Perjalanan Prabu Agung Resi Cakrabuana (950 M) Pendiri Kerajaan Sumedang
Perjalanan Prabu Agung Resi Cakrabuana (950 M) Pendiri Kerajaan Sumedang - Prabu Agung Resi Cakrabuana atau lebih dikenal Prabu Tajimalela telah dianggap sebagai pendiri berdirinya Kerajaan Sumedang. Pada waktu berdiri bernama Kerajaan Tembong Agung dengan ibu kota di Leuwihideung (sekarang Kecamatan Darmaraja). Dia memiliki tiga putra yaitu Prabu Lembu Agung, Prabu Gajah Agung, dan Sunan Geusan Ulun.
Dengan berdasarkan Layang Darmaraja, Prabu Tajimalela telah memberi perintah kepada kedua putranya (Prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung), yang satu telah menjadi raja dan yang lain menjadi wakilnya (patih). Tetapi keduanya tidak bersedia menjadi raja.
Oleh karena itu, Prabu Tajimalela memberikan ujian kepada kedua putranya jika kalah harus menjadi raja. Kedua putranya diperintahkan pergi ke Gunung Nurmala (sekarang Gunung Sangkanjaya). Keduanya diberi perintah harus bisa menjaga sebilah pedang dan kelapa muda (duwegan atau degan).
Mahkota Raja Sumedang
Tetapi, Prabu Gajah Agung karena sangat kehausan dia akhirnya membelah dan meminum air kelapa muda tersebut sampai dia dinyatakan kalah dan harus menjadi raja Kerajaan Sumedang Larang tetapi wilayah ibu kota harus mencari sendiri. Sedangkan Prabu Lembu Agung tetap di Leuwihideung, menjadi raja sementara yang biasa disebut juga Prabu Lembu Peteng Aji untuk sekadar memenuhi wasiat Prabu Tajimalela.
Setelah itu Kerajaan Sumedang Larang akhirnya diserahkan kepada Prabu Gajah Agung dan Prabu Lembu Agung menjadi resi. Prabu Lembu Agung dan para keturunannya tetap berada di Darmaraja. Sedangkan Sunan Geusan Ulun dan keturunannya tersebar di Limbangan, Karawang, dan Brebes.
Setelah Prabu Gajah Agung menjadi raja maka dari itu kerajaan dipindahkan ke Ciguling. Ia dimakamkan di Cicanting Kecamatan Darmaraja. Ia memiliki dua orang putra, pertama Ratu Istri Rajamantri, menikah dengan Prabu Siliwangi dan mengikuti suaminya pindah ke Pakuan Pajajaran.
Kedua Sunan Guling, yang melanjutkan menjadi raja di Kerajaan Sumedang Larang. Setelah Sunan Guling wafat kemudian dilanjutkan oleh putra tunggalnya yaitu Sunan Tuakan. Setelah itu kerajaan dipimpin oleh putrinya yaitu Nyi Mas Ratu Patuakan. Nyi Mas Ratu Patuakan memiliki suami yaitu Sunan Corenda, putra Sunan Parung, cucu Prabu Siliwangi (Prabu Ratu Dewata). Nyi Mas Ratu Patuakan memiliki seorang putri bernama Nyi Mas Ratu Inten Dewata (1530-1578), yang setelah dia wafat menggantikannya menjadi ratu dengan gelar Ratu Pucuk Umun.
Ratu Pucuk Umun menikah dengan Pangeran Kusumahdinata, putra Pangeran Pamelekaran, Ibunya Ratu Martasari atau Nyi Mas Ranggawulung, keturunan Sunan Gunung Jati dari Cirebon. Pangeran Kusumahdinata lebih dikenal dengan julukan Pangeran Santri karena berasal dari pesantren dan perilakunya yang sangat alim sopan santun dan berwibawa. Dengan perkawinan tersebut berakhirlah masa kerajaan Hindu di Sumedang Larang. Sejak itulah mulai menyebarnya agama Islam di wilayah Sumedang Larang.
Post a Comment for "Perjalanan Prabu Agung Resi Cakrabuana (950 M) Pendiri Kerajaan Sumedang"