Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Masa Kekuasaan Dua Wangsa Zaman Kerajaan Pertengahan Mesir Kuno

Masa Kekuasaan Dua Wangsa Zaman Kerajaan Pertengahan Mesir Kuno 

Pada masa Kerajaan Pertengahan ialah kurun waktu dalam sejarah Mesir Kuno sejak tahun ke-39 pemerintahan Mentuhotep II dari Wangsa Kesebelas sampai pada akhir masa kekuasaan Wangsa Ketiga Belas, kira-kira antara 2030 SM dan 1650 SM.

Zaman ini terdiri atas dua tahap yaitu, yang pertama ialah masa kekuasaan Wangsa Kesebelas yang telah memerintah di Thebes dan yang kedua ialah masa kekuasaan Wangsa Kedua Belas yang beribukota di el-Lisht. Masa kekuasaan dua wangsa ini mulanya dianggap sebagai keseluruhan dari rentang waktu zaman kerajaan persatuan ini.

Mentuhotep I

Mentuhotep I

Firaun-firaun berawal dari Zaman Kerajaan Pertengahan menisbatkan asal-usulnya pada dua nomark dari Thebes, yaitu Intef Agung, putera Iku yang mengabdi pada seorang firaun Herakleopolis dari Wangsa Kesepuluh, dan penggantinya Mentuhotep I. Firaun yang menggantikan Mentuhotep I, Intef I ialah penguasa Thebes pertama yang telah menggelari dirinya dengan Nama Horus, dan oleh karena itu menyatakan diri berhak atas tahta Mesir. 

Dia telah dianggap sebagai Firaun yang pertama dari Wangsa Kesebelas. Pernyataan diri ini mengakibatkan rakyat Thebes bertengkar dengan para penguasa dari Dinasti Kesepuluh. Intef I dan saudaranya, Intef II, beberapa kali melancarkan peperangan ke wilayah utara dan pada akhirnya merebut nome penting, Abydos.

Peperangan akhirnya berlanjut antara Wangsa Thebes dan Wangsa Herakleopolis sampai pada tahun ke-39 pemerintahan Nebhetepra Mentuhotep II, pengganti kedua dari Intef II. Pada titik inilah kubu Herakleopolis ditaklukkan dan Wangsa Thebes memperluas kekuasaannya kepenjuru Mesir. 

Mentuhotep II telah diketahui memerintahkan bala tentaranya untuk menyerang Nubia di wilayah selatan yang telah memerdekakan diri pada Zaman Antara Pertama. Terdapat pula bukti-bukti pengerahan bala tentara untuk menyerang Palestina. Raja ini telah menguasai kembali negeri Mesir dan melantik seorang wazir untuk mengepalai administrasi sipil negeri Mesir Kuno.

Mentuhotep II diganti oleh puteranya, Mentuhotep III, yang mengatur sebuah ekspedisi ke negeri Punt. Pada masa pemerintahannya menghasilkan karya seni ukir yang paling halus. Mentuhotep III digantikan oleh Mentuhotep IV, firaun terakhir wangsa ini. 

Meskipun namanya tidak tercantum dalam banyak daftar Firaun, keberadaan masa pemerintahannya bisa dibuktikan melalui sejumlah prasasti di Wadi Hammamat yang berisi riwayat ekspedisi ke pesisir Laut Merah dan ekspedisi penambangan batu. 

Para pemimpin ekspedisi ini ialah wazirnya, Amenemhet, yang oleh banyak pihak diduga kelak akan  menjadi Firaun Amenemhet I, raja pertama Wangsa Kedua Belas. Oleh karena itu beberapa egiptolog menduga Amenemhet merebut tahta ataupun mengambil alih kekuasaan setelah Mentuhotep IV wafat tanpa keturunan.

Amenemhet I telah mendirikan sebuah ibukota baru bagi Mesir dengan nama Itjtawy yang diduga tak jauh letaknya dari el-Lisht sekarang ini, meskipun Manetho mencatat bahwa Thebes tetap menjadi ibukota Mesir. 

Amenemhet mampu meredakan kekacauan internal dengan ketegasan, membatasi hak-hak para nomark, dan diketahui pernah melancarkan peperangan satu kali ke Nubia. Puteranya Senusret I meneruskan kebijakan ayahnya untuk menguasai Nubia serta wilayah-wilayah yang memerdekakan diri dari Mesir pada Zaman Antara Pertama. Bangsa Libya ditaklukan pada tahun ke-45 masa pemerintahannya, dan kemakmuran serta keamanan Mesir kembali pulih seperti sediakala.

Senusret III (1878–1839 SM) ialah seorang raja yang gemar berperang. Ia memimpin tentara Mesir menerobos ke pelosok Nubia, dan mampu mendirikan benteng-benteng besar di seluruh wilayah Mesir sebagai penanda garis-garis perbatasan resmi yang memisahkan wilayah Mesir dari wilayah yang belum diluasai.

Populasi Mesir mulai melebihi tingkat produksi pangan pada masa pemerintahan Amenemhat III, oleh karena itu memerintahkan eksploitasi atas Fayyum dan peningkatan kegiatan penambangan di gurun Sinai. 

Ia mendatangkan orang-orang Asia untuk bermukim di Mesir agar bisa untuk dipekerjakan pada pembangunan monumen-monumen. Menjelang akhir masa pemerintahannya, banjir tahunan Sungai Nil mulai terhenti yang berdampak pada penurunan sumber daya yang dimiliki pemerintah. 

Pada masa kekuasaan Wangsa Ketiga Belas dan Wangsa Keempat Belas Mesir perlahan-lahan mulai mengalami penurunan, sehingga pada Zaman Antara Kedua beberapa pemukim Asia yang didatangkan Amenemhet III pun bisa menguasai Mesir seperti bangsa Hyksos.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Masa Kekuasaan Dua Wangsa Zaman Kerajaan Pertengahan Mesir Kuno"