Militer dan Cara Peperangan Zaman Dinasti Song
Militer dan Cara Peperangan Zaman Dinasti Song - Pada masa Militer Song telah diatur sedemikian rupa supaya tidak bisa mengancam kekuasaan kaisar, yang kadang telah mengakibatkan berkurangnya efektivitas dalam perang. Dewan Militer Song Utara juga dilakukan oleh seorang kanselir, yang tidak mempunyai kuasa akan angkatan bersenjata kekaisaran.
Angkatan bersenjata kekaisaran juga dibagi di antara tiga marsekal, yang masing-masing bertanggung jawab kepada kaisar. Karena kaisar tidak memimpin kampanye militer secara langsung, kesatuan komando agak kurang. Jenderal yang telah berhasil seringkali dianggap juga sebagai ancaman bagi otoritas kekaisaran, dan seringkali juga dijatuhkan atau bakhan dihukum mati (seperti Li Gang, Yue Fei, dan Han Shizhong.
Meskipun tentara telah dipandang rendah oleh para pejabat, mereka juga bisa mendapatkan status dan martabat dengan menjadi perwira militer berpangkat tinggi yang telah memenangkan berbagai pertempuran. Pada waktu puncaknya, terdapat satu juta tentara di Dinasti Song, yang juga dibagi menjadi peleton berisi 50 tentara, kompi yang terdiri dari dua peleton, dan satu batalion yang berisi 500 tentara.
Tentara Militer Dinasti Song
Pembusur silang dipisah dari infanteri reguler dan ditempatkan dalam satuan mereka sendiri karena merupakan penembak yang efektif dalam menghadapi serangan kavaleri. Pemerintah gencar mensponsori rancangan busur silang baru yang mampu menjangkau jarak yang lebih jauh, sementara pembusur silang juga sangat penting saat menjadi penembak runduk jarak jauh. Kavaleri Song juga memakai berbagai macam senjata, seperti halberd, pedang, panah, tombak, dan ganjur api yang melontarkan ledakan api dari mesiu dan peluru shrapnel.
Strategi dan pelatihan militer juga dianggap sebagai ilmu yang bisa dipelajari dan disempurnakan; tentara diuji berdasarkan kemampuan penggunaan senjata dan atletik. Tentara juga dilatih agar bisa mengikuti sinyal untuk bergerak maju saat panji dilambaikan dan berhenti saat bel dan drum dibunyikan.
Angkatan laut Song juga berperan penting dalam konsolidasi kekaisaran pada abad ke-10; selama peperangan melawan Tang Selatan, angkatan laut Song juga menerapkan taktik seperti melindungi jembatan ponton yang besar di Sungai Yangtze untuk mengamankan pergerakan tentara dan persediaan. Di Dinasti Song terdapat beberapa kapal besar yang bisa mengangkut 1.000 tentara, sementara perahu kincir air dianggap sebagai perahu tempur yang sangat penting untuk memenangkan pertempuran laut.
Dalam peperangan pada 23 Januari 971, panah api besar yang telah ditembak oleh pemanah silang Dinasti Song mampu membinasakan korps gajah perang Han Selatan. Berkat kemenangan ini, Han Selatan mampu ditundukkan, dan korps gajah perang tidak lagi dipakai sebagai divisi reguler dalam angkatan bersenjata Tiongkok.
Terdapat 347 risalah militer yang ditulis pada masa Dinasti Song, seperti yang dicantumkan oleh teks sejarah Song Shi (disusun tahun 1345). Namun, hanya sedikit risalah yang masih bertahan, seperti Wujing Zongyao yang ditulis pada tahun 1044.
Risalah tersebut merupakan buku pertama yang mencantumkan formula untuk mesiu. Selain itu, Wujing Zongyao juga menyajikan rincian dan gambaran pelempar api pompa piston ganda, dan juga instruksi untuk merawat dan memperbaiki komponen dan peralatan yang dipakai.
Post a Comment for "Militer dan Cara Peperangan Zaman Dinasti Song"