Silsilah Bangsa Mongol
Silsilah Bangsa Mongol - Fakta sejarah mengungkapkan bahwa pelopor bangsa Mongol adalah Yesugay, ayah dari Chinggis Khan. Setelah kematian Yesugay, Chinggis Khan memimpin bangsa Mongol”. Nama jelas Chinggis adalah Temujin yang lahir pada tahun 1154 M, dan memproklamasikan sebagai Khan (raja)”. Pada tahun 1219, bangsa Mongol menaklukkan Cina seluruh bangsa Tartar. Sejak itu, umat Islam diatur oleh beberapa dinasti baru”.
Dalam tulisan Ali Mufrodi dijelaskan bahwa asal-mula bangsa Mongol ialah dari masyarakat hutan yang mendiami Siberia dan Mongol Luar di sekitar danau Baikal. Sebenarnya, mereka bukanlah suku nomad yang berpindah-pindah dari satu stepa ke stepa yang lain, walaupun mereka menaklukkan banyak stepa dengan ketangkasannya menunggang kuda.
Pemimpin atau Khan bangsa Mongol pertama yang diketahui dalam sejarah adalah Yesugey (w. 1175). Ia adalah ayah Chinggis (Chingiz atau Jengis). Chinggis aslinya bernama Temujin, seorang pandai besi yang mencuat namanya karena memenangkan perselisihan dengan Ong Khan atau Togril, seorang kepala suku Kereyt.
Chinggis sebenarnya adalah gelar bagi Temujin yang diberikan kepadanya oleh sidang kepala-kepala suku Mongol yang mengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi bangsa itu pada tahun 1206, atau juga disebut Chingiz Khan/Raja yang Agung. ketika ia berumur 44 tahun.
Chinggis Khan menyempurnakan moral masyarakatnya dengan undang-undang yang dibuatnya, yakni Yasa atau Yasaq. Isi undang-undang tersebut antara lain hukum mati bagi siapa yang berbuat perzinaan, sengaja berbuat bohong, melaksanakan magik, mata-mata, membantu salah satu dari dua orang yang berselisih, memberi makan atau pakaian kepada tawanan perang tanpa izin, dan bagi yang gagal melaporkan budak belian yang melankan diri juga dikenakan hukuman mati”.
Chinggis Khan Juga mengatur kehidupan beragama dengan tidak boleh merugikan antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya. Mereka memercayai superkekuatan, yakni satu tahun meskipun mereka tidak menyembahnya“. Bahkan, mereka membebaskan pajak bagi keluarga Nabi Muhammad SAW., para penghapal Al-Quran, ulama, tabib, pujangga, orang saleh, dan zuhud, serta muazin yang menyerukan azan.
Dalam Yasa juga terdapat larangan bagi orang yang meletakkan tangarmya di dalam air tmnum. dan sebagai gantinya air minum itu harus diambil dengan barang atau alat lain. Seorang raja harus dipanggil dengan panggilan yang lengkap, seruan yang mau berperang hama dimspeksi terlebih dahulu. dan pemupuan harus siap membayar pajak bila kaum lelakinya pergi berperang. Ia juga meridin'kan pos untuk mengetahui berita-berita tentang kerajaannya la melarang penyerbuan terhadap agama, sekte agama, dan mencegah terjadinya perbedaan dalam agama.
Rupanya Jengis Khan ingin mengambil hati kaum muslimin dengan tidak mengusik kelompok tersebut, dan naenghorrmti keluarga Nabi Muhammad SAW. yang ketika itu memang Islam sudah meluas hingga ke wilayahnya. Peraturan itu, antara lain dimaksudkan untuk memberi landasan yang kokoh bagi bangsanya untuk menghadapi tantangan dan meluaskan wilayah ke luar negeri, baik ke Cina maupun ke negeri-negeri Islam.
Bangsa yang dipimpinnya meluas ke wilayah Tibet (Cina Barat Laut), dan Cina, pada tahun 1213, serta adapat menaklukkan Beijing pada tahun 1215. Ia menundukkan Turkistan pada tahun 1218 yang berbatasan dengan wilayah Islam, yakni Khwarazm Syah. Invasi Mongol ke wilayah Islam terjadi karena adanya peristiwa Utrar pada tahun 1218, yaitu ketika Gubernur Khwarazm membunuh para utusan Chinggis yang disertai pula oleh para saudagar muslim.
Peristiwa tersebut menyebabkan Mongol menyerbu wilayah Islam dan dapat menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayah Khwarazm tahun 1219 - 1220, padahal sebelumnya mereka justru hidup berdampingan secara damai satu sama lain. Kota Bukhara di Samarkand yang di dalamnya terdapat makam Imam Bukhari, salah seorang perawi hadis yang termasyhur, dihancurkan.
Balkh dan kota-kota lain yang mempunyai peradaban Islam yang tinggi di Asia Tengah juga tidak luput dari penghancuran. Jalaluddin, penguasa Khwarazm yang berusaha meminta bantuan kepada Khalifah Abbasiyah di Baghdad, menghindarkan diri dari serbuan Mongol.
la diburu oleh lawannya hingga ke India, pada tahun 1221, dan akhirnya ia lari ke barat. Toluy, salah seorang anak Chinggis, diutus ke Khurasan, sementara anaknya yang lain, yakni Jochi dan Chaghatay bergerak untuk merebut wilayah sungai Sir Darya Bawah dan Khwarazm”.
Wilayah kekuasaan Iengiz Khan yang luas tersebut dibagi untuk empat orang putranya sebelum ia meninggal dunia pada tahun 624/1227.
Penama ialah Jochi, anaknya yang sulung mendapat wilayah Siberia bagian barat dan stepa Qipchaq yang membentang hingga ke Rusia Selatan, di dalamnya terdapat Khwarazm. Namun, ia meninggal dunia sebelum ayahnya wafat, dan wilayah warisannya itu diberikan kepada anak Jochi yang bernama Batu dan Orda.
Batu mendirikan Horde (kelompok) Biru di Rusia Selatan sebagai pilar dasar berkembangnya Horde Keemasan (Golden Horde), sedangkan Orda mendirikan Horde Putih di Siberia Barat. Kedua kelompok itu bergabung pada abad keempat belas yang kemudian muncul sebagai ke-khan-an yang bermacam ragam di Rusia, Siberia, dan Turkistan, termasuk di Crimea, Astrakhan, Qazan, Qasimov, Tiumen, Bukhara, dan Khiva. Syaibaniyah atau Ozbeg, salah satu cabang keturunan Jochi berkuasa di Khwarazm dan Transoxania dalam abad kelima belas dan enam belas“).
Kedua adalah Chaghatay, mendapat wilayah yang membentang ke timur, sejak Transoxania hingga Turkistan Timur atau Turkistan Cina. Cabang barat dari keturunan Chaghatay yang bermukim di Transoxania segera masuk ke dalam lingkungan pengaruh Islam, namun akhirnya
dikalahkan oleh kekuasaan timur Lenk, ledangkan cabang timur dari keturunan Chaghatay berkembang di Semirechye, Hi, T'ien Syah di Tarim. Mereka lebih tahan terhadap pengaruh Islam, tetapi akhirnya ikut membantu menyebarkan Islam di wilayah Turkistan Cina dan bertahan di sana hingga abad ketujuh belas.
Ketiga bernama Ogedey, adalah putra Jengis Khan yang terpilih oleh Dewan Pemimpin Mongol untuk menggantikan ayahnya sebagai Khan Agung yang mempunyai wilayah di Pamirs dan T'ien Syan. Akan tetapi, dua generasi ke-khan-an tertinggi jatuh ke tangan keturunan Toluy, Walaupun demikian, cucu Ogedey yang bernama Qaydu dapat mempertahankan wilayahnya di Pamirs dan T'ien Syan, mereka berperang melawan anak keturunan Chaghatay dan Qubilay Khan, hingga ia meninggal dunia pada tahun 1301.
Keempat ialah Toluy, ai bungsu mendapat bagian wilayah Mongolia sendiri. Anak-anaknya, yakni Mongke dan Qubilay menggantikan Ogedey sebagai Khan Agung. Mongke bertahan di Mongolia yang beribukota di Qaraqarum, sedangkan Qubilay Khan menaklukkan Cina dan berkuasa di sana yang dikenal sebagai Dinasti Yuan yang memerintah hingga abad keempat belas, yang kemudian digantikan oleh Dinasti Ming.
Baca juga di bawah ini
Mereka memeluk agama Budha yang berpusat di Beijing, dan mereka akhirnya bertikai melawan saudara-saudaranya dari khan-khan Mongol yang beragama Islam di Asia Barat dan Rusia. Hulako Khan. saudara Mangku Khan dan Qubilay Khan, menyerang wilayah-wilayah Islam sampai ke Baghdad.