Perkembangan Islam di Amerika Tahun 1936
Perkembangan Islam di Amerika Tahun 1936 - Perkembangan Islam di kawasan ini mengalami kendala historis yang sangat serius. Bangsa Amerika mengenal Islam pertama kali melalui orang-orang yang mereka pekerjakan sebagai budak. Para budak selalu mempertahankan tradisi keimanan dan keislamannya yang tidak mau memakan daging babi dan percaya kepada Allah dan Muhammad serta berlaku jujur atau amanah.
Sikap dan perilaku yang demikian: dipandang sebagai suatu sistem kepercayaan baru bagi tuan-tuan yang selama ini menguasai mereka. Kendati perilaku keagamaan yang ditampilkan oleh budak-budak tersebut mengungguli tradisi keagamaan publik, akan tetapi masih sangat sulit untuk dapat diresepsi oleh tuan-tuan yang menurut sosiokultural saat itu berkedudukan sangat tinggi.
Ini adalah fakta historis yang tidak menguntungkan bagi perkembangan Islam. Selanjutnya, Islam berkembang sejalan dengan perkembangan kaum muslimin di kawasan ini, sebagaimana yang tampak dari jumlah sarana .peribadatan dan pusat kegiatan keagamaan Islam di beberapa kota besar dan kecil di Amerika.
Di Chicago, terdapat perguruan tinggi American Islam College, di North California berdiri American Muslem School, di samping banyak universitas-universitas yang menyelenggarakan program Islamic Studies seperti Universitas Chicago, Universitas Columbia, Universitas Harvard, Universitas California di Berckeley, Universitas New York di Benghamten, Universitas Michigan, Universitas Texas di Austria, Universitas Utah di Salthake City, Universitas Temple di Philadelpia, dan Universitas Mc. Gill di Montreal Canada.
Dengan adanya pusat studi Islam tersebut, pemahaman bangsa Amerika, terutama dari kalangan intelektual terhadap Islam semakin baik, dibanding dengan sebelumya yang sangat negatif. Seorang penulis muslim, Ali M. Kertani seperti yang dikutip oleh Mukti Ali mengemukakan bahwa konversi agama di AS terjadi 34% setiap tahun dari penduduk muslim Amerika.
Selanjutnya, ia menerangkan bahwasanya ada dua faklor yang menyebabkan meningkatnya konversi agama, yaitu meningkatnya kelahiran yang alami dan meningkatnya imigrasi dari negara-negara Islam. terutama di kalangan mahasiswa yang jumlahnya sangat besar datang ke Amerika.
Jumlah mahasiswa asing di perguruan tinggi dan univesitas di AS tahun akademik 1969/1970 sebanyak 134,959 orang, pada tahun 1979/1980 meningkat menjadi 286,265 orang, dan mahasiswa yang berasal dari Asia dan Afrika sebagai sumber mahasiswa muslim terbesar jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat, yaitu dari 71.918 orang menjadi 181.270 orang. Seorang penulis memperkirakan bahwa di Amerika Serikat terdapat 750.000 lebih mahasiswa muslim asing.
Di AS tidak ada sensus agama, dan sejak tahun 1936 diadakan statistik pemeluk agama dengan perantaraan badan-badan agama, tetapi sayangnya tidak memasukkan jumlah umat Islam (US Department of Comerce) sehingga tidak ada statistik pemerintah yang resmi, menerangkan jumlah orang-orang Islam di AS.
Namun demikian, The Islamic Centre in Washington DC dan The Federation of Islam Association (FIA) in The US and Canada yang berdiri pada tahun 1970, telah mengadakan pendataan umat Islam di kawasan ini. Sejak saat itu, jumlah umat Islam mulai diketahui dengan angka-angka yang dapat menunjukkan peningkatan hingga terjadi dua juta orang. Y. Vone Y. Haddad seorang ilmuwan muslim AS sebagaimana dikutip oleh Mukti Ali, memperkirakan jumlah umat Islam pada tahun 1987 sebanyak 3 juta orang.
Lukman Harun melaporkan hasil kunjungannya ke Amerika pada tahun 1981 bahwa penganut agama Islam di seluruh AS, termasuk orang-orang Amerika sendiri, kaum imigran dari negara-negara Islam, serta pendatang lainnya dengan tujuan belajar. Kaum cendekiawan, pekerja, dan sebagainya berjumlah 5 juta orang.
Tidak adanya keseragaman angka dalam statistik umat Islam di Amerika, baik yang menggambarkan pertumbuhan yang disebabkan oleh kelahiran dan migrasi maupun perkembangan yang berhubungan dengan konversi agama, dikarenakan tidak adanya sensus penduduk yang mencakup seluruh komunitas muslim di kawasan tersebut.
Organisasi-organisasi keagamaan Islam tampaknya belum terkoordinir untuk mensensus warga muslim di Amerika. Hal ini terbukti dengan tidak adanya keseragaman angka yang melaporkan keberadaan umat Islam, kecuali yang menyangkut keanggotaannya masing-masmg. Namun demikian, semuanya memberikan informasi yang sama, yaitu komunitas muslim di Amerika menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Gerak dan laju perkembangan Islam di Amerika tidak terlepas dari perjuangan seorang muslim Amerika-Eropa bemama Muhammad Alexander Russel Webb, yang berusaha secara langsung dan sungguh-sungguh untuk menarik orang-orang Amerika agar memeluk Islam.
Untuk merealisasikan tujuan ini, pada tahun 1843 ia mendirikan organisasi American Islamic Propagation Movement dan mendirikan penerbitan The Moslem World serta memberikan kuliah di beberapa kota“. Ia menjadi kritis dan bersemangat terhadap gereja Kristen serta membela Islam dengan sangat tinggi.
Kapasitasnya sebagai penyiar Islam, ia telah menulis tiga buah buku termasuk buku pedoman shalat bergambar. Menjelang kematiannya pada tahun 1916, Webb telah berhasil mendirikan tujuh cabang Moslem Brotherhood atau American Islamic Propaganda di berbagai kota di pantai timur dan kota-kota pedalaman barat Amerika. Meskipun organisasinya kemudian menjadi bubar, namun tidak dapat diragukan bahwa para anggotanya telah memengaruhi upaya-upaya selanjutnya dalam membina Islam di Amerika Serikat.
Sebelum Webb wafat, Islam sudah mulai bangkit sebagai gejala nasionalistis dan sekaligus sebagai gejala keagamaan di kalangan orangorang Amerika-Afrika. Kebangkitan tersebut tidak terlepas dari seorang tokoh muslim bernama Noble Drew Ali.
Drew Ali adalah seorang muslim berkebangsaan Afrika (Moor) yang telah lama menetap di North Carolina. Drew dilahirkan pada tahun'1866 dan diberi nama Kristen Timotheus Drew, kemudian ia berganti nama yang menunjukkan warisan Moor, Noble Drew Ali.
Para pengikutnya juga tidak mengenalnya sebagai orang Negro atau orang Afrika, tetapi sebagai Amerika Moor. Drew sebenarnya bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, tetapi ia mempunyai pengetahuan tentang Islam yang dianggapnya sebagai kunci yang setelah lima tahun kemudian dinamakan Black Liberation.
Misi utamanya adalah membangkitkan kesadaran orang Afrika-Amerika tentang Islam. Untuk tujuan ini, pada tahun 1913 ia mendirikan Mourish Science Temple di New. York, New Jersey. Dengan usahanya ini, gerakan Drew meluas ke Pitsburgh, Den-old, Chicago, dan beberapa kota lain di daerah selatan.
Gerakan yang dilancarkan Drew memakai simbol-simbol Islam, seperti kitab suci Al-Quran, memakai peci, memakai nama-nama muslim, dan penolakan terhadap kepercayaan tertentu dari agama Kristen, akan tetapi pada dasarnya gerakan ini merupakan campuran dari nasionalisme hitam dan kebangkitan Kristen dengan campuran yang menggabungkan dari ajaran-ajaran Islam. Ajaran ini bukan ajaran Islam sejati, tetapi suatu penemuan yang penting bagi kesadaran Islam.
Penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan Islam di negara adikuasa ini sangat unik. Ketika ia masuk pertama-tama sebagai suatu sistem kepercayaan individu, yaitu kepercayaan budak-budak hitam yang beragama Islam yang sangat teguh memegang agamanya (bilaly).
Di sini, Islam ditampilkan masih sangat sederhana dan masih belum jelas bentuknya. Hal ini disebabkan pengetahuan para budak terhadap Islam tidak mendalam. Ditambah lagi bahwa mereka hidup di bawah tekanan tuan-tuan yang memeras keringatnya tanpa memedulikan kebutuhan rohaninya.
Namun, ketika Islam memasuki pertumbuhan dan mulai menjadi suatu gerakan, ternyata ditampilkan oleh orang-orang yang telah memiliki tradisi keagamaan Kristiani lebih mendalam dibanding dengan pengetahuannya tentang Islam sehingga penampilannya penuh syubhat, mirip wajah Kristen dan Islam sekaligus. Hal ini terbukti dari gerakan yang dilancarkan oleh Drew yang disinyalir sebagai gerakan Nasionalis Negro dan Kebangkitan Kristen dengan campuran ajara-ajaran Islam.
Sejalan dengan misi yang dibawa Drew, Lukman Harun mencatat dari hasil kunjungannya ke Amerika, bahwa seorang pedagang sutra keliling misterius mempunyai nama banyak sekali, antara lain disebut Fard Muhammad, Wali Fard, Wallace Muhammad, dan Wallace D. Fard atau disingkat W.D. Fard yang memperkenalkan Islam pada tahun 1930 sekaligus memperkenalkan Nation of Islam, ia berkeliling ke Ghetto-ghetto dan perkampungan orang-orang Negro yang waktu itu masih percaya pada mistik dan takhayul.
Walaupun menurut statistik mereka beragama Kristen, tetapi Kristen mereka bersifat kepercayaan kebatinan (spiritual Christians). Di sampingi itu, walaupun perbudakan telah lama dihapuskan (1865), tetapidiskriminasi terhadap rasial kulit hitam masih sangat dirasakan di segala bidang.
W.D. Fard menghilang secara misterius pada lahun 1934, kemudian digantikan oleh muridnya yang telah disiapkan, yaitu Elijah Muhammad yang dilahirkan dari keluarga Kristen pada tahun 1897 di Nandersiile Georgia.
Ayahnya seorang pengkhotbah baptis. Nama kecilnya Elijah Poole, kemudian setelah masuk Islam berganti nama dengan Elijah Muhammad. Di bawah kepemimpinannya, pusat Nation of Islam dipindahkan ke Chicago. Elijah Muhammad mencoba memperjelas dan menyebarkan lebih lurus lagi ajaran-ajaran yang dibawa oleh W.D. Fard yang bercampur dengan ajaran Kristen.
Di samping memberikan ceramah-ceramah di berbagai tempat, ia juga sempat menulis beberapa buku, antara lain Massage to The Blackman in America dan How to Eat to Live. ‘ Dalam buku pertama, ia menyampaikan pesan-pesan, kepada rakyatnya.
“Dedikasi kepada rakyat saya yang disebut Negro Amerika: kemerdekaan, keadilan, persamaan, kebahagiaan, ketenangan jiwa, kepuasan, uang, pekerjaan yang baik, rumah yang pantai semuanya itu akan Anda dapatkan jika Anda sekarang menerima Tuhan Anda, yaitu Allah dan kembali kepada agama-Nya (dan keaslian Anda), yaitu Islam.“
Setelah Elijah Muhamad meninggal dunia pada tahun 1975, Wallace Deen Muhammad yang berganti nama dengan Warith Deen Muhammad. putra kelima Elijah menggantikan kepemimpinan sang ayah. Pada fase ini, Warith segera mengadakan perubahan-perubahan yang radikal dalam tubuh organisasi, dan membawanya lebih dekat kepada masyarakat muslim yang lain di Amerika Serikat.
Ia mengubah gerakan Nation of Islam menjadi The World Community of Islam in The West, kemudian diubah lagi menjadi The American Muslim Mision. Pada tahun 1978, ia menerima gelar sebagai Chief Imani (Spiritual leader). Misalnya hampir terjadi di seluruh negara bagian Amerika, seperti Amerika Latin, Guyana, Suriname hingga menyeluruh di kota-kota beSar sampai sekarang.
Dalam tulisan Ihsan Ali Fauzi dan A.E. Priyono, jumlah persis kaum muslim di Amerika Serikat dewasa ini sulit diketahui, karena identitas agama tidak dicantumkan dalam sensus penduduk. Namun demikian, menurut Y. Vonne Y. Haddad dan Jane I. Smith (1995), dua sarjana Amerika Serikat yang banyak melakukan penelitian mengenai kaum muslim di negara itu, jumlah mereka sudah mencapai sekitar tiga hingga empat juta orang. Menurut keduanya, pada awal abad mendatang, jumlah mereka akan melampaui jumlah kaum Yahudi.
Sumber-sumber lain, misalnya Steven Berboza (1994), seorang muslim dan wartawan Amerika Serikat, menyebutkan angka lebih besar. Ia mengutip sebuah laporan Council of Masajid of The United States (Dewan Masjid Amerika Serikat) yang menyebutkan, bahwa pada tahun 1993 sudah terdapat lima hingga delapan juta kaum muslim di Amerika Serikat.
Ia juga menyatakan bahwa kini jumlah kaum muslim sudah melampaui jumlah kaum Yahudi. Itu berarti bahwa Islam merupakan agama nomor dua terbesar di Amerika Serikat setelah Kristen Protestan.
Kaum muslim terdiri atas para imigran, orang Amerika keturunan Afrika (Afro-Amerika), penduduk keturunan Eropa yang masuk Islam, dan para pendatang sementara (mahasiswa, diplomat, dan lainnya). Komposisi asal-usul etnis mereka adalah sebagai berikut, Afrika, 42%; Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh), 24,496; Turki, 2,4%, Asia Tenggara, 2%; kulit putih Amerika, 1,6%; dan lain-lain, 6,4%, termasuk sekitar 5.000 muslim keturunan Spanyol (Hispanik).
Sebagian besar dari mereka, sekitar 70%, tinggal di sepuluh negara bagian: California, New York, Illinois, New Jersey, Indiana, Michigan, Virginia, Texas, Ohio, dan Maryland. Dewasa ini, menurut Berboza, di seluruh Amerika Serikat sudah ada sekitar 1.200 masjid, 165 sekolah Islam, 425 organisasi Islam, dan tak kurang dari 85 macam penerbitan Islam.
Baca juga di bawah ini
Cakupan kegiatannya cukup luas. Misalnya, pusat Islam di Toledo, Ohio, dengan anggota sekitar 600 keluarga dengan latar belakang negara dan etnis beragam, mempunyai tempat shalat Jumat yang luas, sayap pendidikan dan aktivitas yang ekstensif, toko buku. klinik, kamar mayat, tempat pemakaman, lapangan rekreasi, serta fasililas dapur dan makan yang memadai. Pusat-pusat Islam sejenis juga bisa ditemukan di kota-kota besar lain, seperti Los Angeles, San Diego, Houston, dan New Jersey.