Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perang Salib Pertama Rakyat atau Petani

Perang Salib Rakyat atau Petani Pertama 

Terjadinya Perang Salib Pertama pada tahun (1096–1099) merupakan yang pertama dari sejumlah perang salib yang berupaya untuk merebut Tanah Suci, disahkan oleh Paus Urbanus II pada tahun 1095. Asal mula Perang Salib ini dimulai sebagai suatu peziarahan yang meluas dalam Kekristenan Barat dan telah berakhir sebagai suatu ekspedisi militer oleh bangsa Eropa Katolik Roma untuk memiliki kembali Tanah Suci yang telah diambil dalam penaklukan kaum Muslim atas Levant (632–661). Pada waktu itu akhirnya menyebabkan direbutnya kembali Yerusalem pada tahun 1099.

Perang Salib Pertama dimaklumkan pada tanggal 27 November 1095 oleh Paus Urbanus II dengan tujuan utama untuk menanggapi suatu permohonan dari Kaisar Bizantium Alexios I Komnenos, yang mana telah mengajukan permintaan supaya para relawan dari barat datang untuk bisa membantunya menghalau kaum Turki Seljuk dari Anatolia. 

Suatu tujuan tambahan akan segera menjadi sasaran utama, yaitu penaklukan kembali oleh kaum Kristen atas kota suci Yerusalem dan Tanah Suci serta mampu membebaskan kaum Kristen Timur dari kekuasaan kaum Muslim.

Terjadinya Perang Salib Pertama

Terjadinya Perang Salib Pertama


Selama perang salib itu, para ksatria, petani, dan hamba dari banyak negara Eropa Barat telah melaksanakan perjalanan darat dan laut, pertama ke Konstantinopel dan kemudian menuju Yerusalem. 

Setelah tiba di Yerusalem, para tentara salib telah melancarkan serangan atas kota tersebut dan merebutnya pada bulan Juli 1099. Mereka juga mendirikan negara-negara tentara salib yaitu: Kerajaan Yerusalem, County Tripoli, Kepangeranan Antiokhia, dan County Edessa.

Perang Salib Pertama lalu kemudian dilanjutkan dengan Perang Salib Kedua sampai Kesembilan. Peristiwa ini juga merupakan langkah besar pertama menuju pembukaan kembali perdagangan internasional sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat. 

Terjadinya Perang Salib Pertama utamanya berkaitan dengan Yerusalem, suatu kota yang tidak berada di bawah kekuasaan kaum Kristen selama 461 tahun, dan bala tentara salib menolak untuk mengembalikan tanah tersebut ke dalam kendali Kekaisaran Bizantium, maka status Perang Salib Pertama sebagai sesuatu yang sifatnya defensif atau agresif masih menjadi kontroversi sampai sekarang dalam sejarah.

Pada umumnya asal mula terjadinya Perang-perang Salib, dan khususnya Perang Salib Pertama, diperdebatkan secara luas di kalangan sejarawan. Perang-perang Salib paling sering dikaitkan dengan situasi sosial dan politik di Eropa pada abad ke-11, timbulnya suatu gerakan reformasi di dalam kepausan, juga konfrontasi keagamaan dan politik antara Kekristenan dan Islam di Eropa dan Timur Tengah. 

Kekristenan telah menyebar di seluruh Eropa, Afrika, dan Timur Tengah pada Abad Kuno Akhir, tetapi pada awal abad ke-8 kekuasaan kaum Kristen di Eropa dan Anatolia menjadi terbatas setelah  kaum Muslim mampu menaklukkan sebagian umat Kristiani.

Kekhalifahan Umayyah telah menaklukkan Suriah, Mesir, dan Afrika Utara dari Kekaisaran Bizantium yang sebagian besar didominasi kaum Kristen, serta Hispania dari Kerajaan Visigoth. Di Afrika Utara, Kekhalifahan Umayyah kemudian runtuh dan sejumlah kerajaan Muslim yang lebih kecil bermunculan, misalnya Aghlabiyyah yang menyerang Italia pada abad ke-9. 

Pisa, Genoa, dan Kepangeranan Catalunya mulai bertempur melawan berbagai kerajaan Muslim agar bisa menguasai Cekungan Mediterania, yang ditunjukkan dengan kampanye Mahdiya tahun 1087 serta pertempuran di Mallorca dan Sardinia.

Pada dasarnya, antara tahun 1096 dan 1011, bangsa Yunani Bizantium telah mengalami perang salib ini setibanya di Konstantinopel dalam tiga gelombang terpisah.

Pada awal musim panas tahun 1096, kelompok besar pertama yang sulit dikendalikan tiba di pinggiran Konstantinopel. Gelombang ini dikabarkan tidak disiplin dan tidak mempunyai perlengkapan yang layaknya suatu pasukan sebagaimana dicatat dalam Perang Salib Rakyat. 

Kelompok yang pertama ini sering disebut sebagai Perang Salib Rakyat atau Petani, dipimpin oleh Peter sang Pertapa dan Gautier Sans-Avoir serta tidak mengetahui ataupun menghormati keinginan-keinginan Kaisar Bizantium Alexios I Komnenos.

Gelombang kedua juga tidak berada di bawah komando sang Kaisar dan terdiri dari sejumlah pasukan dengan para komandan mereka masing-masing. Secara keseluruhan, kelompok ini dan gelombang pertama diperkirakan berjumlah 60.000.

Gelombang kedua dipimpin oleh Hugues I, Comte Vermandois, saudara Raja Philippe I dari Perancis. Selain itu dalam gelombang kedua juga ada Raymond IV, Comte Toulouse, dan pasukan dari Provença. "Adalah gelombang kedua para tentara salib ini yang kemudian melintasi Asia Kecil, merebut Antiokhia pada tahun 1098 dan akhirnya merebut Yerusalem pada tanggal 15 Juli 1099.

Gelombang ketiga, yang mana terdiri atas kontingen-kontingen dari Lombardia, Perancis, dan Bavaria, tiba di Yerusalem pada awal musim panas tahun 1101.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Perang Salib Pertama Rakyat atau Petani"