Kisah Terciptanya Kontroversi Naskah Wasangsakerta
Kisah Terciptanya Kontroversi Naskah Wasangsakerta - Terciptanya Naskah Wangsakerta ialah istilah yang telah merujuk pada sekumpulan naskah yang dirancang oleh Pangeran Wangsakerta secara pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta". Tetapi menurut isi Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara parwa (bagian) V sarga (jilid atau naskah) 5 yang berupa daftar pustaka, setidaknya perpustakaan Kesultanan Cirebon telah mengoleksi 1703 judul naskah, yang 1213 di antaranya yang berupa karya Pangeran Wangsakerta beserta timnya. Naskah yang menjadi kontroversial ini kini telah tersimpan di Museum Sejarah Sunda "Sri Baduga" di Bandung.
Kontroversi
Ditemukannya naskah Wangsakerta sekitar pada awal tahun 1970-an, selain menimbulkan kegembiraan dan kekaguman akan kelengkapannya, untuk banyak pihak justru akan menimbulkan keraguan dan kecurigaan, bahkan para sarjana dan ahli sejarah telah menduga bahwa naskah iitu aspal (asli tetapi palsu). Di antara alasan-alasan yang menjadi meragukan naskah ini, ialah:
- terlalu historis, isinya tidak umum sebagaimana naskah-naskah pada zaman (babad, kidung, tambo, hikayat);
- cocoknya isi naskah dengan karya-karya sarjana Barat (J. G. de Casparis, N. J. Krom, Eugene Dubois dsb.), sehingga ada dugaan bahwa naskah ini disusun dengan merujuk pada karya para ahli tersebut (tidak dibuat abad ke-17);
- keadaan fisik naskah (kertas atau daluang, tinta, bangunan aksara) menunjukkan naskah yang dijadikan rujukan merupakan salinan dan tulisannya kasar, tidak seperti naskah lama pada umumnya.
Pengurus Wangsakerta
Di dalam pengantar setiap naskah Wangsakerta selalu akan diinformasikan mengenai proses pembuatannya naskah-naskah tersebut. Panitia yang dipimpin oleh Pangeran Wangsakerta ini dimaksudkan untuk memenuhi permintaan atau amanat ayahnya, Panembahan Girilaya, agar Pangeran Wangsakerta bisa menyusun naskah kisah kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Panitia pengurus dibentuk untuk mengadakan suatu gotrasawala (simposium atau seminar) antara para ahli (sajarah) dari seluruh Nusantara, yang hasilnya telah disusun dan ditulis menjadi naskah-naskah yang sekarang dikenal sebagai Naskah Wangsakerta. Gotrasawala ini berlangsung pada tahun 1599 Saka (1677 M), sedangkan penyusunan naskah-naskahnya menghabiskan waktu hingga 21 tahun (selesai 1620 Saka, 1698 M).
Naskah Wasangsakerta
Karya Panitia Wangsakerta
Naskah-naskah yang dihasilkan oleh Panitia Wangsakerta bisa digolongkan menjadi beberapa judul :
- Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara
- Pustaka Pararatwan
- Pustaka Carita Parahyangan i Bhumi Jawa Kulwan
- Pustaka Nagarakretabhumi
- Pustaka Samastabhuwana
- Salinan kitab-kitab hukum Majapahit
- Kumpulan carita, katha, dan itihasa
- Pustaka mengenai raja desa dan raja kecil
- Salinan beberapa naskah Jawa Kuno
- Mahabharata
- Kumpulan kathosana
- Salinan prasasti
- Salinan surat-surat perjanjian persahabatan
- Naskah mengenai cerita para pedagang
- Naskah dalam berbagai bahasa daerah lain dan bahasa asing
- Kumpulan widyapustaka (aneka ilmu)
- Pustaka keislaman
- Sarwakrama raja-raja Salakanagara
- Sarwakrama raja-raja Tarumanagara
- Sarwakrama raja-raja Galuh dan Pajajaran
- Sarwakrama raja-raja Galuh
- Sarwakrama raja-raja Jawa Tengah dan Timur
- Raja-raja dan pembesar Majapahit
- Raja-raja dan pembesar Bali
- Raja-raja dan pembesar Janggala dan Kadiri
- Raja-raja dan pembesar Sriwijaya
- Raja-raja daerah Bali, Kadiri, dan Janggala
- Salinan naskah-naskah karya Prapanca
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Post a Comment for "Kisah Terciptanya Kontroversi Naskah Wasangsakerta"