Pendirian Umayah di Andalusia (705 - 1031 M)
Pendirian Umayah di Andalusia (705 - 1031 M) - Andalusia adalah nama bagi Semenanjung Iberia pada zaman kejayaan Umayah. Andalusia berasal dari Vandal, yang berarti negeri bangsa Vandal; karena Semenanjung Iberia pernah dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum terusir oleh bangsa Ghotia Barat (abad ke-5 M.).'Umat islam mulai menaklukkan Semenanjung Iberia pada zaman Khalifah Al-Walid Ibn Abd Al-Malik (86-96 H.I705-715 M)“).
Ekspansi pasukan muslim ke Semenanjung Iberia (Andalusia), gerbang barat daya Eropa, seperti yang telah dikemukakan di depan, merupakan serangan terakhir dan paling dramatis dari seluruh operasi militer penting yang dijalankan oleh orang-orang Arab. Serangan itu menandai puncak ekspansi muslim ke wilayah Afrika-Eropa, seperti halnya penaklukan Turkistan yang menandai titik terjauh ekspansi ke kawasan Mesir-Asia.
Dari sisi operasional, pengintaian pertama dilakukan pada bulan Juli 710 M. ketika Tharif, orang kepercayaan Musa bin Nusliair, gubernur terkemuka di Afrika Utara pada periode Umayyah, mendarat di Semenanjung Kecil -membawa balatentara berkekuatan seratus pasukan kavaleri dan empat ratus pasukan infanteriyang terletak hampir di ujung paling Selatan benua Eropa.
Semenanjung ini, sekarang disebut Tarifa, sejak saat itu, menyandang nama Jazirah (kepulauan) Tharif. Musa, yang telah menguasai kegubernuran kira-kira sejak tahun 700 M., berhasil memukul mundur pasukan Bizantium selamanya dari wilayah barat Kartago dan perlahanlahan meluaskan penaklukannya sampai ke Atlantik, sehingga memberikan batu loncatan (point d' appui) kepada Islam untuk menyerang Eropa. Terdorong oleh keberhasilan Tharif dan melihat adanya konflik penguasa di Kerajaan Spanyol Gotik Barat, juga didarong oleh hasrat untuk memperoleh barang rampasan, bukan hasrat untuk menaklukkan, Musa mengutus seorang budak Barbar yang sudah dibebaskan.
Thariq bin Ziyad, pada tahun 711 M., ke Spanyol memimpin 7.000 pasukan, yang sebagian besar terdiri atas orang-orang Barbar. Thariq mendarat dekat gunung batu besar yang kelak mengabadikan namanya, Jabal (gunung) Thariq (Gibraltar). Kapal-kapal mereka, menurut sejumlah riwayat, disediakan oleh Julian, pangeran Ceuta, yang namanya cukup melegenda, meskipun lebar selat itu hanya sekitar tiga belas mil.
Dengan kekuatan tambahan. Thariq yang mengepalai 12.000 pasukan, Pada 19 Juli 711 M.. berhadapan dengan pasukan Raja Roderick di mulut Sungai Barbate di pesisir Laguna Janda. Roderick berhasil naik tahta setelah menggulingkan pendahulunya, putra Witlza. Kendati berjumlah 25.000 orang. tentara Gotik Barat bisa dikalahkan karena adanya pengkhianatan dari tentaranya. Akhirnya. Thariq bin Ziyad berhasil menguasai hampir seluruh kota yang ada di Semenanjung Iberia atas bantuan Musa bin Nusyair.
Penaklukan tersebut dipimpin langsung oleh panglima kaum muslimin. Musa bin Nusyair. yang bertekad untuk menyeberangi selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa. Tujuannya untuk menyebarkan Islam di Eropa dan memasukkannya menjadi bagian dari pemerintahan Islam. Lalu. dia memberangkatkan panglima lslam asal Barbar yang bernama Thariq bin Ziyad ke Andalusia melalui laut.
Dikisahkan bahwa Musa membakar kapal-kapal perangnya dengan tujuan untuk memupus semua harapan pasukannya untuk balik kembali ke Afrika atau melarikan diri.'Dia menyampaikan satu pidatonya yang sangat terkenal dengan mengatakan, “Wahai manusia, ke mana lagi kita akan melarikan diri? Lautan berada di belakang kalian, sedangkan musuh telah menghadang di depan kalian. Tidak ada pilihan bagi kalian, kecuali jujur pada diri sendiri dan sabar.
Setelah itu, dia terjun dalam sebuah peperangan yang sangat sengit. Di antara perang yang paling terkenal adalah perang Lembah Lakah dan dia berhasil mengalahkan Goth dan membunuh raja mereka, Ludzrig. Andalusia berhasil ditaklukkan pada tahun 92 H./710 M. Kemudian, Thariq dan Musa sampai ke pegunungan Baranes dan berhasil menaklukkan semua wilayah itu, kecuali Jaliqiyah.
Akhirnya, Musa Ibn Nusyair mendeklarasikan Semenanjung Iberia sebagai bagian dari kekuasaan Umayah yang berpusat di Damaskus. Ketika Daulah Umayah di Damaskus dihancurkan oleh Bani Abbas, Abd Ar-Rahman Ibn Muawiyah berhasil meloloskan diri dan menginjakkan kakinya di Andalusia pada tahun 132 H./750 M. Ia diberi gelar Ad-Dakhil, karena ia adalah pangeran Dinasti Umayah pertama yang menginjakkan kakinya di Semenanjung Iberia.
Ia berhasil menyingkirkan Yusuf Ibn Abd Ar-Rahman Al-Fihri yang menyatakan diri tunduk kepada Dinasti Bani Abbas pada tahun 138 H./756 M. Abd Ar-Rahman Ad-Dakhil memproklamasikan bahwa Andalusia lepas dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas dan ia memakai gelar amir (bukan khalifah)”. Meskipun dalam tulisan'Philip K. Hitty, Abd Ar-Rahman Ad-Dakhil (pendatang baru) bergelar khalifah.
Dinasti yang didirikan oleh Abd Ar-Rahman I, yang dijuluki Ad-Dakhil (pendatang baru) oleh para penulis kronik Arab, bertahan selama dua tiga per empat abad (756-1031). Dinasti ini mencapai puncaknya di bawah pemerintahan amir kedelapan, Abd Ar-Rahman III (9l2-96l), yang terkuat dan menjadi orang pertama yang menyandang gelar khalifah (929). Kenyataannya, kekuasaan Khalifah Abd Ar-Rahman menandai puncak epos Arab di semenanjung itu. Selama periode Umayah, Kordova di Spanyol tetap menjadi ibukota dan menikmati periode kemegahan yang tiada taranya, seperti pesaingnya di Irak, Baghdad.
Baca juga di bawah ini
Abd Ar-Rahman memilih sendiri gelarnya, yaitu Al-Khalifah An-Nashir li Din Allah (khalifah penolong agama Allah)“). Karena ia telah membawa Spanyol muslim ke kedudukan lebih tinggi daripada yang pemah dinikmati sebelumnya, dialah yang paling cocok menyandang gelar amir al-muminin. terutama di mata kalangan bawah yang tidak lagi memercayai kekhalifahan Timur.