menggunakan sebelah kaki. Badan dicondongkan ke depan, tangan telentang seperti membuat pesawat terbang. Demikian seterusnya sehingga tubuh terasa lentur dan tidak kaku. Dengan menggerakkan seluruh tubuh secara teratur akan memudahkan kita memainkan tubuh kita dengan baik sesuai tokoh yang akan diperankan.

2. Olah Suara 

Latihan olahsuara untuk pementasan teater tradisional sangat dibutuhkan, karena teater tradisional sebagian besar menggunakan nyanyian untuk pementasannya. Oleh karena itu, sebelum pementasan, latihan olahsuara harus dilakukan lebih dahulu. Latihan-latihan tersebut adalah:

a. Pernapasan

Pernapasan dilakukan setiap kali akan mengadakan latihan teater, termasuk latihan olah suara. Secara umum pernapasan dibagi menjadi dua macam, yaitu pernapasan biasa dan pernapasan segi tiga. Pernapasan biasa dilakukan sebelum pernapasan segi tiga. Pernapasan biasa dilakukan dengan cm menghirup udara melalui hidung, kemudian mengeluarkannya melalui hidung pula. Pernapasan biasa dilakukan dengan hitungan berirama, contoh : ketik! menghirup udara melalui hidung, dihitung tiga kali (kecepatan menghitung setiap nomor satu detik), kemudian ketika mengeluarkan udara melalui hiudung juga dihitung tiga kali. Hal ini dilakukan berulangkali. Hitungan bisa ditambah hingga sesuai dengan kemampuan calon pemain.

Pernapasan segitiga dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: menghirup udara, menahan udara di bawah perut, mengeluarkan udara, menahan perut dalam keadaan kosong udara, menghirup udara, dan seterusnya. Setiap tahapan dihitung dengan hitungan dan irama yang sama.

h. Latihan vokal

Latihan vokal adalah latihan pengembangan dari pernapasan segitiga. Perbedaannya terletak pada tahap mengeluarkan udara. Pada tahap ini udara yang keluar melalui hidung dipindahkan melalui mulut. Ketika udara keluar dari mulut, bunyikan vokal a, i, u, e, dan 0 dengan nada panjang, sepanjangpanjangnya. Latihan selanjutnya dengan mengeluarkan vokal terputusputus dan meletup.

c. Latihan konsonan

Latihan konsonan hampir sama dengan latihan vokal. Perbedaannya, pada latihan ini, bunyi yang dikeluarkan dari mulut adalah bunyi konsonan. Latihan konsonan tidak bisa dengan nada banjang, jadi latihannya langsung pada latihan konsonan terputus-putus dan meletup

d. Latihan kata, frasa, dan kalimat

Latihan ini masih menggunakan pernafasan segitiga. Latihlah menggunakan kata-kata yang pendek,_sedang, hingga panjang, contoh' jalan', " “berjalan”; “berjalanlah", dan “berjalanlahkau”. Latihan selanjutnya adalah latihan mengucap frasa dan yang terakhir mengucapkan kalimat. Mulailah dari kalimat sederhana sampai kalimat panjang.

e. Latihan jeda dan intonasi

Latihan jeda dan intonasi adalah kelanjutan latihan mengucapkan kalimat. Pertama, ucapkan kata demi kata dalam kalimat. Ucapkan sejelas mungkin. Kedua, ucapkan frasa demi frasa dalam kalimat. Ketiga, jika latihan pen jedaan ini sudah baik, gabungkan latihan penjedaan tersebut dengan menggunakan latihan intonasi

3. Olah-Sukma 

Jika latihan olahtubuh dan olahsuara untuk melatih “fisik yang bersifat jasmaniah, latihan olahsukma adalah untuk melatih kejiwaan. Olahsukma disebut juga olah jiwa atau olah rasa. Sukma. jiwa, dan rasa sangat penting di dalam melakukan Sesuatu, dan sering disebut pendorong laku dalam. Latihan olahsukma meliputi kegiatan-kegiatan:

Pengusan pancaindra, mislnya :

a. Penciuman (membau sesuatu).

b. Meraba (merasakan lewat kulit).

c. Mendengar (mersakan lewat pendengaran).

Penguasaan persaan dan laku, dalam, misalnya :

a. Konsentrasi (pemusatan pikiran).

b. Imajinsi (daya khayal).

c. Observasi.

d. Emosi dn perasaan.

e. Pikiran.

B. Rancangan Pergelaran Teater Tradisionl

Salah satu pengertian teater adalah seni pertunjukan. Maka, teater akan mempunyai arti jika teater itu dipertunjukkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila kita akan mengadakan pergelaran teater, termasuk pergelaran teater tradisional. Hal-hal tersebut adalah persiapan, latihan, pementasan, dan evaluasi.

Pada pembahasan rancangan pergelaran teater tradisional kali ini akan dibahas hanya tahap persiapan, yaitu persiapan naskah dan persiapan pengelolaan pementasan.

1. Rancangan Naskah 

Naskah dalam pergelaran teater tradisional perlu dipersiapkan. Walaupun pada awal perkembangan teater tradisional. naskah belum ada. Cerita hanya diberikan kepada pemain saat akan pentas. Cerita yang diberikan hanya garis besar cerita yang akan dipentaskan. Pada saat ini, tentu saja perampan naskah sangat diperlukan. yaitu naskah drama. Lalu bagaimana proses naskah drama itu dibuat? Perhatikan proses kreatif penulisan naskah drama berikut!

Ada beberapa langkah di dalam menyusun naskah drama. Pertama menentukan tema. Terna cerita teater tradisional bisa diambil dari cerita masyarakat daerah setempat, atau cerita itu disesuaikan dengan jenis teater tradisional yang akan ditampilkan, misalnya teater tradisional Makyong, cerita diambil dari Hikayat Melayu atau teater tradisional Mamanda, cerita diambil dari syair Abdul Muluk. Kedua adalah kontemplasi. Ide cerita yang sudah didapat diendapkan di dalam pikiran kita, dalam hati kita, dalam perasaan kita. dan dalam imajinasi kita. Ketiga, bertanya jawab tentang ide cerita yang sudah dikontemplasikan. Bertanyalah kepada orang yang mengerti cerita yang akan ditulis menjadi naskah drama. Keempat, kita menyusun garis besar jalannya cerita (alur cerita). Setelah itu, kita menyusun naskah drama secara lengkap.

Ada hal-hal yang perlu diperhatikan apabila kita menyusun naskah drama, yaitu anatomi drama, alur drama, dan jenis-jenis drama.

a. Anatomi drama

Naskah drama biasanya dibagi menjadi babak-babak. Babak adalah bagian naskah drama yang merangkum semua peristiwa yang terjadi di satu tempat pada urutan waktu tertentu. Satu naskah drama bisa terdiri dari beberapa babak, tetapi bisa juga hanya satu babak.

Satu babak biasanya dibagi menjadi beberapa adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang batasnya ditentukan oleh perubahan peristiwa sehubungan datang dan perginya seorang tokoh atau lebih ke atas panggung.

l) . Prolog

Prolog ialah bagian awal dari naskah drama. Prolog berisi satu atau beberapa keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan.

Contoh :

Ini adalah sebuah kisah tentang seorang raja yang sangat bijaksana. Segala titahnya selalu dijunjung tinggi oleh rakyatnya. Kisah yang dapat menjadi suri tauladan bagi yang mendengarnya.

2) Dialog

Dialog adalah bagian naskah drama berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Bagian ini terdiri atas nama-nama tokoh dan percakapannya,

Contoh:

Syahar Iman : Anakku, Kemala-al Arifin. Usia kamu sudah genap lima belas tahun. Kamu sudah pantas beristri!

Kemala-al Arifin : Apakah menurut ayahnda, ananda sudah cukup bekal untuk beristri ?

Shahar Iman : Kamu sudah besar dan pandai sekalian ilmu hakikat. Kamu juga sudah khatam mengaji. Ayahnda kira itu sudah cukup! bukankah begitu, menteri ?

3) Petunjuk pementasan (Kramagung)

Petunjuk pementasan sering disebut petunjuk pengarang, yaitu bagian naskah drama yang memberi penjelasan kepada awak pementasan, misalnya sutradara, pemeran, dan penata artistik, mengenai keadaan, suasana, peristiwa, dan perbuatan atau sifat tokoh dalam drama. Biasanya petunjuk pementasan ditempatkan di dalam tanda'kurung atau dicetak miring.

Contoh:

Ibu : (sambil meratap) Malin Kundang, Bundo sudah kangen bundo selalu ingat sama kamu.Selama merantau, kamu, Malin!

Malin Kundang : Apa ?! Aku tidak pernah memiliki Bundo semacam kamu, Pergi dari sini (menghardik sambil mendendang ibunya. Ibu Malin Kundang pun terjatuh)

4) Epilog

Epilog berada di akhir naskah drama. Epilog biasanya berisi kesimpulan pengarang mengenai cerita yang disertai pula nasihat atau pesan.

Contoh:

Demikianlah kisah Hikayat Bayawan Budiman yang memiliki sifat bijaksana. Siapa saja yang memiliki sifat bijaksana akan disenangi teman dan akan disegani lawan. Mudah-mudahan cerita ini bisa bermanfaat bagi yang melihatnya.

b. Alur drama

Cerita dalam naskah drama menarik atau tidak tergantung dari alur cerita yang diciptakan. Alur cerita di dalam teater tradisional bersifat klasik, artinya puncak permasalahan selalu diletakkan di tengah-tengah cerita.

Alur cerita drama terdiri atas:

1) Eksposisi (perkenalan)

Eksposisi ialah bagian awal drama yang memberi penjelasan mengenai berbagai hal seperti pengenalan tokoh-tokoh cerita, masalah yang timbul, tempat, dan waktu ketika peristiwa itu terjadi.

2) Komplikasi (permasalahan)

Komplikasi merupakan bagian lebih lanjut dari eksposisi. Pada bagian ini tokoh sudah mengambil inisiatif untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi hasilnya belum pasti.

3) Klimaks (puncak masalah)

Pada bagian ini para tokoh yang bertikai sudah mencapai pada puncaknya. Mereka bertikai untuk menentukan nasib mereka sehingga ketegangan yang sudah terjadi mencapai puncaknya.

4) Antiklimaks (masalah menurun)

Para tokoh yang bertikai sudah mengalami penurunan. Hal ini disebabkan nasib mereka sudah mulai tampak. Baik tokoh utama (protagonis maupun antagonis), maupun tokoh yang lain akan ada penyelesaian nasib.

5) Resolusi (penyelesaian)

Resolusi adalah bagian akhir dari drama. Bagian ini adalah bagian yang berisi pemecahan masalah yang telah sampai pada puncaknya. Resolusi untuk drama tragedi disebut katastrof, yaitu tokoh utama meninggal, sedangkan drama komedi disebut denoument, yaitu tokoh utama hidup bahagia.

c. Jenis-jenis drama

Menyusun naskah drama dapat memperhatikan jenis drama yang akan ditulis.

Jenis-jenis drama di antaranya adalah :

a. Drama tragedi, yaitu drama yang mengisahkan penderitaan tokoh utama sehingga menimbulkan rasa kasihan, sedih, dan takut.

b. Drama komedi, yaitu drama yang mengisahkan cerita yang penuh kelucuan. Kelucuan ini dihasilkan dari humor yang serius dan kelucuan yang tidak dibuat-buat.

2. Pengelolaan Pementasan 

Untuk pengelolaan pementasan teater tradisional diperlukan staf pruduksi dan tata artistik.

a Staf produksi terdiri atas:

1 ) Produser adalah orang yang bertanggung jawab secara keseluruhan pelaksanaan pementasan.

2) Sutradara adalah orang yeng bertanggung jawab dan mengoordinasi seluruh pelaksanaan tugas-tugas teater dan drama.

3) Stage manager adalah orang yang tugasnya membantu sutradara dalam mengkoordinasi seluruh pelaksanaan tugas-tugas teater dan drama.

4) Desainer adalah orang yang bertugas menyiapkan aspek-aspek visual, seperti setting dekorasi, kostum, dan make-up.

5) Pembisik bertugas membantu pelaku yang mungkin lupa dialog atau lupa bertindak.

6) Pengatur tari adalah orang yang mengatur gerak tari untuk semua tokoh. Karena teater tradisional tidak lepas dari seni tari.

b. Tata artistik terdiri atas:

1). Dekorasi, penataan dekorasi disesuaikan dengan jenis teater tradismnal yang akan dipentaskan. Ada beberpa teater tradisional tidak memerlukan dekorasi. Para pemain dan penonton melingkar membentuk arena pertunjukan.

2). Tata suara, tata suara untuk pementasan teater tradisional difokuskan pada nyanyian-nyanyian yang akan mendukukung jalannya cerita. Teater tradisional daerah setempat tidak memerlukan tata suara yang berkekuatan besar.

3). Tata musik, gunakan alat musik tradisional yang sesuai dengan jeni! teater tradisional yang akan dipertunjukkan.

4). Tata rias, seorang penata rias harus memahami peran dan watak yang akan dibawakan oleh pelaku. Selain itu, penata rias juga baru: mengetahui latar belakang daerah dan busana adat tempat cerita itu terjadi.

C. Prinsip Kerja Sama dalam Berteater

Teater merupakan salah satu sentkolektif karena teater adalah karya seni yang dikerjakan secara bersama-sama antara prociuser, sutradara, pemain, serta pengelola lainnya, seperti petugas tata suara, tata busana, dan tata rias. Teater juga membutuhkan penonton, karena tanpa penonton teater tidak bermakna.

Oleh karena itu, semua yang terlibat dalam kegiatan pertunjukan teater harus mengetahui tugas-tugasnya sehingga pertunjukkan teater dapat berjalan dengan lancar. Tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut :

1.  Produser

Produser adalah staf produksi yang pertama kali dalam perencanaan pementasan teater. Produser mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:

a. mengurus produksi secara keseluruhan;

b. memilih karyawan;

c. menentukan anggaran belanja;

d. membuat program kerja.

2. Sutradara 

Sutradara adalah pemimpin tertinggi dalam pelaksanaan pementasan drama, pemilihan naskah, penunjukan pemain, dan pengadaan latihan. Karena pentingnya peranan sutradara, memilih sutradara harus memperhatihan hal-hal sebagai berikut:

a. Sutradara adalah seorang mengenal sastra, khususnya teater/drama atau bentuk lakon.

b. Seorang yang mengenal tentang akting dan permasalahannya.

c. Seorang yang memiliki konsep tentang watak-watak tokoh yang terdapat dalam teater.

d. Seorang yang tahu secara teknis masalah pementasan. panggung dan tata artistik pementasan.

e. Seorang yang harus mengetahui ilmu penyutradaraan. baik secara teori maupun praktik.

f. Seorang yang tahu tentang teater, baik dilihat dari sejarah, klasifikasi, gaya, maupun aliran-aliran dalam drama.

Jika sutradara sudah memiliki kemampuan seperti di atas. yang perlu diperhatikan lagi adalah tanggung jawabnya. Tanggung jawab sutradara tidaklah ringan, yaitu sebagai berikut:

a. Memilih naskah drama.

b. Memilih pemain-pemain yang akan mendukung pementasan teater atau drama tersebut.


c. Membuat jadwal latihan untuk para pemain dan bertanggung jawab untuk melatihnya.

d. Membicarakan dan menyetujui penggunaan dan pelaksanaan teknik artistik pementasan, seperti kostum, musik, dan dekorasi.

e. Mengecek secara keseluruhan persiapan produksi dan perkembangan kegiatan sampai pada waktu pertunjukan.

3. Pemain 

Pemain adalah orang-orang yang. akan berperan sebagai salah satu atau lebih tokoh dalam pertunjukan teater atau drama. Tugas-tugas pemain adalah:

a. Giat berlatih sesuai jadwal yang telah dibuat oleh sutradara

b. Mempelajarai naskah, terutama naskah yang berhubungan dengan tokoh yang akan diperankannya.

c. Bertanggung jawab menampilkan tokoh sesuai dengan tokoh yang diperankannya.

d. Melakukan observasi sesuai dengan tokoh yang akan diperankan.

e. Menghargai pemain lain, waktu pelaksanaan latihan dan pementasan teater tetear atau drama.

4. Staf Artistik 

Dalam pelaksanaan pementasan teater atau drama diperlukan pengelola yang baik sehingga penonton akan merasa puas karena pementasan yang baik. Selain itu, dalam pementasan perlu adanya sentuhan seni agar pementasan tersebut menjadi lebih baik. Yang perlu mendapat sentuhan seni di dalam pementasan teater atau drama di antaranya: dekorasi, tata suara, tata busana (kostum). dan tata musik. Oleh karena itu, staf artistik perlu mempersiapkan hal tersebut sebaik mungkin.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :