Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kerajaan Mughal (India) / Kerajaan Islam Termuda

Kerajaan Mughal (India) Kerajaan Islam Termuda - Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya Kerajaan Syafawi. Jadi, di antara tiga kerajaan besar Islam tersebut kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak Benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid, dari Dinasti Bani Umayah. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayah di bawah pimpinan Muhammad ibn Qosim (Syed Muhammad Natsir, t.th.: 163). 

Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Babur, salah satu dari . cucu Timur Lenk, (Syed Muhammad Natsir, t.th.: 262). Kerajaan Mughal mulai berkuasa sejak tahun 1526 sampai tahun 1707, (Marshal G.S. Hodson, t.th.: 59). Kerajaan ini memiliki sultan-sultan yang besar dan terkenal pada abad ke-17, yaitu Akbar (1556-1606), Jengahir (1605-1627) dengan permaisurinya Nurjannah, Syah Jehan (1628-1658), dan Aurangzeb (1659-1707) (lihat Syed Muhammad Natsir, t.th.: 226, 272, 274, 277). Masing-masing dari ketiga kerajaan ini mempunyai masa kejayaan sendiri baik di bidang ekonomi, budaya, maupun arsitektur.

Kerajaan Mughal (India) Kerajaan Islam Termuda

1. Kondisi Politik dan Sosial Kerajaan Mughal Abab ke-17

Di masa Akbar kerajaan tidak dijalankan dengan kekerasan, ia banyak menyatu dengan rakyat, bahkan rakyat dari berbagai agama tidak dipandangnya sebagai orang lain dan dirinya pun dibuatnya menjadi orang Hindustan sejati. Dalarn urusan pemerintahan, dia menyusun pentadbiran secara teratur yang jarang taranya, sehingga Inggris satu setengah abad kemudian setelah menaklukkan India, tidak dapat memilih jalan lain, hanya meneruskan administrasi Sultan Akbar (Hamka, 1987: 50, 150). 

Amir-amir dan sultan-sultan Islam yang selama ini berkuasa di daerahnya sendiri dengan cara kesewenang-wenangan bersama dengan para maharaja beragama Brahmana, berkat Akbar semuanya telah menjadi tiang-tiang bagi sebuah imperium Islam yang besar di Benua India. 

Di samping itu, pemerintahan tidak dipegangnya sendiri, tetapi diadakannya menteri-menteri. Kepada pemungut pajak diperintahkan dengan keras agar tidak memungut pajak dengan memaksa dan memeras. Di dalam persoalan agama, beliau sangat toleran dan bagi orang yang beragama Hindu dihormati oleh Akbar dan tidak dipaksa untuk memeluk agama Islam (Hamka, 1987: 150-1). 

Dengan demikian, Akbar adalah seorang reforman Kerajaan Mughal yang telah menata pemerintahan dengan sistem yang lebih baik dibanding dengan kerajaan-kerajaan sebelumnya. Di bidang agama, ia adalah sebagai tokoh moderat yang memberikan kebebasan kepada pemeluknya untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinannya masing-masing. 

Dengan adanya kebijakan seperti di atas, rakyat India sangat simpati kepadanya dan kehidupan sosial masyarakat saling hormat-menghormati serta senantiasa menjunjung tinggi toleransi. Setelah Akbar wafat, Kerajaan Mughal digantikan oleh Salim dengan gelar Nuruddin Muhammad Jangahir Padshah Ghazi, (Syed Mahmudunnasir, t.th.t 272). 

Jangahir dalam memerintah kerajaan tidak sehebat ayahnya Akbar, ia terlalu baik hati dan lemah terutama karena pengaruh permaisuri yang suka mericampuri pemerintahan di belakang layar. Jangahir beraliran Sunni, bahasa resmi yang dipakai adalah bahasa Persia, (Hamka. 1987: 155).

2. Kondisi Pengetahuan dan Seni Kerajaan Mughal Abab ke-17

Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi Kerajaan Mughal pada abad ke-l7, mengalami kemajuan dalam bidang pengetahuan, seni, dan budaya. Di bidang pengetahuan kebahasaan Akbar telah menjadikan tiga bahasa sebagai bahasa nasional, yaitu bahasa Arab sebagai bahasa agama, bahasa Turki sebagai bangsawan dan bahasa Persia sebagai bahasa istana dan kesusastraan (Hamka, 1987: 152). 

Selain itu, Akbar telah memodifikasi tiga bahasa tersebut ditambah dengan bahasa Hindu dan menjadi bahasa Urdu (Hamka. 1987: 152). Di bidang filsafat cukup maju dan satu di antara tokohnya adalah Akbar sendiri, sementara ahli tasawuf yang terkenal pada masa itu adalah Mubarok, Abul Faidhl, dan Abul Fadl, (Hamka, 1987: 152). 

Sementara karya Seni yang paling menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun bahasa india. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayadi seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar yang berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia, (Yatim, 1997: 151). 

Karya seni yang dapat dinikmati sekarang merupakan karya seni terbesar yang dicapai Kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar, dibangun Istana Fatpur di Sikri, vila, dan masjid yang indah. Pada zaman Syah Jehan, dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Tajmahal di Aqra, Masjid Raya Delhi di Istana Indah, Lahore. (Yatim, 1997: 151). 

Baca juga di bawah ini


Gedung-gedung sejarah yang ditinggalkan periode ini (abad ke-17) adalah Tajmahal di Aqra, Benteng Merah, lama Masjid, istana-istana. dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi. Sultan-sultan Mughal juga mendirikan makam-makam yang indah, (Nasution, 1985: 86). Berdasarkan uraian di atas maka ilmu pengetahuan, seni. dan budaya pada masa Kerajaan? Mughal cukup pesat, khususnya pada masa Akbar dan Aurangzeb.